Di tengah kekhawatiran global terhadap mikroplastik dan nanoplastik yang masuk ke tubuh melalui makanan dan udara, muncul kebutuhan akan agen pelindung. Tidak hanya efektif, tetapi juga mudah diakses.
Kayu manis, yang dikenal dengan aroma khas dan rasa hangatnya. Ternyata menyimpan senyawa aktif seperti sinamaldehida, asam sinamat, dan minyak atsiri. Sementara bacang, kerabat dekat mangga yang tumbuh subur di Asia Tenggara mengandung flavonoid, vitamin C, dan senyawa fenolik. Semua zat tersebut berperan sebagai antioksidan kuat.
Rempah yang Menenangkan dan Melindungi
Dalam publikasi resmi Kementerian Pertanian, kayu manis mengandung senyawa bioaktif yang mampu menghambat peradangan dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Sinamaldehida, komponen utama dalam minyak atsiri kayu manis, bekerja dengan cara menstabilkan membran sel dan mengurangi produksi radikal bebas.
Efek ini tidak hanya bermanfaat bagi sistem imun, tetapi juga bagi jaringan otak dan hati yang rentan terhadap stres lingkungan. Dalam konteks paparan nanoplastik, kayu manis berpotensi menjadi agen pelindung yang memperkuat integritas sel dan mencegah mutasi genetik akibat kontaminan mikroskopis.
Buah Tropis yang Kaya Antioksidan
Bacang (Mangifera foetida), meski kurang populer dibanding mangga, memiliki profil nutrisi yang tidak kalah menarik. Kandungan flavonoid dan vitamin C dalam bacang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas dan memperkuat sistem pertahanan sel. Menurut laporan ilmiah, ekstrak bacang menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan dalam uji laboratorium terhadap sel yang terpapar nanoplastik.
Selain itu, bacang juga mengandung senyawa fenolik yang membantu memperbaiki kerusakan DNA dan mempercepat regenerasi sel. Dalam jangka panjang, konsumsi buah ini bisa menjadi bagian dari strategi nutrisi untuk mencegah penyakit degeneratif seperti kanker dan gangguan neurodegeneratif.
Menemukan Pelindung Sel di Dapur Tropis
Kayu manis dan bacang bukan hanya bahan masakan atau buah musiman. Di balik aroma dan rasa yang khas, tersembunyi potensi besar sebagai pelindung sel dari ancaman lingkungan modern. Ketika stres, dan paparan zat asing masuk ke dalam tubuh manusia, mengenali dan memanfaatkan sumber alami seperti ini adalah langkah kecil yang berdampak besar.
Karena dalam tubuh yang terlindungi, produktivitas bukan hanya soal energi, tetapi soal ketahanan yang dibangun dari dalam.
Baca Juga: Benarkah Kayu Manis Bisa Bantu Turunkan Berat Badan?
Referensi
- Potential of Macang (Mangifera foetida) Bark Extract on Antioxidant Levels and Pro-Apoptotic Proteins in Rats (Rattus norvegicus) Exposed to Polystyrene Nanoplastics (2025), Sains Malaysiana
- Cinnamon, A Promising Prospect Towards Alzheimer’s Disease (2017), Pharmacological Research
- The Impact of Curcumin, Resveratrol, and Cinnamon on Modulating Oxidative Stress and Antioxidant Activity in Type 2 Diabetes: Moving beyond an Anti-Hyperglycaemic Evaluation (2024), Antioxidants