Mengapa Cokelat Identik dengan Hari Valentine?

valentine-coklat

Cokelat memiliki lebih banyak sejarah daripada cinta itu sendiri.” Begitulah yang diungkapkan oleh sejarawan makanan Sophie D. Coe dalam studinya tentang bagaimana kakao telah menjadi simbol kemewahan, kasih sayang, dan bahkan alat perdagangan di berbagai peradaban. Setiap tanggal 14 Februari, hadiah berbentuk kotak-kotak kecil berisi praline dan truffle beraneka rasa selalu membanjiri pasar. Tapi mengapa cokelat? Apa yang membuatnya begitu erat dengan Hari Valentine?

Perjalanan Sejarah Kakao hingga Menjadi Cokelat

Sejarah mencatat bahwa kakao pertama kali dikonsumsi oleh peradaban Mesoamerika seperti suku Maya dan Aztek. Minuman berbasis kakao yang dikenal sebagai “xocoatl” dianggap memiliki kekuatan magis dan sering dikaitkan dengan ritus keagamaan serta kekuatan afrodisiak. Kaisar Montezuma II bahkan disebut meminum cokelat pahit ini sebelum mengunjungi haremnya. Ketika bangsa Eropa menemukan Dunia Baru, kakao dibawa ke Spanyol dan mulai diolah dengan gula, menjadikannya minuman eksklusif kaum aristokrat.

Revolusi industri pada abad ke-19 mengubah segalanya. Inovasi dalam pengolahan kakao membuat cokelat lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Pada saat yang sama, tradisi memberikan hadiah pada Hari Valentine mulai berkembang di Inggris berkat pengaruh puisi dan kartu ucapan. Di sinilah sosok Richard Cadbury, pewaris keluarga Cadbury, mengambil peran penting. Pada tahun 1861, ia merancang kemasan berbentuk hati untuk cokelat, menjadikannya barang yang tak hanya lezat tetapi juga sentimental. Strategi pemasaran ini berhasil membentuk hubungan emosional antara cokelat dan perayaan cinta.

Kandungan Istimewa dari Cokelat dengan Sensasi Jatuh Cinta

Namun, ada alasan lebih dalam dari sekadar sejarah dan pemasaran. Secara ilmiah, cokelat mengandung senyawa feniletilamina (PEA) yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan gairah, mirip dengan sensasi saat jatuh cinta. Ditambah lagi dengan endorfin yang dilepaskan setelah mengonsumsi cokelat, tak heran jika makanan ini dianggap sebagai simbol romantisme yang sempurna. Sebuah studi dari Antioxidants bahkan menemukan bahwa flavonoid dalam cokelat hitam mampu meningkatkan aliran darah ke otak, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi stres, menjadikannya hadiah yang cocok untuk hari valentine dan secara psikologis memengaruhi perasaan penerimanya.

Cokelat dan Kesehatan Manusia secara Menyeluruh

1. Hubungan Coklat dengan Kesehatan Fisik

Dari perspektif kesehatan, cokelat hitam memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan jenis cokelat lainnya. Kaya akan antioksidan, flavonoid, dan polifenol, cokelat hitam dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan jantung, serta mengurangi risiko peradangan kronis. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal, konsumsi cokelat hitam secara moderat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, kandungan theobromine dalam kakao juga terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan memperbaiki fokus.

2. Hubungan Coklat dengan Kesehatan Mental

Tidak hanya itu, cokelat juga bermanfaat bagi kesehatan mental. Magnesium dalam kakao dapat membantu mengurangi kecemasan, sementara serotonin yang dihasilkan setelah mengonsumsi cokelat mampu meningkatkan suasana hati. Oleh karena itu, memberikan cokelat pada Hari Valentine bukan hanya soal simbol cinta, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap kesehatan orang yang menerimanya.

Penting untuk Mengontrol Konsumsi Cokelat secara Bijak

(sumber: unsplash)

Meskipun cokelat memiliki banyak manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Kandungan gula dalam cokelat, terutama cokelat susu dan cokelat putih, dapat berdampak buruk jika dikonsumsi berlebihan. Konsumsi gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, pilihlah cokelat hitam dengan kandungan kakao yang tinggi dan konsumsi secara moderat untuk mendapatkan manfaat kesehatannya tanpa mengorbankan kesehatan tubuh.

Jadi, cokelat dan Hari Valentine bukan sekadar kebetulan. Tradisi ini adalah hasil dari perpaduan sejarah panjang, strategi komersial, serta manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh kakao. Dengan setiap gigitan cokelat, ada warisan budaya, sains, dan kesehatan yang ikut terasa, menjadikannya lebih dari sekadar hadiah—melainkan bagian dari ritual cinta yang telah bertahan selama berabad-abad.

Baca juga: Mitos atau Fakta Makan Coklat Bikin Kamu Bahagia?

Referensi

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *