Defisiensi Zink, Ancaman Tersembunyi Penyebab Stunting 

Malnutrisi merupakan salah satu dari penyumbang utama angka kematian pada anak dengan usia di bawah 5 tahun. Permasalahan malnutrisi yang menjadi masalah utama pada saat ini adalah stunting. Berdasarkan hasil survei oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dalam SSGI 2024, stunting memiliki prevalensi nasional sebesar 19,8%.  

Stunting bersama dengan defisiensi zat gizi mikro dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak dan meningkatkan risiko anak terpapar penyakit infeksi. Studi publikasi oleh Universa Medicina bahwa defisiensi mikronutrien termasuk zink dapat berdampak pada pertumbuhan anak dan menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. Bagaimana kekurangan zink dapat berdampak pada stunting? 

Kebutuhan Zink Pada Anak 

Zink merupakan salah satu dari mineral atau zat gizi mikro yang memiliki banyak manfaat yang dibutuhkan dalam jumlah yang mutlak dalam tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan akan zat gizi makro dan mikro akan semakin bertambah. Kebutuhan zink pada anak  dibagi berdasarkan usia yang dituangkan dalam Angka Kecukupan Gizi Permenkes RI Nomor 28 tahun 2019 dengan rincian kebutuhan sebagai berikut 

  • 0-5 bulan: 1,1 miligram/hari  
  • 6 bulan – 3 tahun: 3 miligram/hari  
  • 4-6 tahun: 5 miligram/hari 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, zink terkandung pada bahan makanan bersumber protein hewani seperti seafood, daging, telur, hati, susu dan sumber lainnya seperti beras, gandum, dan kacang-kacangan. 

Deteksi Defisiensi Zink Pada Anak

Kekurangan zink adalah kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup zink yang berasal dari asupan makan atau suplemen. Zat gizi ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga pemenuhannya memerlukan tambahan dari sumber eksternal. Untuk mengetahui kondisi defisiensi zink pada anak, dapat dihitung melalui perhitungan asupan harian dengan dibandingkan angka kebutuhan dari AKG. Metode lainnya yang sering diterapkan dalam studi penelitian adalah dengan pemeriksaan kadar serum zink dengan kolorimetri dengan interpretasi defisiensi apabila kadar serum zink <60 µg/dL dan >60 µg/dL. 

Beberapa gejala yang dapat menjadi alarm defisiensi zink pada anak yaitu adanya ruam, terkena sakit berulang kali, penyembuhan luka yang lambat, dan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Selain itu, gejala sering muncul bersamaan dengan diare dan penurunan nafsu makan. 

Peran Zink dalam Mencegah Stunting Pada Anak

Sumber: Freepik

Berbagai manfaat zink adalah dalam mendukung sistem daya tahan tubuh, penyembuhan luka dan membantu kemampuan indera perasa dan penciuman. Zink berkaitan langsung dengan masalah pertumbuhan melalui mekanismenya dalam sintesis protein (DNA dan RNA), replikasi gen, dan pembelahan sel sehingga berperan penting selama periode percepatan pertumbuhan sebelum dan sesudah kelahiran. 

Berdasarkan literatur oleh Jurnal Gizi Klinik Indonesia, defisiensi zink berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan dan peningkatan morbiditas beberapa penyakit seperti malaria, diare, dan pneumonia. Pertumbuhan yang buruk pada bayi dan anak serta malnutrisi kronis juga banyak dikaitkan dengan defisiensi zink di berbagai studi. 

Hasil studi publikasi oleh Jurnal Informasi dan Promosi Kesehatan menjumpai bahwa dari 43 anak balita stunting di Yogyakarta, sebesar 77% memiliki asupan zink yang tergolong kurang adekuat. Analisa mendalam pada orangtua balita dengan asupan zink tidak adekuat ini disebabkan karena kurangnya konsumsi bahan makanan tinggi zink. 

3 Cara Efektif Cegah Defisiensi Zink Pada Anak  

Defisiensi zink perlu diatasi untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan pada anak. Berbagai langkah yang bisa dilakukan adalah 

1. Pemberian ASI Eksklusif pada Anak

Sumber pangan yang kaya akan zink untuk anak usia <6 bulan adalah Air Susu Ibu. Berdasarkan studi Arch Biochem Biophys, kadar zink lebih tinggi dijumpai pada kandungan ASI dibandingkan dengan sediaan pada susu sapi atau susu formula. Kadar serum zink yang lebih rendah pada anak dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Di antaranya adalah tidak diterapkannya pemberian ASI Ekslusif atau pemenuhan ASI yang tidak adekuat. 

2. Pemberian MP-ASI Tinggi Protein Hewani 

Pemenuhan zat gizi zink dalam MP-ASI diperlukan untuk memenuhi kebutuhan selama periode penting 1000 HPK dari prenatal hingga usia 2 tahun pertama pada anak. Berdasarkan publikasi Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, gangguan tumbuh kembang pada 1000 HPK dapat dipengaruhi oleh rendahnya mutu MP-ASI yang diberikan. Yaitu kurang memenuhi zat gizi mikro seperti zink dan zat besi yang sering dijumpai pada protein hewani. 

3. Suplementasi Zink  

Selain berupaya melalui pemenuhan ASI dan MP-ASI, suplementasi zink dapat menjadi alternatif untuk mencegah defisiensi zink pada anak. Journal of Innovation Research and Knowledge membuktikan bahwa pemberian intervensi suplementasi zink pada anak balita berdampak pada peningkatan berat badan. Sebesar 421 gram setelah diberikan intervensi serta adanya peningkatan rerata tinggi badan sebesar 0,8 cm dalam kurun waktu 8 minggu pemberian suplementasi. 

Dengan mengetahui ancaman tersembunyi dari defisiensi zink terhadap terjadinya stunting pada anak. Diharapkan untuk kita dapat melindungi anak kita dengan memenuhi nutrisi demi kesehatan dan pertumbuhan buah hati tercinta. 

Baca Juga: Stunting vs Wasting: Mana yang Lebih Penting Untuk Dicegah?

Referensi

  1. Zinc Deficiency: Symptoms, Causes & Treatment | Cleveland Clinic 
  2. Defisiensi mikronutrien pada anak usia 12-59 bulan di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali (2022), Jurnal Gizi Klinik Indonesia 
  3. Efektifitas Suplementasi Zink dalam Pencegahan Malnutrisi (Stunting dan Wasting) pada Anak Balita (2024), Journal of Innovation Research and Knowledge 
  4. Perbedaan Tingkat Kecukupan Vitamin A, Zat Besi, dan Zink pada Balita Stunting dan Non Stunting di Kabupaten Banyuasin (2022), Jurnal Kesehatan Andalas
  5. Analisa Pemberian Asupan Protein Dan Asupan Zinc Pada Balita Stunting (2023), Informasi dan Promosi Kesehatan
  6. Peran Makanan Lokal dalam Penurunan Stunting (2022), Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika  
  7. Micronutrient Deficiencies and Stunting Were Associated with Socioeconomic Status in Indonesian Children Aged 6-59 Months (2021), Nutrients 
  8. Zinc and infant nutrition (2016), Arch Biochem Biophys 

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *