Laporan terbaru menunjukkan lonjakan signifikan kasus kecanduan judi online, memicu berbagai dampak terhadap kesehatan mental seperti stres, depresi, dan bahkan kerusakan hubungan sosial. Di Indonesia, aksesibilitas platform ini semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan generasi muda yang menjadi kelompok paling rentan. Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2023 menunjukkan bahwa 70% pengguna judi daring berusia antara 18-35 tahun.
Selain itu, laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa 15% remaja di perkotaan telah terpapar atau mencoba judi online, dengan sebagian besar mengaksesnya melalui ponsel pintar. Tulisan ini akan mengupas sisi gelap judi online, khususnya dampaknya terhadap kesehatan mental, sekaligus menyoroti langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya ini.
Judi Online Menjadi Ancaman Serius untuk Kesehatan Mental
Judi online semakin merajalela, terutama di kalangan anak muda yang akrab dengan teknologi. Di balik kenyamanan dan aksesibilitasnya, muncul ancaman besar bagi kesehatan mental. Sebuah studi dari Journal of Educational, Health and Community Psychology pada 2024 menemukan bahwa orang yang terlibat dalam kegiatan judi online memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dibandingkan mereka yang tidak berjudi.
Kerugian finansial yang terus menumpuk sering kali memicu stres berat. Rasa cemas yang tak terkendali menjadi beban harian, membuat para pemain kehilangan kualitas hidup. Tidak jarang, individu yang terjebak dalam perjudian melaporkan gejala insomnia, jantung berdebar, hingga gangguan konsentrasi akibat stres yang berlarut-larut. Situasi ini diperburuk oleh perasaan bersalah yang kerap menghantui, terutama setelah kerugian besar.
Depresi juga menjadi salah satu konsekuensi paling umum dari keterlibatan dalam judi online. Penelitian yang dilakukan National Institute of Mental Health pada 2024 mencatat bahwa 45 persen pecandu judi daring mengalami depresi akut. Rasa putus asa sering kali memuncak, mendorong sebagian individu untuk mempertimbangkan tindakan ekstrem seperti bunuh diri. Efek kecanduan judi online terhadap otak menyerupai zat adiktif, di mana otak membutuhkan rangsangan lebih besar untuk mencapai tingkat kepuasan yang sama. Hal ini menyebabkan siklus kecanduan yang sulit dihentikan tanpa bantuan ahli.
Kesehatan fisik juga tidak luput dari dampak buruk judi online. Kebiasaan berjudi sering dilakukan hingga larut malam, mengganggu pola tidur yang sehat. Kurangnya tidur ini pada akhirnya berdampak pada penurunan imunitas tubuh, menjadikan individu lebih rentan terhadap berbagai penyakit, mulai dari hipertensi hingga gangguan pencernaan.
Merusak Masa Depan Generasi Muda
Generasi muda menjadi kelompok yang paling terpapar risiko. Menurut laporan Indonesia Digital Economy 2024, lebih dari 70 persen pengguna platform judi daring berasal dari usia 18 hingga 35 tahun. Ini adalah usia di mana kesehatan mental dan emosional sedang berada pada masa kritis pembentukan.
Ketergantungan pada judi online sering kali mengganggu produktivitas mereka, baik dalam studi maupun pekerjaan. Gangguan fokus yang disebabkan oleh judi daring tidak hanya mengurangi efisiensi, tetapi juga meningkatkan frustrasi yang memengaruhi stabilitas mental secara keseluruhan. Bahkan, keterlibatan dalam judi daring di usia muda dapat menjadi pintu masuk menuju masalah kesehatan mental jangka panjang, seperti gangguan kecemasan atau depresi yang menetap.
3 Upaya Penanganan yang Harus Dilakukan untuk Menanggulangi Bahaya Judi Online
1. Edukasi Publik
Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya judi online menjadi langkah awal yang sangat penting. Kampanye edukasi yang melibatkan pemerintah, pakar kesehatan mental, dan media dapat membuka mata publik tentang risiko besar di balik perjudian daring.
2. Penyediaan Layanan Kesehatan Mental
Membangun akses mudah menuju layanan kesehatan mental adalah langkah berikutnya. Fasilitas rehabilitasi yang berfokus pada terapi kognitif dan perilaku telah terbukti efektif dalam membantu para pecandu berjudi keluar dari siklus adiktif.
3. Regulasi yang Lebih Ketat
Pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap platform judi online. Pembatasan akses, pengetatan aturan iklan, dan penegakan sanksi terhadap pelanggaran dapat membantu menekan angka partisipasi dalam perjudian daring. Dengan regulasi yang lebih ketat, dampak buruk terhadap kesehatan mental masyarakat dapat dikurangi.
Judi online tidak hanya merusak secara finansial tetapi juga menghancurkan mental dan fisik individu yang terlibat. Langkah kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan penyedia layanan kesehatan menjadi kunci untuk menghadapi ancaman ini. Dengan memprioritaskan kesehatan mental dan mengatasi bahaya perjudian daring, masyarakat dapat membangun masa depan yang lebih sehat dan produktif.
Baca juga: Revolusi Kesehatan Digital: Telemedicine dan Konsultasi Gizi Online Mengubah Gaya Hidup
Referensi
- Gambling (2023), World Health Organization
- Mental Health Conditions and Quality of Life among Online Gambling College Students: A Descriptive Study (2024), Journal of Educational, Health and Community Psychology
- Defining Treatment Response in Gambling Disorder (2024), Journal of Psychiatric Research
- Digital 2024: Indonesia (2024), Data Reportal
- Indonesia Records Continued Fall in Online Gambling Transactions – Antara News
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien