“Tren minuman manis di kalangan anak muda kini mulai menimbulkan kekhawatiran, khususnya di Cilacap. Di balik gaya hidup kekinian dengan segelas boba, kopi susu, hingga minuman energi, tersimpan ancaman serius terhadap kesehatan ginjal generasi muda,” ujar dr. Iip Pamuji dari RSUD Cilacap.
Pernyataan itu bukan sekadar peringatan medis, melainkan cerminan dari realitas yang semakin akrab di kalangan usia produktif. Minuman yang tampak menyegarkan dan menjadi bagian dari gaya hidup harian ternyata menyimpan risiko yang tidak kecil. Ginjal, organ yang bekerja tanpa henti menyaring racun dan menjaga keseimbangan cairan tubuh, sering kali menjadi korban dari kebiasaan yang tampak sepele.
1. Minuman Bersoda dengan Gula Tinggi yang Membebani
Segelas soda dingin di siang hari memang menggoda. Namun, kandungan gula yang sangat tinggi dalam soda membuat ginjal bekerja ekstra keras. Belum lagi asam fosfat yang terkandung di dalamnya, yang bisa memicu kerusakan ginjal jangka panjang jika dikonsumsi terus-menerus. Sensasi segar yang ditawarkan soda hanyalah ilusi, sementara di dalam tubuh, ginjal berjuang menyaring zat-zat yang tidak dibutuhkan.
2. Minuman Energi yang Mengganggu Filtrasi
Minuman energi sering kali dikonsumsi untuk mengejar produktivitas. Namun, kandungan kafein dan stimulan lainnya bisa meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung. Ginjal yang terus-menerus terpapar zat ini akan mengalami penurunan fungsi filtrasi, terutama jika dikombinasikan dengan dehidrasi dan kurang tidur.
3. Kopi Susu Kekinian dan Boba yang Menjadi Gaya Hidup
Kopi susu kekinian dan minuman boba bukan hanya tren, tetapi juga jebakan. Konsumsi minuman manis kemasan yang tinggi gula dan rendah serat menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus gangguan ginjal di kalangan Gen Z. Banyak yang tidak menyadari bahwa satu gelas kopi susu bisa mengandung lebih dari 30 gram gula, angka yang melebihi batas harian yang direkomendasikan WHO.
4. Jus Buah Kemasan yang Tertutup oleh Gula Tambahan
Jus buah kemasan sering dianggap sehat. Namun, banyak produk jus yang mengandung gula tambahan dan pengawet yang memperberat kerja ginjal. Tanpa serat alami dari buah, jus hanya menjadi cairan manis yang cepat diserap dan memicu lonjakan glukosa darah. Ginjal pun harus bekerja keras untuk menyeimbangkan elektrolit dan membuang kelebihan gula.
Menyegarkan di Lidah, Menyiksa di Dalam
Ginjal bukan hanya penyaring, tetapi penjaga keseimbangan tubuh. Minuman yang tampak menyegarkan bisa menjadi beban berat jika dikonsumsi tanpa kontrol. Bagi pembaca yang hidup dalam ritme cepat dan penuh tuntutan, menjaga ginjal bukan soal larangan, tetapi soal pilihan. Memilih air putih, membatasi gula, dan memahami kandungan minuman adalah langkah kecil yang bisa menyelamatkan organ besar.
Karena dalam tubuh yang bersih, produktivitas bukan hanya angka, tetapi kualitas hidup yang lebih panjang dan bermakna.
Baca Juga: Benarkah Penyakit Ginjal Kronis Berisiko Menyebabkan Anemia?
Referensi
- Sugar- And Artificially-Sweetened Beverages And The Risks Of Chronic Kidney Disease: A Systematic Review And Dose–Response Meta-Analysis (2021), Journal of Nephrology
- Sugary Beverages Intake and Risk of Chronic Kidney Disease: The Mediating Role of Metabolic Syndrome (2024), Frontiers in Nutrition
- Patterns of Beverages Consumed and Risk of Incident Kidney Disease (2018), Clinical journal of the American Society of Nephrology : CJASN