Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Alokasikan Dana Rp10.000 Per Porsi: Apa Kata Ahli gizi?

Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan untuk anggaran program MBG (makan bergizi gratis) yakni sebesar Rp10 ribu per porsinya. Pada awalnya anggaran untuk MBG adalah sebesar Rp15 ribu, tetapi terdapat pengurangan untuk penyesuaian anggaran dari pusat. 

Prabowo menyampaikan hal tersebut di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 29 November 2024. Presiden ke-8 mengatakan bahwa program makan bergizi gratis merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini juga banyak menggandeng stakeholder mulai dari pusat hingga ke daerah. 

Apakah Badan Gizi Nasional Berperan dalam Program MBG ini?

Presiden Prabowo Subianto umumkan Program Makan Bergizi Gratis (sumber: setkab.go.id)

Dilansir dari AntaraNews, Badan Gizi Nasional (BGN) akan menempatkan seorang ahli gizi yang memiliki tugas untuk memastikan komposisi nutrisi sesuai dengan standar gizi nasional di setiap daerah. Namun, Dadan selaku Kepala BGN juga menyampaikan bahwa penentuan menu makan bergizi bukan tugas BGN secara langsung, melainkan ahli gizi di masing-masing pelayanan. 

Badan Gizi Nasional telah menargetkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menjangkau 82,9 juta jiwa di tahun 2027. Dan pemerintah akan memulai pilot project ke seluruh wilayah Indonesia pada Desember 2024. 

Kemudian direncanakan pada Januari 2025 pemerintah telah menjalankan program ini secara masif mulai dari 923 titik. Titik-titik tersebut akan terus berkembang menjadi 2.000 titik pelaksanaan program pada Bulan April 2024, kemudian direncanakan berkembang lebih luas menjadi 5.000 titik pada Juli-Agustus.

Apa kata Ahli Gizi terhadap Kebijakan Baru pada Program MBG ini?

Dilansir dari Media Indonesia.com, seorang ahli gizi dalam komunitas Tan Shot Yen mengaku sudah tidak menaruh harapan terhadap program ini. Apalagi pada awalnya program ini bertujuan untuk memenuhi gizi anak-anak. 

Tidak hanya itu, Ia pun menyoroti beberapa uji coba program yang dilakukan di beberapa daerah, di uji coba itu anak-anak diberi susu kemasan mengandung gula tinggi. Padahal, minuman tinggi gula ini justru harus dihindari oleh anak-anak. 

Bukan hanya itu, seorang ahli gizi dari IPB University bernama Ali Khomsan juga mengungkapkan anggaran Rp10 ribu dalam program Makan Bergizi Gratis untuk anak balita dan ibu hamil tentu tidak akan cukup. Ali justru menyarankan agar pemerintah cukup berfokus untuk mengalokasikan dana tersebut ke lauk-pauk saja. 

Pemerintah dapat fokus menyediakan lauk seperti telur, daging ayam, ikan atau susu secara bergantian. Sementara nasi dan sayur dapat diusahakan dari keluarga mereka sendiri. 

Menurutnya, umumnya, keluarga dengan ekonomi rendah tidak mampu memenuhi lauk hewani karena dianggap mahal. 

Apakah Penerapan Subsidi Silang Dapat Menjadi Alternatif dalam Program MBG ini?

Toto Sudargo selaku Ahli gizi dari UGM menilai berapapun anggaran yang dikeluarkan, program MBG ini adalah program yang memiliki tujuan baik. Menurut Toto, anggaran Rp10.000 per porsi juga tetap mampu mencukupi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, dengan catatan program tersebut dikelola dengan baik. 

Menurutnya, anggaran Rp 10.000 per anak sekilas terlihat sangat sedikit. Namun, nominal tersebut dapat dikatakan cukup dengan menerapkan subsidi silang, mengingat karena program ini juga menyasar ke anak-anak.

Dalam konteks program MBG, melihat kebutuhan gizi dan porsi makan anak-anak yang bervariasi, subsidi silang ini dapat disesuaikan dengan jenjang pendidikan mereka. Contohnya, anak-anak di jenjang Sekolah Dasar dimungkinkan cukup dengan anggaran Rp5.000-Rp 7.500 saja. Berbeda dengan porsi SMP atau SMA yang lebih banyak dari porsi anak SD. 

Kelebihan anggaran dari alokasi dana untuk anak-anak SD tersebut lantas dapat digunakan untuk menutup kebutuhan gizi siswa di jenjang pendidikan lebih tinggi.

Baca juga: Apakah Program Makan Siang Gratis Adalah Solusi Tepat Meningkatkan Konsumsi Protein di Indonesia?

Editor: Rheinhard, S.Gz., RD

Sumber artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *