One Meal A Day: Solusi Menurunkan Berat Badan, Ide Bagus atau Bahaya bagi Kesehatan?

Konsep One Meal A Day (OMAD) semakin banyak dikenal dan digunakan banyak khalayak. Diet ini mendorong seseorang untuk mengonsumsi satu kali makan besar dalam sehari, sementara sisa waktu digunakan untuk berpuasa. Namun, apakah OMAD benar-benar sehat? Dalam artikel ini, kita akan membahas sisi pro dan kontra serta bahayanya, terutama dari segi keseimbangan gizi.

Apa Itu OMAD?

OMAD adalah bentuk ekstrem dari pola makan intermittent fasting, yaitu dengan membatasi asupan makanan hanya dalam satu jam setiap harinya. Selama satu kali makan ini, pelaku diet diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisinya, termasuk energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral, sementara 23 jam sisanya dihabiskan untuk berpuasa. Metode ini sering kali menarik bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat karena prinsipnya yang sederhana yaitu menciptakan defisit kalori.

Namun, karena waktu makan yang sangat terbatas, sangat dikhawatirkan menu satu kali makan ini tidak mencakup semua kebutuhan gizi hariannya. Maka dari itu pola makan ini dianggap terlalu ekstrem, terutama bagi yang memiliki gaya hidup aktif, pekerjaan berat, atau kondisi kesehatan tertentu yang memerlukan pola makan teratur. Meski beberapa pendukung mengklaim bahwa OMAD menawarkan manfaat seperti peningkatan pembakaran lemak dan pengaturan kadar insulin, risiko kekurangan nutrisi dan efek jangka panjangnya tidak bisa diabaikan.

Kekhawatiran dari Segi Gizi

1. Ketidakseimbangan Energi 

Tubuh membutuhkan energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika asupan energi tidak mencukupi karena keterbatasan waktu makan, tubuh akan menggunakan cadangan energi dari lemak dan otot. Hal ini mungkin terlihat menguntungkan bagi penurunan berat badan, tetapi dalam jangka panjang dapat merusak metabolisme dan menyebabkan kelelahan kronis.

2. Asupan Protein yang Tidak Optimal 

Protein adalah komponen penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Dalam pola OMAD, konsumsi protein sering kali tidak mencukupi karena sulit mengonsumsi jumlah yang dibutuhkan tubuh dalam satu kali makan. Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan massa otot, terutama jika diet ini dilakukan dalam jangka panjang.

3. Gangguan pada Sistem Pencernaan 

Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, sakit perut, dan sembelit. Sistem pencernaan manusia dirancang untuk bekerja secara bertahap, sehingga beban makan dalam jumlah besar sekaligus dapat menjadi tantangan bagi tubuh.

4. Kekurangan Mikronutrien 

Diet OMAD membuat tubuh sulit mendapatkan cukup mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang penting untuk fungsi tubuh. Bayangkan, dalam satu kali makan, seseorang harus mencukupi kebutuhan kalsium, zat besi, vitamin C, vitamin D, dan berbagai nutrisi lainnya. Kekurangan nutrisi ini dapat memengaruhi kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, serta energi harian.

Pro dan Kontra OMAD

One Meal A Day (OMAD) bisa menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan secara cepat. Beberapa orang melaporkan keberhasilan dalam menurunkan berat badan, mengatur kadar insulin, serta meningkatkan fokus dan energi. Pendekatan ini memungkinkan tubuh untuk lebih efisien dalam membakar lemak, dan dapat memberikan hasil yang cepat dalam waktu singkat bagi sebagian orang.

Namun, OMAD juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Diet ini bisa mengarah pada kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin dan mineral, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti anemia dan gangguan hormon. Selain itu, OMAD tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti wanita hamil, menyusui, atau orang dengan gangguan makan. Meskipun efektif bagi sebagian orang, efek samping dari kekurangan gizi dapat berbahaya jika dilakukan tanpa pengawasan yang tepat.

Bahaya Jangka Panjang

1. Penurunan Fungsi Metabolisme 

Diet ekstrem seperti OMAD dapat memperlambat metabolisme tubuh. Ketika tubuh terus-menerus kekurangan asupan energi, ia akan beradaptasi dengan menurunkan tingkat metabolisme basal. Hal ini membuat proses penurunan berat badan menjadi semakin sulit dari waktu ke waktu.

2. Risiko Gangguan Hormonal 

Puasa berkepanjangan dapat mempengaruhi hormon, terutama pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur, gangguan kesuburan, dan penurunan hormon tiroid adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat kekurangan energi dan nutrisi.

3. Kesehatan Mental 

OMAD dapat memengaruhi kesehatan mental karena tekanan untuk makan dalam waktu terbatas. Selain itu, rasa lapar yang terus-menerus dapat menyebabkan suasana hati buruk, kecemasan, dan stres. Dalam beberapa kasus, pola makan ini juga dapat memicu gangguan makan seperti binge eating.

OMAD mungkin terlihat sebagai solusi cepat untuk menurunkan berat badan, tetapi risiko yang ditimbulkannya tidak dapat diabaikan. Kekurangan nutrisi, gangguan metabolisme, dan dampak psikologis menjadikannya pola makan yang tidak ideal untuk sebagian besar orang. Diet yang sehat adalah diet yang seimbang, mencakup berbagai jenis makanan, dan dapat dilakukan secara konsisten tanpa merugikan kesehatan.

Sebelum mencoba OMAD atau diet ekstrem lainnya, konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan untuk memastikan kebutuhan nutrisi tubuh Anda tetap terpenuhi. Keseimbangan gizi dan kesehatan jangka panjang selalu menjadi prioritas utama.

Baca juga: Bisakah Buah Menjadi Sumber Energi untuk Memulai Hari?

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Refrensi :

  1. Is Eating One Meal a Day a Safe and Effective Way to Lose Weight? – Healthline
  2. What is the OMAD diet? Is one meal a day actually good for weight loss? And is it safe? – The conversation 
  3. Mengenal Diet OMAD, Makan Sekali dalam Sehari dan Efeknya Bagi Kesehatan – AI Care
  4. Mengenal Diet One Meal A Day yang Viral di TikTok, Versi Ekstrem Intermittent Fasting – Liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *