Akhir-akhir ini, Indonesia sedang dihebohkan dengan permasalahan terkait cacingan, terutama pada anak. Cacingan merupakan penyakit akibat infeksi cacing dalam tubuh manusia yang umumnya menggunakan tanah sebagai media penularannya.
Umumnya, cacingan dapat dialami oleh siapa saja baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Permasalahan cacingan yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk mencegah hal tersebut terjadi pada anak kita, yuk simak bersama penjelasan berikut!
Jenis Cacing yang Menginfeksi Tubuh Anak
Survei kecacingan pada anak SD di salah satu daerah di Indonesia menjumpai bahwa sebesar 78,5% infeksi cacing disebabkan oleh cacing Ascaris. Sisanya diikuti dengan 63,9% cacing Tricuris, dan 1,4% adalah cacing tambang. Darimana 3 cacing ini berasal?
1. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
Jenis cacing ini adalah cacing yang paling umum ditemukan pada manusia. Cacing gelang termasuk dalam Soil-Transmitted Helminths (STH) yang memerlukan media tanah untuk berkembang biak. Infeksi cacing gelang ini terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi telur cacing. Gejala yang bisa dirasakan yaitu diare, mual, muntah dan kekurangan gizi.
2. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
Infeksi cacing ini dapat disebut juga dengan trichuriasis. Penularan terjadi melalui kontaminasi telur cacing dalam makanan atau air yang dikonsumsi. Efek infeksi cacing ini yaitu seperti penurunan nafsu makan, diare, anemia, dan bahkan gangguan pertumbuhan pada anak.
3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator Americanus)
Cacing tambang tumbuh dalam pencernaan manusia dengan menghisap darah secara perlahan dari inangnya sehingga menyebabkan anemia. Bersama dengan cacing gelang dan cacing cambuk, ketiga cacing ini termasuk dalam Soil-Transmitted Helminths (STH) sehingga dapat menginfeksi melalui media tanah.
Apa Saja Faktor Risiko Cacingan?
Terdapat 2 faktor besar yang menjadi penyebab cacingan yaitu faktor manusia dan faktor sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan berkaitan dengan penyediaan air bersih, pengelolaan limbah, dan pengelolaan jamban atau kamar mandi. Sementara faktor manusia berkaitan dengan kebersihan diri seperti mencuci tangan dan kegiatan lainnya dalam menjaga kebersihan.
Pada anak dengan mayoritas aktivitas di luar rumah, kebersihan diri anak perlu perhatian lebih. Hal ini dikarenakan aktivitas anak di luar rumah yang berkontak langsung dengan tanah dapat meningkatkan risiko anak mengalami cacingan.
Ini 6 Langkah Pencegahan Cacingan pada Anak

Adanya risiko tinggi infeksi cacingan pada anak ini perlu dicegah dengan menerapkan langkah pencegahan berikut:
1. Mengajarkan Anak Mencuci Tangan dengan Sabun
Berdasarkan studi, anak sekolah yang tidak terbiasa mencuci tangan berisiko 7 kali terinfeksi cacing. Oleh sebab itu, mengajarkan anak menjaga kebersihan tangan sebelum makan atau sesudah bermain merupakan hal yang penting. Demonstrasikan cara mencuci tangan dengan tahap yang bisa diikuti dengan anak dan melalui cara yang interaktif.
2. Membantu Anak Memotong Kuku
Bantu anak untuk memotong kuku atau ajarkan anak memotong kuku dengan baik setiap seminggu sekali. Kuku yang kotor dapat menjadi sarang telur cacing. Anak dengan kebiasaan menggigit kuku atau memasukkan jari akan mempermudah telur cacing menginfeksi tubuh anak.
3. Memastikan Anak Menggunakan Alas Kaki di Luar Rumah
Aktivitas bermain anak di luar rumah dan penggunaan alas kaki telah diteliti berhubungan dengan infeksi cacing. Biasakan anak untuk menggunakan alas kaki ketika bepergian keluar rumah untuk mencegah masuknya cacing melalui kulit kaki.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Rumah
Sanitasi lingkungan berkaitan dengan pembuangan air limbah, tersedianya air bersih, serta adanya jamban dan tempat sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Cara yang bisa dilakukan yaitu membuang kotoran hewan di tempat pembuangan khusus, memastikan saluran pembuangan berfungsi baik, dan memelihara kebersihan fasilitas di rumah.
5. Menjaga Kebersihan Makanan yang Dikonsumsi Anak
Makanan adalah salah satu perantara telur cacing untuk masuk ke tubuh manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan:
- Memastikan anak mengonsumsi buah atau sayuran yang telah tercuci bersih.
- Memberikan pemahaman bagi anak untuk tidak mengonsumsi makanan yang sudah terjatuh di lantai atau atas tanah.
- Mengajarkan anak untuk memilih makanan atau jajanan bersih di sekolah atau lingkungan sekitar sehingga terhindar dari kontaminasi makanan akibat telur cacing di dalamnya.
6. Memberikan Obat Cacing pada Anak
Siswa yang tidak mengonsumsi obat cacing dalam rentang 6 bulan berisiko 10 kali lipat untuk mengalami cacingan. Oleh sebab itu, obat cacing disarankan untuk diberikan pada anak setiap 6 bulan sekali.
Yuk, jaga anak kita untuk selalu menjaga kebersihan diri agar terhindar dari cacingan. Dengan mencegah anak dari infeksi, kita telah menyelamatkan kesehatan dan prestasi anak di masa mendatang!
Baca Juga: Sanitasi Lingkungan: Investasi Kesehatan untuk Anak Beli vitamin dan suplemen
Referensi
- Faktor Risiko Kejadian Infeksi Cacingan (2021), Jurnal Medika Hutama
- Faktor Risiko Infeksi Kejadian Kecacingan pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Makassar (2023), Fakumi Medical Journal
- Edukasi Personal Higiene Untuk Mencegah Kecacingan Di Sd Inpres Bukit Kel. Tamarunang Kec. Somba Opu Gowa (2023), Lontara Abdimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
- Penyuluhan Pencegahan Kecacingan Pada Anak Di Sekolah Dasar Negeri 060883 Medan (2023), Jurnal Pengabdian Deli Sumatera
- Pencegahan Kecacingan Melalui Pendampingan Pembiasaan Pola Hidup Bersih Sehat dan Pemeriksaan Kecacingan pada Anak-Anak Di SD Negeri 3 Konawe Selatan (2023), Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA
Editor: Eka Putra Sedana