Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu gangguan endokrin yang menyebabkan gangguan kesuburan wanita usia produktif atau dikenal juga sebagai hyperandrogenic anovulation (HA). Dikutip dari Jurnal Opini Rumah Sakit Universitas Udayana penyebab penyakit ini sebenarnya belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini, tergolong sebagai penyakit oligogenik atau penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Dibalik semua itu, faktor hormonal sering menjadi akar persoalan yang sering terabaikan. Artikel ini akan mengupas tuntas peran hormon dalam PCOS, Jenis hormon yang berpengaruh, serta bagaimana ketidakseimbangannya dapat memicu gejala dan komplikasi dalam jangka panjang.
Hormon yang Berperan dalam PCOS
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) erat kaitannya dengan gangguan hormonal perempuan. Tidak hanya satu, tetapi beberapa hormon bekerja secara tidak seimbang, yang kemudian memicu terjadinya gejala PCOS. Berikut merupakan hormon utama yang berperan :
1. Androgen (Hormon Pria)
Menurut Jurnal Genetika Medis Manusia Mesir produksi hormon androgen yang berlebihan oleh ovarium dan adrenal menyebabkan terjadinya hiperandrogenisme. Hormon androgen sebenarnya juga dimiliki oleh wanita namun hanya berjumlah kecil, tetapi pada penderita PCOS hormon ini sering diproduksi secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan gejala seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih (hirsutisme), dan rambut rontok di kepala. Produksi hormon androgen yang berlebih diketahui mengakibatkan ovarium memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan sehingga sel telur tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan (anovulasi), sehingga mempengaruhi kesuburan.
2. Insulin
Dikutip dari Jurnal Sintesa Universitas Dhyana Pura Bali insulin adalah hormon yang berperan penting terhadap regulasi kadar glukosa dalam tubuh. Namun pada penderita PCOS biasanya terjadi resistensi insulin, yaitu kondisi dimana ketidakmampuan insulin untuk melakukan penyerapan dan utilisasi glukosa. Akibatnya pankreas akan memproduksi lebih banyak insulin, yang justru dapat merangsang ovarium untuk menghasilkan lebih banyak hormon androgen. Hal inilah yang menciptakan lingkaran setan antara resistensi insulin dan ketidakseimbangan hormon seks.
3. LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle-Stimulating Hormone)
Menurut studi dari Journal Of The Academy Of Medical Sciences In Bosnia and Herzegovina pada umumnya penderita PCOS terjadi gangguan neuroendokrin yang ditandai dengan rasio LH/FSH yang meningkat. Biasanya pada wanita sehat rasio antara LH dan FSH berada diantara 1 dan 2 sedangkan pada wanita PCOS rasionya mencapai 2 atau 3. Terjadinya peningkatan LH dan FSH menyebabkan ovulasi (pematangan sel telur) terganggu bahkan tidak dapat terjadi pada pasien PCOS, yang menjelaskan siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak datang sama sekali.
4. Estrogen dan Progesteron
Dikutip dari Siloam Hospital Hormon estrogen dan progesteron merupakan hormon reproduksi utama pada wanita. Hormon ini membantu dalam pubertas, siklus menstruasi, dan kehamilan. Hormon estrogen diproduksi di ovarium, namun jaringan lemak, kelenjar adrenal, dan otak juga dapat memproduksi hormon ini. Sedangkan hormon progesteron diproduksi di korpus luteum, hormon ini dibutuhkan untuk menstabilkan siklus menstruasi. Pada wanita dengan PCOS hormon estrogen seringkali lebih tinggi dibandingkan hormon progesteron. Ketidakseimbangan ini berdampak pada penebalan lapisan rahim dan terjadi risiko perdarahan yang tidak teratur.
Dampak Jangka Panjang Ketidakseimbangan Hormon
PCOS bukan hanya masalah tentang siklus haid tidak teratur atau jerawat membandel. Jika tidak ditangani dengan baik, ketidakseimbangan hormon yang mendasarinya dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan dimasa depan, baik secara fisik maupun mental. Dilansir dari artikel Alodokter inilah beberapa risiko serius yang perlu diwaspadai:
- Diabetes Tipe 2
- Penyakit Kardiovaskuler
- Kanker Dinding rahim/Endometrium
- Gangguan Kesuburan
- Gangguan Psikologis (stres, kecemasan, depresi)
Cara Menjaga Keseimbangan Hormon
Menjaga hormon tetap stabil adalah salah satu tatalaksana dari penyembuhan PCOS. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berikut :
- Mempertahankan berat badan ideal
- mengonsumsi makanan padat gizi dan pangan rendah gula
- membatasi makanan olahan (fast food/UPF)
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Mengelola stres
- Menghindari asupan alkohol yang berlebihan
PCOS bukanlah kondisi sederhana hanya sebagai gangguan haid atau masalah jerawat. Lebih dari itu, ternyata PCOS terjadi karena ketidakseimbangan hormon yang mendasarinya, dan dapat berdampak serius dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat. Setelah mengetahui peran hormon dalam PCOS adalah langkah awal untuk mengenali gejala, mencari pengobatan, dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Perlu diketahui, informasi ini hanya bertujuan sebagai edukasi dan tidak dapat menggantikan diagnosis maupun saran perawatan dari dokter.
Baca Juga: PCOS = Mandul? Jangan Percaya Dulu Sebelum Baca Ini!
Referensi
Editor: Eka Putra Sedana