ApleFriends, tahukah kamu bahwa kita hidup berdampingan dengan bakteri? Salah satu organ tubuh yang bergantung pada fungsi mikrobiota adalah usus.
Usus manusia menjadi tempat tinggal bagi sekitar 1000 jenis mikroorganisme yang membentuk kelompok kompleks bernama mikrobiota usus. Bersama-sama, mikrobiota dan usus membangun simbiosis mutualisme dalam menjalankan proses biologis di dalam tubuh.
Penemuan terkini menemukan bahwa mikrobiota berperan pada ekstraksi nutrisi, metabolisme, dan imunitas. Selain itu, mikrobiota usus juga memengaruhi sistem endokrin reproduktif. Adanya interaksi ini, meyakinkan bahwa mikrobiota berhubungan dengan mekanisme gangguan sistem reproduksi seperti PCOS.
Berkenalan dengan Mikrobiota Usus
Mikrobiota pertama kali ditemukan pada tahun 1900 awal. Penemuan ini mengungkapkan bahwa berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus hidup berdampingan dengan tubuh manusia, terutama di usus, kulit, paru-paru, dan rongga mulut.
Walaupun kecil dan tak kasat mata, mikrobiota membawa informasi genetik atau genom yang sangat banyak bagi tubuh. Jumlah genom yang dimiliki mikrobiota ini setidaknya 150 kali lebih banyak daripada yang terdapat pada gen manusia. Informasi genetik ini sangat penting bagi tiap sel organ tubuh untuk menjalankan fungsinya. Karena karakteristik di atas, mikrobiota usus atau gut microbiota dikenal sebagai ekstra ‘organ’ bagi tubuh.
Mikrobiota Usus bagi Kesehatan Tubuh
Adanya mikrobiota dalam usus ditemukan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut Hilman dalam Microbes pada tahun 2017, mikrobiota usus berperan dalam beberapa fungsi tubuh, seperti:
- Melawan patogen
- Menstimulasi respons imun
- Produksi vitamin
- Peran fisiologis seperti reproduksi, diferensiasi sel, proliferasi sel, apoptosis, inflamasi, metabolisme, homeostasis, dan fungsi otak.
Dalam tubuh yang sehat, mikrobiota bersifat stabil dan memiliki interaksi simbiotik dengan usus. Sehingga apabila terdapat gangguan mikrobiota dalam tubuh, hal ini dapat memengaruhi kesehatan tubuh seseorang.
Gangguan atau perubahan komposisi dan fungsi gut microbiota ini kemudian disebut dengan dysbiosis. Mengacu pada Thomas Hrncir dalam Jurnal Microorganisms di tahun 2022, dysbiosis dapat disebabkan oleh:
- Riwayat genetik/ keturunan
- Infeksi/inflamasi
- Gaya hidup, seperti kebiasaan konsumsi makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan rendah serat
- Konsumsi zat kimia, seperti antibiotik, obat-obatan, dan zat tambahan pada makanan (pengawet, pewarna, dll.)
- Kebersihan tubuh atau higienitas.
Mikrobiota berperan penting dalam sistem reproduksi wanita. Ketidakseimbangan pada komposisi mikrobiota dalam usus dapat meningkatkan risiko beberapa gangguan dan kondisi seperti komplikasi kehamilan, sindrom polikistik ovarium (PCOS), dan endometriosis.
Hubungan Mikrobiota Usus dalam PCOS
Polycystic ovarian syndrome (PCOS) merupakan gangguan metabolik kompleks, yang dicirikan oleh sekresi androgen berlebih, gangguan ovulasi, dan perubahan polikistik ovarium. Penelitian terkini menemukan bahwa terdapat hubungan antara mikrobiota usus dengan fungsi reproduksi wanita.
Jurnal Reproductive Biology and Endocrinology pada tahun 2019 mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara kadar hormon jenis steroid dengan perubahan mikrobiota usus atau dysbiosis.
Adanya perubahan pada mikrobiota usus ini dapat menyebabkan pelepasan endotoksin ke pembuluh darah dan infeksi pada saluran pencernaan. Selain itu dysbiosis juga dapat mengganggu metabolisme asam empedu, produksi asam lemak rantai pendek, dan sekresi peptida yang menjadi alat komunikasi otak dengan usus.
Rentetan perubahan fisiologis ini yang kemudian menyebabkan munculnya manifestasi klinis pada PCOS. Seperti hiperandrogenisme, resistensi insulin, inflamasi kronis, dan jumlah peptida brain-gut yang abnormal.
Menurut Yan Sun pada tahun 2023 dalam Jurnal Frontiers in Cellular and Infection Microbiology, terdapat 4 jalur yang membuktikan adanya hubungan antara mikrobiota usus dan PCOS.
1. Mikrobiota Usus dan Resistensi Insulin
Resistensi insulin merupakan salah satu karakteristik PCOS yang paling umum. Sekitar 50 – 70% pasien PCOS mengalami resistensi insulin, terutama pada pasien dengan obesitas. Hal ini menyebabkan wanita dengan PCOS memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes.
Studi menunjukkan bahwa perubahan mikrobiota usus memengaruhi metabolisme asam empedu yang menyebabkan resistensi insulin. Hal ini didukung oleh penelitian Zeng et al., pada tahun 2019 yang menemukan bahwa pasien PCOS dengan resistensi insulin mengalami penurunan bakteri Prevotella dan peningkatan bakteri jenis Bacteroides pada saluran cerna dibandingkan dengan wanita sehat.
2. Mikrobiota Usus dan Hiperandrogenisme
Hiperandrogenisme merupakan kondisi dimana tingginya hormon androgen dalam tubuh. Bentuk hiperandrogenisme yang paling sering dialami oleh wanita dengan PCOS adalah munculnya jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih (hirsutism). Sebuah penelitian menemukan bahwa mikrobiota usus memengaruhi sekresi testosterone, yang menjadi penyebab fenomena hiperandrogenisme.
3. Mikrobiota Usus dan Inflamasi Kronis
Gangguan pada mikrobiota usus dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus. Kondisi ini direspon oleh tubuh dengan mengeluarkan sitokin inflamasi untuk mengatasi cedera pada usus. Cedera yang terjadi secara terus menerus atau berulang, dapat menyebabkan hiperandrogenisme, resistensi insulin, dan gangguan ovulasi akibat sekresi faktor imun yang tinggi seperti IL-22.
4. Brain-Gut Axis dan Mikrobiota Usus
Brain-gut axis merupakan sistem pertukaran informasi antara otak dengan usus. Mikrobiota dalam usus dapat menghasilkan senyawa sebagai media komunikasi otak dan usus. Dalam komunikasi ini, mikrobiota usus dapat mengirimkan sinyal kepada otak untuk memproduksi ghrelin, yang bertugas mengatur hormon LH (Luteinizing Hormone; suatu hormon reproduktif). Sehingga ketika mikrobiota tidak seimbang, hal ini bisa mengganggu proses pengiriman sinyal dan memperburuk gejala PCOS.
Baca Juga: Dari Usus ke Otak: Bagaimana Komunikasi Usus-Otak Memengaruhi Mood?
Referensi
- Human gut microbiota in health and disease: Unveiling the relationship (2022), Frontiers in Microbiology
- Microbiota in health and diseases (2022), Signal Transduction and Targeted Therapy
- Gut Microbiota Dysbiosis: Triggers, Consequences, Diagnostic and Therapeutic Options (2022), Microorganisms
- Gut microbiota dysbiosis in polycystic ovary syndrome: Mechanism of progression and clinical applications (2023), Frontiers in Cellular and Infection Microbiology
- Polycystic ovary syndrome and mitochondrial dysfunction (2019), Reproductive Biology and Endocrinology
- Polycystic ovary syndrome: pathophysiology, presentation, and treatment with emphasis on adolescent girls (2019), Journal of the Endocrine Society
- Structural and functional profiles of the gut microbial community in polycystic ovary syndrome with insulin resistance (IR-PCOS): a pilot study (2019), Research in Microbiology
- The impact of the gut microbiota on the reproductive and metabolic system (2021), Gut Microbes
Editor: Eka Putra Sedana