Data dari Indonesian Society of Gastroenterology menunjukkan bahwa 28% penduduk perkotaan Indonesia mengalami gejala asam lambung minimal seminggu sekali. Di tengah kondisi ini, buah-buahan manis seperti sawo (Manilkara zapota) sering menjadi bahan perdebatan. Dengan kandungan gula alami mencapai 16-20% dan tekstur yang unik, bagaimana sebenarnya pengaruh sawo terhadap kesehatan lambung?
Buah Sawo yang Istimewa dengan Rasa Manis Alami
Sawo matang memiliki profil rasa yang kaya dan unik, berkat kandungan fruktosa dan sukrosa yang berperan sebagai pemanis alami. Di balik kelembutannya, buah ini juga mengandung tanin yang memberikan sentuhan sepat ringan. Sementara pada kondisi mentah, lateks alaminya dapat menyebabkan iritasi. Keunggulan lain terletak pada kandungan serat pektin, dengan jumlah sekitar 2,5 gram per 100 gram, yang berkontribusi terhadap tekstur serta manfaat kesehatan.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2023, ekstrak dari sawo mentah diketahui bisa memicu iritasi pada jaringan epitel lambung tikus. Namun, sebaliknya, sawo matang yang telah dikupas kulitnya justru menunjukkan efek perlindungan. Kandungan mucilago-nya berperan dalam melapisi dinding lambung, memberikan perlindungan tambahan bagi sistem pencernaan.
Manfaat Tersembunyi di Balik Buah Sawo
Sawo matang memiliki manfaat tak terduga bagi kesehatan pencernaan. Senyawa saponin di dalamnya berfungsi sebagai antasid alami yang membantu menetralkan kelebihan asam lambung. Selain itu, buah ini juga kaya akan serat larut. Serat larut yang berperan dalam meningkatkan motilitas usus tanpa memicu produksi asam berlebih, sehingga mendukung keseimbangan sistem pencernaan.
Tak hanya itu, kandungan magnesium yang mencapai 14 mg per 100 gram berkontribusi terhadap relaksasi otot polos saluran cerna. Magnesium juga membantu mengurangi ketegangan yang dapat mempengaruhi kenyamanan pencernaan.
Penelitian Asian Pacific Journal of Tropical Medicine menunjukkan bahwa ekstrak sawo matang memiliki efek positif dalam mengurangi ulkus lambung . Hal ini diduga berkaitan dengan aktivitas antioksidan yang membantu melindungi jaringan lambung dari kerusakan akibat paparan asam berlebih.
Potensi Pemicu Gejala pada Lambung Sensitif
Beberapa karakteristik sawo perlu diperhatikan bagi pemilik asam lambung:
1. Tingkat Kematangan
Sawo mentah mengandung lebih banyak lateks dan tanin—dua senyawa yang bisa merangsang produksi asam lambung berlebih. Sementara sawo sangat matang cenderung lebih aman, meski lebih tinggi gula.
2. Waktu Konsumsi
Mengonsumsi sawo saat perut kosong mungkin memicu ketidaknyamanan pada sebagian orang. Penelitian kecil di Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa makan sawo 30 menit setelah makanan utama mengurangi keluhan dibanding konsumsi saat perut kosong.
3. Cara Penyajian
Sawo yang dihaluskan (sebagai smoothie) lebih mudah ditoleransi dibanding potongan utuh karena mengurangi kerja mekanis lambung. Menghindari kulit sawo juga disarankan karena konsentrasi tanin lebih tinggi di bagian tersebut.
Strategi Mengonsumsi Buah Sawo bagi Penderita Asam Lambung
Pengidap GERD tetap bisa menikmati sawo dengan beberapa langkah sederhana. Pilih buah yang matang sempurna, dengan tekstur lembut dan kulit yang mudah terkelupas. Pastikan kulitnya dikupas secara menyeluruh untuk mengurangi risiko iritasi.
Konsumsilah dalam porsi kecil, idealnya setengah buah sawo berukuran sedang, agar lebih mudah dicerna. Hindari mengonsumsinya bersamaan dengan kopi atau makanan asam yang bisa memicu gejala GERD. Waktu terbaik untuk menikmatinya adalah sore hari, karena lebih aman dibandingkan pagi hari saat asam lambung cenderung lebih tinggi.
Buah sawo bukanlah musuh bagi penderita asam lambung—dengan catatan dikonsumsi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Seperti banyak hal dalam dunia nutrisi, kuncinya terletak pada pemahaman akan reaksi tubuh individu dan kemampuan untuk menyesuaikan porsi serta cara konsumsi.
Mungkin pelajaran terpenting dari buah sawo adalah ini: dalam dunia kesehatan pencernaan, tidak ada jawaban yang cocok untuk semua. Yang ada hanya pilihan-pilihan bijak yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing perut.
Baca Juga: Ini 5 Buah Sakti Menurut Dokter Tirta: Rahasia Kesehatan Alami
Referensi
- Epidemiology and Risk Factors of Gastroesophageal Reflux Disease in the Karawang Regional Public Hospital, West Java, Indonesia (2024), indonesian Society of Gastroenterology
- Novel Insights into the Molecular Mechanisms Underlying Anti-Nociceptive Effect of Myricitrin Against Reserpine-Induced Fibromyalgia Model in Rats: Implication of SIRT1 and miRNAs (2024), Journal of Ethnopharmacology
- Eksplorasi dan Karakterisasi Sawo(Manilkara zapota (L.) van Royen) di Daerah Istimewa Yogyakarta (2013), Gadjah Mada University
- Nanoemulsion Containing a Synergistic Combination of Curcumin and Quercetin for Nose-to-Brain Delivery (2021), Asian Pacific Journal of Tropical Medicine