Tahun baru Imlek semakin dekat dan inilah waktu yang tepat memanjakan diri dengan camilan sehat menggugah selera dan memori masa kecil!
Melanjutkan dari artikel Awas! Manisnya Kue Imlek Tak Sebanding dengan Potensi Diabetes dan Obesitas, yuk kita simak apa lagi sih makanan populer di perayaan Imlek yang harus kita cermati demi kesehatan kita!
Jiaozi 101: Semua yang kamu perlu ketahui tentang Jiaozi!
Dipercaya membawa keberuntungan dan kelimpahan rezeki dalam pergantian tahun baru, Jiaozi memiliki simbol “kantung-kantung emas” atau “sepatu emas” seperti mata uang Cina pada zaman dahulu.
Dikenal juga dengan sebutan dumpling, pakar kuliner menyatakan hidangan ini berasal dari Dinasti Han Timur Tiongkok. Seperti namanya, pangsit daging biasanya diisi dengan campuran daging dan sayur yang nikmat. Metode memasak yang digunakan pun beragam sehingga jiaozi ini punya banyak nama. Jiaozi bisa dihidangkan dalam 5 varian, yakni rebus (shuijiao), kukus (zhengjiao), goreng tanpa minyak (jian jiao), goreng dengan minyak (zha jiao), atau sup (tangjiao) dan disajikan bersama saus yang terbuat dari kecap, cuka, dan minyak wijen.
Di Indonesia kepopuleran pangsit goreng dengan kulitnya yang renyah kecoklatan memikat semua kalangan umur. Namun tak kalah sedap dari pangsit goreng, pangsit kukus atau rebus dapat menjadi alternatif lebih sehat.
Kukus vs. Goreng: Kenapa goreng diklaim sebagai metode kurang baik?
Kita sering mendengar bahwa makanan kukus akan lebih sehat ketimbang makanan yang digoreng. Tapi apakah anda tahu mengapa? Proses memasak makanan menggunakan sumber panas akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi yang dapat diserap tubuh. Penggunaan temperatur yang tinggi serta media memasak yang kurang tepat, tidak hanya dapat mempengaruhi rasa namun juga penurunan kandungan vitamin.
Dilansir dari The Voi, mengukus makanan dapat mengurangi kalori dan kolesterol yang didapatkan dari minyak untuk menggoreng. Selain itu, khasiat serat, vitamin B, serta mineral dapat bertahan dalam proses memasak sehingga kandungannya dapat lebih diserap tubuh.
Kenali senyawa “Akrilamida”: Si Senyawa Karsinogenik dalam Gorengan
Menurut Jurnal European Food Research and Technology, teknik deep-fry memang populer untuk menghasilkan tekstur yang renyah dan rasa gurih khas. Namun, konsumsi berlebih dapat menyebabkan masalah kesehatan dikarenakan tinggi kalori terkandung dan terbentuknya senyawa “akrilamida” yang memiliki potensi berbahaya saat proses deep-fry berkelanjutan.
Senyawa akrilamida banyak terbentuk dari makanan kaya akan karbohidrat yang terpapar oleh metode memasak lebih dari 120°C. Parahnya senyawa ini sangat mudah dan cepat diserap tubuh karena ukuran molekulnya yang kecil. Melewati banyaknya penelitian, FDA (Food and Drug Association) pun mengidentifikasi senyawa akrilamida memiliki potensi karsinogenik atau penyebab kanker pada manusia. Saat ini masih banyak pihak yang menjalankan evaluasi dan penelitian akibat paparan senyawa ini kepada tubuh manusia.
Selain itu, oksidasi yang terjadi pada reaksi minyak dipanaskan dalam waktu yang cukup lama kemungkinan berpotensi membentuk senyawa-senyawa beracun. Maka konsumsi berlebih makanan berminyak dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang merupakan indikasi penyakit gagal jantung bila berkelanjutan.
Bagaimana penanggulangannya?
Konsumsi makanan yang digoreng sungguh diperbolehkan, namun sekali lagi penting untuk membatasi jumlahnya serta disarankan untuk tidak sering-sering. Adanya senyawa akrilamida belum dapat sepenuhnya dihilangkan dalam proses memasak makanan, terutama dalam teknik penggorengan yang tak jarang melebihi suhu 120°C.
Maka, dengan menerapkan prinsip konsumsi 3B (Bergizi, Berimbang, dan Beragam), kita dapat mengoptimalkan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh serta mengoptimalkan fungsi kerja organ detoksifikasi seperti ginjal dan hati dalam membuang zat-zat beracun dari dalam tubuh.
Rekomendasi Asyik Santapan Pangsit Kukus Bebas Akrilamida
Meski dengan teknik menggoreng, tekstur renyah dan rasa gurih khas gorengan akan lebih terasa, versi pangsit kukus juga akan lezat jika dipadukan dengan saus yang menggugah selera seperti kecap asin jahe, saus plum atau lebih dikenal dengan classic chinese duck sauce, saus kacang thailand, serta berbagai ide menarik yang diulas dalam Kompas.com. Dengan menambahkan saus, cita rasa yang didapatkan akan semakin kaya dan menarik.
Yuk tetap sehat, tanpa melewatkan momen kebersamaan Imlek!
Baca juga: Makna & Kandungan Gizi Makanan Khas Imlek: Simbolisme Hidangan Tionghoa
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- 5 Reasons Steamed Food Is Healthier Than Fried – Voi
- Review on deep-fat fried foods: physical and chemical attributes, and consequences of high consumption (2024), Journal of European Food Research and Technology
- 8 Macam Saus untuk Cocolan Dimsum, Ada Chili Oil dan Saus Asam Manis – Kompas.com
- Macam-Macam Pangsit dari Tiongkok. Sudah Tahu? – FWD Insurance
- Dietary Acrylamide Exposure and Cancer Risk: A Systematic Approach to Human Epidemiological Studies (2023), Foods