Dalam tubuh kita, terdapat triliunan mikroorganisme yang hidup berdampingan, terutama di saluran pencernaan. Mereka dikenal sebagai mikrobiota usus, dan penelitian modern menunjukkan bahwa mikrobiota ini bukan hanya sekedar “penumpang” dalam tubuh manusia, melainkan memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan fisik dan mental.
Yang mengejutkan, pola makan kita sehari-hari adalah penentu utama dari kondisi mikrobiota ini. Lantas, bagaimana sebenarnya hubungan antara makanan yang kita konsumsi dan flora mikroba di usus kita?
Apa Itu Mikrobiota Usus?
Mikrobiota usus adalah kumpulan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan archaea) yang hidup di dalam saluran cerna, terutama di usus besar. Dalam satu tubuh manusia, jumlah mikroba ini bahkan melebihi jumlah sel manusia itu sendiri.
Mikrobiota memiliki fungsi fisiologis yang krusial, seperti:
- Membantu pencernaan serat dan senyawa kompleks
- Mensintesis vitamin (seperti vitamin K dan B12)
- Mengatur sistem kekebalan tubuh
- Melindungi usus dari bakteri patogen
- Berperan dalam metabolisme lemak dan glukosa
- Mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental melalui gut-brain axis
Makanan sebagai Penentu Kesehatan Mikrobiota
1. Diet Tinggi Serat = Mikrobiota Bahagia
Serat dari sayur, buah, dan biji-bijian adalah makanan utama bagi mikroba usus baik. Serat ini akan difermentasi oleh bakteri menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti butirat, asetat, dan propionat yang berfungsi sebagai:
- Anti-inflamasi alami
- Sumber energi bagi sel-sel usus
- Penjaga keseimbangan pH usus
Dilansir dari penelitian Makki et al. (2018) menjelaskan bahwa konsumsi serat pangan sangat meningkatkan diversitas dan stabilitas mikrobiota usus.
2. Probiotik: Bakteri Baik dari Makanan Fermentasi
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bermanfaat jika dikonsumsi dalam jumlah cukup. Sumber alami probiotik meliputi:
- Yogurt dan kefir
- Kimchi dan sauerkraut
- Tempe dan tape
- Kombucha
Probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota, terutama setelah penggunaan antibiotik atau saat terjadi gangguan pencernaan.
3. Prebiotik: Makanan Favorit Mikroba
Berbeda dengan probiotik, prebiotik adalah jenis serat non-cerna yang menjadi makanan utama mikrobiota baik. Contohnya: inulin, FOS (fructooligosaccharides), dan GOS (galactooligosaccharides).
Sumber prebiotik: pisang, bawang putih, bawang merah, asparagus, dan kacang-kacangan.
4. Efek Negatif Makanan Ultra-Proses
Makanan tinggi gula, lemak trans, pengawet, dan rendah serat dapat mengganggu keseimbangan microbiota (dysbiosis). Akibatnya:
- Peningkatan permeabilitas usus (leaky gut)
- Inflamasi sistemik
- Peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit autoimun
Penelitian oleh Zmora et al. (2018) menyebutkan bahwa diet Barat modern (western diet) secara signifikan mengurangi keberagaman mikrobiota usus.
Mikrobiota Usus dan Penyakit Modern
Keseimbangan mikrobiota (eubiosis) penting untuk mencegah berbagai penyakit. Ketidakseimbangan (dysbiosis) dikaitkan dengan:
Gangguan | Penjelasan Singkat |
Obesitas & Diabetes Tipe 2 | Dysbiosis dapat meningkatkan endotoksin dan inflamasi memicu resistensi insulin |
IBS & IBD | Kondisi seperti Irritable Bowel Syndrome sering melibatkan mikrobiota yang terganggu |
Depresi dan Kecemasan | Gut-brain axis: mikrobiota mempengaruhi neurotransmitter seperti serotonin |
Alergi dan Autoimun | Ketidakseimbangan mikrobiota berkontribusi pada reaksi imun yang berlebihan |
Strategi Meningkatkan Kesehatan Mikrobiota Usus
Berikut beberapa langkah yang bisa kamu terapkan:
- Perbanyak makan sayur, buah, dan biji-bijian
- Konsumsi makanan fermentasi secara rutin
- Batasi makanan olahan, tinggi gula, dan rendah serat
- Hindari penggunaan antibiotik tanpa pengawasan dokter
- Kelola stres dan jaga kualitas tidur
- Aktif bergerak (olahraga ringan juga berpengaruh pada mikrobiota)
Kesehatan usus adalah fondasi dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mikrobiota yang seimbang berkontribusi tidak hanya pada sistem pencernaan, tetapi juga sistem imun, metabolisme, dan bahkan suasana hati. Dan kabar baiknya makanan sehari-hari adalah alat utama kita untuk merawatnya.
Mulai dari sarapan esok hari, yuk berikan “makanan sehat” untuk mikrobiota usus. Karena usus yang bahagia, berarti tubuh yang sehat!
Baca Juga : Dari Usus ke Ovarium: Peran Mikrobiota Usus dalam PCOS
Referensi
- The Impact of Dietary Fiber on Gut Microbiota in Host Health and Disease (2018), Cell Host & Microbe
- You are what you eat: diet, health and the gut microbiota (2018), Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology
- The Microbiota-Gut-Brain Axis (2018), Physiological Reviews
Editor: Eka Putra Sedana