Testosteron adalah hormon yang sangat berpengaruh terhadap seorang pria. Hormon ini berperan dalam banyak hal terkait perkembangan seksual seperti perubahan suara hingga dorongan seksual. Hormon yang juga disebut hormon maskulin ini juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara umum. Menurunnya kadar testosteron dapat meningkatkan beberapa risiko kesehatan.
Seiring bertambahnya usia, kadar testosteron seorang pria dapat berkurang. Maka dari itu, penting untuk mengetahui bahan makanan yang dapat meningkatkan kadar testosteron.
Apa saja?
- Ikan Berlemak
Ikan yang mengandung lemak seperti sarden dan salmon mengandung banyak zat penting untuk kesehatan. Beberapa contohnya yaitu vitamin D, seng, dan omega-3.
Beberapa zat tersebut diketahui berperan besar dalam mempertahankan kadar testosteron agar normal.
Selain itu, ada studi yang menunjukkan bahwa pria yang memiliki kadar vitamin D rendah di dalam tubuhnya memiliki kadar testosteron yang lebih rendah juga daripada pria yang memiliki kadar vitamin D yang cukup.
Hal ini saling berhubungan karena vitamin D berperan dalam kesehatan sistem reproduksi pria.
- Produk Biji Kakao
Produk biji kakao mengandung tinggi magnesium dan flavonoid. Kedua zat ini penting bagi testosteron.
Sebuah studi menunjukkan bahwa dua jenis flavonoid, quercetin dan apigenin, berperan dalam produksi testosteron di dalam testis. Dimana, 95% testosteron pria diproduksi di organ ini.
Namun, bukan sembarang produk biji kakao yang bisa dikonsumsi. Sebaiknya pilih produk kakao yang mengandung sedikit gula atau tidak mengandung gula sama sekali.
Contohnya cokelat hitam/dark chocolate.
- Buah Beri
Buah beri mengandung tinggi flavonoid yang berguna bagi kesehatan testis yang bertanggungjawab dalam produksi hormon testosteron.
Selain itu, buah beri juga bermanfaat untuk mencegah inflamasi yang diakibatkan oleh obesitas. Dimana, obesitas adalah salah satu faktor risiko dari menurunnya kadar testosteron.
- Sayuran Berdaun Gelap
Sayuran berdaun gelap seperti bayam, kale, dan lain-lain mengandung berbagai jenis mineral di dalamnya. Salah satunya yaitu magnesium.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, magnesium adalah mineral yang berperan penting dalam produksi hormon testosteron di dalam tubuh.
Magnesium dapat mencegah tingginya kadar radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas inilah yang dapat menganggu kadar testosteron di dalam tubuh.
Sebuah studi di Taiwan menunjukkan, pria yang konsumsi sayuran hijaunya rendah memiliki kadar testosteron yang juga lebih rendah.
- Telur
Telur juga merupakan makanan yang bagus bagi kesehatan testosteron. Telur, terutama bagian kuningnya, mengandung lemak, protein, dan selenium. Selenium adalah mineral yang bisa berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan uji menunjukkan jika selenium dapat membantu menjaga produksi testosteron. Meskipun demikian, studi-studi lain yang melibatkan manusia juga menunjukkan hasil yang sama. Namun masih tetap diperlukan penelitian yang lebih banyak untuk mengetahui peran selenium dalam produksi testosteron secara pasti. Terutama penelitian yang melibatkan manusia.
- Alpukat
Alpukat adalah buah yang terkenal akan kandungan lemaknya yang tinggi. Namun, bukan sembarang lemak yang terkandung di dalamnya.
Alpukat mengandung lemak tak jenuh sehat yang justru dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Ditambah lagi, alpukat juga mengandung mineral seperti magnesium dan boron.
Kedua mineral tersebut terlibat dalam menjaga kadar testosteron di dalam tubuh.
- Kerang
Selain ikan, kerrang juga terlibat dalam kesehatan kadar testosteron.
Kerang mengandung seng, selenium, dan omega-3 yang semuanya bagus bagi testosteron.
- Daging Merah
Daging merah mengandung seng. Sebuah mineral yang berperan penting dalam produksi testosteron. Selain itu, daging merah juga dikenal sebagai makanan sumber protein yang terlibat dalam pembentukan massa otot dan bisa membantu meningkatkan kadar testosteron.
Meski begitu, konsumsi daging merah tetap perlu diperhatikan agar konsumsinya tidak berlebih. Konsumsi daging merah terlalu sering justru akan membawa dampak negatif bagi tubuh seperti penyakit jantung, misalnya.
Penulis: I Putu Febrian Andira Putra, S.Gz., Editor: Ulfa Ratriana, S.Gz.,