“Stroke bukan hanya soal usia, tetapi soal ritme hidup yang diabaikan.” Pernyataan ini bukan sekadar refleksi medis, melainkan peringatan yang semakin relevan di tengah gaya hidup modern. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), angka penderita stroke terus meningkat secara global. Di Indonesia, stroke bahkan menjadi penyebab kematian nomor satu berdasarkan data Riskesdas 2018. Namun, di balik statistik yang mengkhawatirkan, terdapat celah pencegahan yang kerap terlewat: kebiasaan setelah jam 5 sore.
Penelitian yang dikutip oleh Momsmoney menunjukkan bahwa empat kebiasaan umum di malam hari dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Bukan karena aktivitas ekstrem, melainkan karena pola yang tampak sepele namun berdampak besar pada sistem kardiovaskular.
1. Makan Larut Malam dan Gangguan Ritme Sirkadian
Tubuh memiliki jam biologis yang mengatur metabolisme, tekanan darah, dan hormon. Ketika makan dilakukan terlalu larut, terutama setelah pukul 21.00, ritme ini terganggu. Michelle Routhenstein, MS, RD, CDCES, ahli gizi spesialis jantung, menjelaskan bahwa “makan larut malam dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh dan berdampak negatif pada tekanan darah serta metabolisme.” Akumulasi gangguan ini, jika berlangsung terus-menerus, dapat memicu kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
Penelitian dari Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism juga menunjukkan bahwa makan malam larut dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah malam hari dan resistensi insulin, dua faktor utama dalam patogenesis stroke iskemik.
2. Alkohol Menjelang Tidur dan Peradangan Sistemik
Minuman beralkohol kerap dianggap sebagai penutup hari yang menenangkan. Namun, efeknya terhadap sistem vaskular justru sebaliknya. Dr. Troy Alexander-El, spesialis penyakit dalam, menyebut bahwa “alkohol dapat meningkatkan peradangan dan merusak sel.” Studi dari Lancet Neurology menemukan bahwa konsumsi alkohol sedang hingga tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko stroke, terutama pada individu dengan tekanan darah tinggi atau gangguan metabolik.
Mengganti konsumsi alkohol malam hari dengan teh herbal atau air putih bukan hanya pilihan bijak, tetapi juga langkah preventif yang berdampak langsung pada kesehatan pembuluh darah.
3. Bermalas-malasan dan Bahaya Gaya Hidup Pasif
Setelah seharian bekerja, tubuh memang membutuhkan istirahat. Namun, terlalu banyak duduk atau berbaring di malam hari, terutama setelah aktivitas pasif sepanjang hari, dapat memperburuk sirkulasi darah. Studi besar yang dikutip oleh Momsmoney menunjukkan bahwa individu di bawah usia 60 tahun yang menghabiskan lebih dari 8 jam sehari untuk aktivitas pasif seperti menonton TV atau berselancar di internet memiliki risiko stroke 3,5 kali lebih tinggi.
Berjalan kaki selama 20 menit setelah makan malam terbukti membantu pencernaan dan mengoptimalkan kontrol gula darah. Meta-analisis dari Stroke Journal menyebut bahwa peningkatan kecepatan berjalan sebesar 0,66 mil per jam dapat menurunkan risiko stroke hingga 13%.
4. Begadang dan Ketidakseimbangan Tidur
Tidur bukan hanya soal durasi, tetapi juga soal konsistensi. Begadang atau tidur terlalu lama sama-sama berdampak buruk bagi kesehatan otak. Meta-analisis yang dikutip oleh Momsmoney menunjukkan bahwa tidur kurang dari 5 jam per malam meningkatkan risiko stroke sebesar 33%, sementara tidur lebih dari 8 jam meningkatkan risiko hingga 71%.
Menjaga waktu tidur yang konsisten, termasuk di akhir pekan, menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan hormonal dan tekanan darah. Penelitian dari Sleep Medicine Reviews menegaskan bahwa gangguan tidur kronis berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan peningkatan risiko trombosis.
Menata Ulang Sore Hari Demi Pembuluh Darah yang Sehat
Sore hari bukan hanya waktu transisi menuju malam, tetapi juga momen krusial dalam menjaga kesehatan pembuluh darah. Empat kebiasaan yang tampak ringan seperti makan larut, minum alkohol, bermalas-malasan, dan begadang—ternyata memiliki dampak sistemik yang tidak bisa diabaikan.
Pencegahan stroke bukanlah proyek besar yang membutuhkan alat medis canggih. Ia dimulai dari keputusan kecil yang diulang setiap hari. Menata ulang sore hari dengan kesadaran dan disiplin bukan hanya soal menghindari penyakit, tetapi tentang merawat tubuh agar tetap mampu menjalani hidup dengan utuh.
Baca Juga: 3 Tanda Penyumbatan Pembuluh Darah di Mata yang Berbahaya!
Referensi
- Diet and Nutrition in Cardiovascular Disease Prevention (2025), European Journal of Preventive Cardiology
- Metabolic Effects of Late Dinner in Healthy Volunteers—A Randomized Crossover Clinical Trial (2020), Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism
- Alcohol Intake as a Risk Factor for Acute Stroke (2022), Neurology
- The Link between Sleep Duration and Stroke Risk (2025), Brain Circulation