Waduh, Dunia Mengalami Krisis Matcha! Ini Faktanya

Matcha menjadi salah satu minuman yang paling dicari di dunia. Minuman yang berasal dari Jepang ini awalnya dikonsumsi dengan upacara minum teh. Kini matcha dapat dinikmati secara kasual, mulai dari makanan hingga minuman.

Campaign menjelaskan sekitar 53% orang Indonesia mengenal minuman dan makanan berbahan dasar matcha. Matcha latte memiliki daya tarik hingga setengah populasi penikmat matcha di Indonesia. Masyarakat Indonesia juga memimpin tingkat konsumsi matcha dalam bentuk makanan, dibandingkan negara tetangga Singapura dan Thailand.

Tingginya permintaan konsumen tidak diiringi dengan tingginya produksi. Jepang sebagai satu-satunya negara yang memproduksi matcha menyatakan bahwa produksi matcha tidak dapat mengimbangi permintaan matcha dari seluruh dunia. Sebenarnya apa yang terjadi?

Fenomena Mengonsumsi Matcha di Dunia

Artikel di CBC menjelaskan bahwa matcha kini menjadi pilihan minuman untuk memulai hari. Bahkan matcha mengalahkan kopi sebagai “morning pick-me-up” sebagai pilihan kafein di pagi hari.

Peneliti dari Universitas Qatar menjelaskan matcha, yang terbuat dari bubuk teh hijau, memiliki kandungan kafein dan antioksidan lebih tinggi daripada teh hijau. Hal ini terlihat dari matcha disajikan dalam bentuk larutan bubuk, sedangkan teh hijau disajikan dalam bentuk seduhan yang daunnya tidak ikut dikonsumsi.

Peneliti dari Universitas Qatar menjelaskan bahwa matcha memiliki beberapa manfaat seperti meningkatkan kemampuan fungsi kognitif; meningkatkan kesehatan kardio; dan mencegah kanker. Antioksidan dan kafein di matcha menjadi alasan utama orang-orang mengonsumsi matcha.

Sustainability Magazine menjelaskan bahwa matcha yang awalnya dianggap sebagai niche product, kini menjadi rasa yang dinikmati di seluruh dunia. Biasanya matcha dinikmati sebagai minuman atau makanan penutup. CBC menjelaskan banyak kafe yang menjadikan matcha sebagai menu utama yang dapat meningkatkan penjualan.

Nio Teas menjelaskan bahwa sosial media berperan penting dalam tren mengonsumsi matcha. Konten mengenai “what I drink in a day” yang menunjukkan matcha sebagai minuman baru untuk kesehatan meledak sehingga orang-orang tertarik mengikuti tren ini.

CBC menyatakan bahwa matcha kelas tertinggi dipanen pada musim semi. Produksi matcha memakan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan matcha dalam jumlah sedikit. Ketika permintaan matcha meroket, orang-orang membeli matcha kelas tertinggi secara tiba-tiba untuk dinikmati secara kasual. Bahkan sekolah yang menyelenggarakan upacara minum teh merasa kesulitan untuk mendapatkan matcha kelas tertinggi.

Alasan Krisis Matcha

Sustainability Magazine menggarisbawahi bahwa ketertarikan konsumen terhadap matcha beriringan dengan meningkatnya suhu bumi yang membuat ketakutan global terbaru: kekurangan persediaan matcha.

Musim panas tahun lalu menjadi ‘cobaan’ bagi petani tencha atau daun teh hijau. Suhu pada musim panas lalu meningkat secara tajam sehingga memberi tekanan pada kebutuhan produksi. Daerah Kyoto, daerah yang menyumbang sekitar 25% produksi tencha, terkena gelombang panas yang intens.

Kondisi yang tidak menguntungkan tersebut menyebabkan hasil panen pada bulan April dan Mei berkurang. Petani di Kyoto menjelaskan bahwa gelombang panas menyebabkan pohon teh rusak sehingga hasil panen tencha turun hingga 25%, awalnya 2 ton menjadi 1,5 ton.

Usaha terhadap permintaan matcha yang meningkat drastis dijawab dengan membuat perkebunan teh baru, walaupun perkebunan teh baru bisa melakukan panen pertama setelah 5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pasokan matcha akan berada di bawah tekanan pada tahun mendatang.

Sikap Menghadapi Krisis Matcha

Laman BBC menjelaskan bahwa konsumsi matcha harus disikapi dengan bijak. Para ahli menyoroti orang-orang yang menimbun matcha atau mengambil keuntungan dari popularitas matcha. Pihak lain juga menyerukan kepada penikmat teh untuk memerhatikan jumlah bubuk teh yang digunakan.

Lebih lanjut, artikel BBC menjelaskan kepada para penikmat matcha untuk menikmati teh tersebut dalam bentuk yang asli, misalnya dalam bentuk minuman, daripada sebagai komposisi bahan makanan.

Matcha bukanlah satu-satunya sumber antioksidan. Berbagai sumber antioksidan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian memiliki manfaat yang sama dengan antioksidan di matcha. Kebijakan manusia dalam mengonsumsi bahan makanan sangat penting untuk menjaga ekosistem dunia.

Mengingat matcha merupakan produk yang melewati proses produksi panjang, sebaiknya kita dapat menikmati matcha sebagai barang yang berharga. Ketersediaan yang sangat terbatas menunjukkan bahwa matcha bukanlah bahan yang dapat dinikmati setiap saat.

Baca Juga: Matcha Lovers! Cobain 5 Resep Makanan & Minuman Sehat Ini

Referensi

  1. Matcha Sedang Naik Daun di Asia Tenggara, Tapi Tak Semua yang Hijau Itu Berkah – Campaign
  2. Matcha is Having a Moment — and It’s Putting Pressure on Japan’s Tea Industry – CBC
  3. The Therapeutic Potential of Matcha Tea: A Critical Review on Human and Animal Studies (2022), Current Research in Food Science
  4. How Rising Temperatures in Japan are Impacting Matcha Supply – Sustainability Magazine
  5. Matcha Shortage: 5 Reasons For this Global Food Crisis – Nio Teas
  6. World’s Thirst for Matcha Dries Up Global Supplies – BBC

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok
Banner E1