Apakah AppleFriends sering merasa suasana hati tiba-tiba berubah drastis, dari bahagia menjadi murung, atau dari tenang menjadi mudah marah? Bisa jadi penyebabnya bukan hanya faktor psikologis atau hormonal saja, tetapi juga karena kamu kurang minum air putih. Ya, dehidrasi ternyata bisa mempengaruhi mood kita lebih dari yang kita bayangkan. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya!
Apa Itu Mood Swing?
Mood swing adalah perubahan emosi yang mendadak dimana seseorang bisa beralih dari perasaan positif ke negatif atau sebaliknya. Perubahan suasana hati ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan intens. Saat mengalami mood swing, seseorang bisa dengan cepat berubah dari perasaan bahagia dan optimis menjadi sedih, mudah marah, atau bahkan depresi.
Ketika Otak Kekurangan Air: Risiko yang Sering Diabaikan
Menurut data dari U.S. Geological Survey, sekitar 60% dari berat badan manusia adalah air, dan otak mengandung sekitar 73% air. Artinya, cairan tubuh tidak hanya penting untuk fungsi fisik seperti mengatur suhu tubuh, melancarkan sirkulasi darah, atau mendukung kerja organ, tetapi juga sangat berperan dalam keseimbangan fungsi otak dan sistem saraf.
Saat tubuh kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, aliran darah ke otak bisa menurun. Hal ini akan memengaruhi penyaluran oksigen dan nutrisi penting ke sel-sel otak. Akibatnya, kemampuan otak untuk menjalankan fungsi kognitif—termasuk pengaturan emosi dan suasana hati—menjadi terganggu.
Dampak Dehidrasi terhadap Suasana Hati dan Stabilitas Emosi
Dehidrasi (kurang cairan) ringan hingga sedang dapat mempengaruhi mood tanpa adanya faktor pengganggu seperti paparan panas atau olahraga. Sebuah studi menemukan bahwa dehidrasi seluler (sel-sel tubuh kekurangan cairan) akut (gejala muncul cepat tapi berlangsung singkat) dapat menurunkan mood, terutama pada wanita. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan rasa lelah, kebingungan, dan ketegangan.
Bagaimana Dehidrasi Mempengaruhi Suasana Hati?
1. Perubahan Fisiologis
Dehidrasi dapat mempengaruhi parameter fisiologis seperti osmolalitas plasma (ukuran konsentrasi zat terlarut dalam darah) dan osmolalitas saliva (ukuran konsentrasi zat terlarut dalam air liur), yang merupakan indikator status hidrasi tubuh.
Saat tubuh kekurangan cairan, kadar zat terlarut dalam darah dan air liur akan naik. Perubahan ini memicu tubuh untuk menyesuaikan diri, termasuk melepaskan hormon yang membantu menjaga keseimbangan cairan, tetapi hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi otak kita.
2. Peran Hormon Vasopresin
Haus adalah tanda awal kalau tubuh kita butuh air. Ketika dehidrasi makin parah, tubuh mengeluarkan lebih banyak hormon yang namanya “vasopresin”. Hormon ini membantu ginjal menahan air supaya kita tidak buang air kecil terlalu banyak.
Akan tetapi, ternyata vasopresin juga bisa mempengaruhi area otak yang mengatur emosi (amigdala dan korteks prefrontal) sehingga bisa membuat mood berubah-ubah. Jadi saat vasopresin meningkat, orang bisa jadi lebih sensitif, gampang cemas, atau lebih mudah kesal.
3. Pengaruh Zat Kimia Otak: Serotonin
Dehidrasi mempengaruhi produksi dan pelepasan serotonin. Serotonin adalah zat kimia di otak yang bikin kita merasa bahagia dan tenang. Kurangnya serotonin bikin suasana hati gampang berubah-ubah seperti, lebih mudah merasa kesal atau marah, cepat sedih tanpa sebab, atau cemas berlebihan.
Di dalam otak kita, ada bagian-bagian khusus—seperti talamus, hipotalamus, hipokampus, dan korteks—yang sangat berperan dalam mengendalikan emosi. Pada bagian–bagian ini terdapat “penerima sinyal” yang disebut reseptor serotonin, terutama tipe 5-HT1A dan 5-HT7.
Saat tubuh kekurangan cairan, kadar serotonin dalam otak bisa berubah. Perubahan ini dapat memengaruhi cara kerja reseptor tadi, sehingga suasana hati pun bisa ikut terganggu.
Perbedaan Gender dalam Pengaruh Dehidrasi terhadap Keseimbangan Mood
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita lebih rentan terhadap perubahan mood akibat dehidrasi dibandingkan pria. Setelah infus saline hipertonik, wanita menunjukkan peningkatan rasa haus dan kadar copeptin (penanda vasopresin) yang lebih tinggi dibandingkan pria.
Kesimpulan
Apple Friends, kurang minum ternyata tidak hanya membuat tubuh lemas, tetapi juga bisa memicu mood swing yang mengganggu aktivitas keseharian. Adanya hubungan erat antara dehidrasi, fungsi otak, dan regulasi (pengaturan) emosi lebih menyadarkan kita untuk mencukupi kebutuhan cairan harian. Jadi, jika kamu merasa suasana hatimu naik turun tanpa sebab yang jelas, jangan lupa cek apakah kamu sudah minum cukup hari ini!
Baca Juga: Dehidrasi vs. Haus: Pahami Perbedaannya!
Referensi
- Hubungan Antara Kecemasan Penyelesaian Skripsi dengan Mood Swing Pada Mahasiswa Semester Akhir (2024), Social Science and Contemporary Issues Journal
- Hydration Status and Its Impact on Cognitive Performance and Reaction Time in Young Adult: A Comparative Study (2025), International Journal of Academic Medicine and Pharmacy
- Cellular Dehydration Acutely Degrades Mood Mainly in Women: A Counter Balanced, Crossover Trial (2020), British Journal of Nutrition
- Effects of Water Restriction on Social Behavior and 5-HT Neurons Density in The Dorsal and Median Raphe Nuclei in Mice (2021), Behavioural Brain Research
Editor: Mentari Suci Ramadhini Sujono, S.Gz., Dietisien