Tidak Suka Jeroan Tapi Asam Urat Tetap Tinggi? Ini Sebabnya!

Di ruang makan, jeroan sering menjadi kambing hitam. Padahal, banyak penderita asam urat yang tidak menyentuh hati, ginjal, atau babat, tetapi tetap mengalami nyeri sendi yang menyiksa. Fenomena ini bukan anomali, melainkan cerminan dari kompleksitas biologis yang jarang dibicarakan.

Dalam studi yang melibatkan 2,6 juta orang, ditemukan 377 wilayah DNA yang berkaitan dengan kadar asam urat, dengan 149 di antaranya belum pernah dikaitkan sebelumnya. Genetik, ternyata, memainkan peran yang lebih besar daripada yang selama ini diperkirakan. Bahkan, seseorang yang menjalani pola makan bersih bisa tetap memiliki kadar asam urat tinggi jika tubuhnya tidak mampu mengelola purin secara efisien.

Ginjal yang Tidak Optimal dan Purin Tersembunyi

Ginjal bertugas membuang kelebihan asam urat melalui urin. Namun, jika fungsi ginjal menurun, kristal asam urat akan menumpuk di persendian. Hidrasi tubuh yang buruk, konsumsi garam berlebih, dan kebiasaan menahan buang air kecil bisa memperburuk kondisi ini. Dalam tubuh yang tidak terhidrasi dengan baik, ginjal bekerja lebih keras dan sering kali gagal menyaring uric acid secara optimal.

Selain itu, purin tidak hanya ditemukan dalam jeroan. Makanan seperti bayam, asparagus, kacang-kacangan, seafood, dan bahkan minuman manis mengandung purin dalam kadar yang cukup untuk memicu lonjakan. Banyak penderita asam urat yang tetap mengonsumsi makanan olahan, minuman bersoda, dan camilan tinggi gula tanpa menyadari bahwa itu adalah pemicu tersembunyi.

Pola Hidup dan Stres yang Memicu Inflamasi

Stres kronis, kurang tidur, dan gaya hidup sedentari juga berkontribusi terhadap inflamasi sistemik yang memperburuk gejala asam urat. Stres bisa memicu pelepasan hormon kortisol yang mengganggu metabolisme purin. Dalam tubuh yang terus-menerus berada dalam mode siaga, sistem imun menjadi hiperaktif dan mempercepat pembentukan kristal urat.

Kebiasaan seperti begadang, konsumsi kopi berlebihan, dan kurang aktivitas fisik bukan hanya memengaruhi energi harian, tetapi juga memperburuk kondisi metabolik yang berkaitan dengan asam urat. Dalam konteks ini, penyakit tidak datang dari satu sumber, tetapi dari akumulasi kebiasaan yang tampak sepele.

Menyusun Kesehatan dengan Kesadaran, Bukan Tuduhan

Asam urat bukan sekadar akibat dari jeroan. Ia adalah hasil dari interaksi antara genetik, metabolisme, dan gaya hidup. Bagi ApleFriends yang tengah mencari jawaban atas nyeri sendi yang tak kunjung reda, menyusun ulang pola hidup bisa menjadi langkah awal yang lebih bijak daripada sekadar menghindari satu jenis makanan.

Karena dalam tubuh yang diberi perhatian menyeluruh, rasa sakit bukan misteri, tetapi pesan yang bisa diurai dan ditangani.

Baca Juga: Tips Konsumsi Makanan dari Kedelai untuk Penderita Asam Urat

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok