Ikan asin adalah salah satu makanan yang populer di Indonesia. Rasanya yang gurih dan harganya yang terjangkau membuat ikan asin menjadi pilihan banyak orang. Namun, belakangan ini muncul kekhawatiran bahwa mengonsumsi ikan asin bisa memicu risiko kanker nasofaring. Apakah hal ini benar? Yuk, kita bahas lebih lanjut Aplefriends!
Kanker Nasofaring: Kenali Penyakit yang Sering ‘Bersembunyi’ di Balik Hidung

Kanker nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang menyerang bagian nasofaring, yaitu di bagian belakang hidung dan di atas tenggorokan. Kanker nasofaring memiliki sejumlah gejala yang perlu diwaspadai, seperti hidung tersumbat, mimisan, telinga berdengung, penglihatan ganda, neuralgia trigeminal (nyeri kronis wajah yang hebat), serta benjolan di leher.
Di Indonesia kanker nasofaring menempati peringkat ke-4 sebagai penyakit keganasan terbanyak. Prevalensi kasus kanker ini sekitar 6,2 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Angka ini diperkirakan ada 13.000 kasus baru yang terdiagnosis setiap tahunnya. Menariknya, penyakit ini bersifat endemik di Pulau Jawa, menjadikannya salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius.
Alasan Ikan Asin Bisa Jadi Pemicu Kanker Nasofaring

1. Kandungan Nitrosamin dalam Ikan Asin
Ikan asin diawetkan dengan banyak garam, yang dapat menghasilkan nitrosamin, senyawa kimia yang dikenal sebagai pemicu kanker. Nitrosamin dapat merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker, termasuk kanker nasofaring. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nitrosamin dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama.
Penelitian dalam Medical Methodist Journal, menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin lebih dari 3 kali sebulan atau selama lebih dari 10 tahun dapat secara signifikan meningkatkan risiko kanker nasofaring. Sementara itu, Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia mencatat bahwa konsumsi ikan asin lebih dari 3 kali sebulan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring sebesar 1,65 kali.
2. Aktivasi Epstein-Barr Virus oleh Nitrosamin dalam Ikan Asin
Nitrosamin dalam ikan asin dapat mengaktifkan Epstein-Barr Virus (EBV), yang berperan dalam perkembangan kanker nasofaring. Aktivasi EBV ini meningkatkan produksi protein LMP1, yang membuat sel-sel di nasofaring tumbuh tidak terkendali. Akibatnya, sel-sel abnormal terus berkembang dan bisa berubah menjadi kanker nasofaring.
Selain Ikan Asin, Adakah Faktor Lain Pemicu Kanker Nasofaring?
Meskipun ikan asin diduga menjadi salah satu faktor risiko, penting untuk diingat bahwa kanker nasofaring tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring antara lain:
- Faktor Genetik: Orang dengan riwayat keluarga yang menderita kanker nasofaring memiliki risiko lebih tinggi.
- Kebiasaan Merokok: Mengandung nitrosamin karsinogenik, dapat merusak epitel nasofaring secara langsung, dan berpotensi mengaktifkan Epstein-Barr Virus (EBV) yang berperan dalam perkembangan kanker ini.
- Kebiasaan Minum Alkohol: Alkohol diubah oleh tubuh menjadi asetaldehida (AA), zat beracun yang dapat merusak DNA dan memicu kanker.
- Paparan Debu dan Bahan Kimia: Orang yang bekerja di lingkungan dengan paparan debu kayu, asap kimia, atau bahan industri tertentu juga berisiko lebih tinggi.
Bagaimana Cara Mengurangi Risiko?
Berikut beberapa tips untuk mengurangi risiko kanker nasofaring:
- Batasi Konsumsi Ikan Asin dan Makanan yang diawetkan: Hindari makanan tinggi nitrosamin seperti ikan asin, sayuran fermentasi, daging olahan, dan makanan awetan lainnya dalam jangka panjang. Gantilah dengan sumber protein yang lebih sehat seperti ikan segar atau daging tanpa lemak.
- Perbanyak Makanan Sehat: Konsumsi lebih banyak buah, sayur, dan makanan kaya antioksidan untuk melawan efek radikal bebas yang berbahaya.
- Hindari Rokok dan Alkohol: Kedua kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan risiko kanker nasofaring, tetapi juga berbagai penyakit lainnya.
- Rutin Periksa Kesehatan: Apabila memiliki faktor risiko, seperti riwayat keluarga atau mengalami gejalanya, sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter.
Dari pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa penting untuk menjaga pola makan seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari risiko kanker. Selalu ingat, kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan ya, Aplefriends!
Baca juga: Begadang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Kanker? Ini Penjelasannya!
Referensi :
- Konsumsi Ikan Asin Meningkatkan Risiko Kanker Nasofaring: Tinjauan Sistematik dan Meta-analisis (2023), Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia
- Hubungan Kebiasaan Konsumsi Ikan Asin dengan Terjadinya Karsinoma Nasofaring dan Non Karsinoma Nasofaring di Rsu Vina Estetica Tahun 2022 – 2023 (2023), Medical Methodist Journal
- Dietary patterns and risk of nasopharyngeal carcinoma: a population-based case-control study in southern China (2021), The American Journal of Clinical Nutrition
- Nasopharyngeal Carcinoma (NPC) Risk Factors: A Systematic Review and Meta-Analysis of the Association with Lifestyle, Diets, Socioeconomic and Sociodemographic in Asian Region (2019), Asian Pasific Journal of Cancer Prevention
- Quantification of familial risk for nasopharyngeal carcinoma in a high-incidence area (2018), Author Manuscript
- Past and Recent Salted Fish and Preserved Food Intakes Are Weakly Associated with Nasopharyngeal Carcinoma Risk in Adults in Southern China (2019), The Journal of Nutrition
Editor : Rheinhard, S.Gz., Dietisien