Masyarakat lokal Kalimantan punya kebiasaan unik mengunyah suatu daun saat mengalami gangguan kesehatan saluran pencernaan seperti diare. Ternyata waktu diselidiki, mereka sedang mengunyah, seperti “menyirih”, daun obat khas pulau Kalimantan yang dinamakan daun Kratom.
Nah, sudah pernah dengarkah ApleFriends tentang daun kratom? Apa saja manfaatnya dan apakah benar tanaman ini berbahaya karena punya efek narkotik? Ikut MinDip mengupas faktanya!
Menguak Daun Kratom: Emas dari Pelosok
Dikutip dari Tempo, Kratom dengan nama latin Mitragyna speciosa merupakan tanaman endemik yang tumbuh di sejumlah daerah Kalimantan dengan tanah yang sedikit basah. Tumbuhan ini juga ditemukan di Thailand, Malaysia, dan Papua Nugini. Dengan tinggi dapat mencapai 15 meter, kratom berbentuk pohon perdu yang punya daun hijau dan mengkilap.
Pemakaian daun kratom secara general untuk meningkatkan gairah dan stamina tubuh. Di Kalimantan, tercatat mulai dari abad 19, daun kratom dimanfaatkan untuk meringankan diare, lelah, nyeri otot, menurunkan tekanan darah tinggi, meredakan nyeri, mengatasi gangguan tidur dan cemas, antidiabetes, dan antimalaria.
Bahkan, di Malaysia sekitar tahun 1800 an, kratom digunakan sebagai obat pengganti kecanduan opium. Deretan manfaat senyawa aktif yang dikandung daun kratom, menjadikannya komoditi ekspor yang menjanjikan.
Baru-baru ini Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyetujui pelepasan ekspor perdana daun kratom dari Pontianak, Kalimantan Barat, sebanyak 351 ton produk atau setara dengan Rp 17 Miliar. Potensi daun kratom yang besar dalam dunia medis tentunya menjadi sumber “tambang emas” yang baru bagi Indonesia.

Namun, bagaimana pemanfaatan daun kratom serta apa tanggapan pemerintah terhadap potensi daun kratom terkait keamanan pangan?
Bagaimana daun kratom mempengaruhi kerja otak dan sistem saraf?
Dua komponen utama terkandung dalam daun kratom adalah mitragynine dan 7-OH-mitragynine. Keduanya bekerja pada reseptor yang sama dengan senyawa aktif pada opium pada sistem saraf otak. Sehingga punya efek yang mirip kepada sistem kerja tubuh saat mengkonsumsi opium.
Tak hanya itu, kedua senyawa aktif ini juga mempengaruhi keseimbangan sistem kimia yang melibatkan hormon penting seperti serotonin dan dopamin. Perasaan seperti rileks dan nyaman, diikuti dengan euforia pada konsumsi dosis yang tinggi, dapat timbul dikarenakan senyawa aktif mitraginin pada daun kratom. Efek samping ini diperparah bila konsumsi dilakukan dalam jangka panjang karena disertai dengan gejala ketergantungan.
Apakah daun Kratom aman dikonsumsi?
Berdasarkan informasi terbaru dari US Food and Drug Association (FDA), penggunaan kratom belum disetujui secara legal di pasar Amerika. Efek serius terkait kesehatan termasuk keracunan hati, kejang, sampai kecanduan dan kematian, merupakan dampak yang dapat terjadi.
Kratom menurut United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) masih diklasifikasikan sebagaI zat psikoaktif baru dengan regulasi belum jelas, maka penggunaan dan penanganan kratom perlu menjadi perhatian. Badan Narkotika Nasional pun memasukkan kraton sebagai narkotika golongan I menurut Undang-undang no 35 tahun 2009.
Rekomendasi ini pun diikuti dengan keputusan Badan POM RI dalam surat keputusan HK.00.05.23.3644 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan bahwa daun kratom dikategorikan sebagai bahan terlarang dalam suplemen makanan, kandungan obat tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Saat ini masih terbatas penelitian yang dapat membuktikan dampak keseluruhan daun kratom terhadap kesehatan tubuh manusia.
Jadi, ApleFriends, dari contoh kasus daun kratom ini, kita dapat belajar bahwa kita harus berhati-hati dalam menggunakan bahan alam yang memang secara tradisional banyak digunakan oleh masyarakat lokal. Namun, dengan banyaknya media sumber informasi, kita sebagai konsumen diharapkan dapat semakin bijak mendapatkan informasi sebelum mengkonsumsi bahan tertentu dari alam.
Baca juga: Jamu Beras Kencur: Minuman Herbal Tradisional yang Kaya Manfaat
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- Serba-serbi Tanaman Kratom: Asal-usul Hingga Jadi Salah Satu Fokus Jokowi – Tempo
- Pelepasan Ekspor Perdana Produk Kratom ke Mancanegara – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
- FDA and Kratom – FDA
- Kratom: Unsafe and ineffective – Mayo Clinic