Menkes Sebut Deteksi Dini Menjadi Kunci untuk Anak Sehat

“Kadang nilai anak-anak jelek bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka tidak bisa melihat dengan jelas.” Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, saat meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SMP Negeri 5 Kota Bandung. Kalimat itu bukan sekadar refleksi, melainkan pengingat bahwa kesehatan anak bukan hanya urusan medis, tetapi juga pendidikan, masa depan, dan keadilan sosial.

Program CKG dirancang untuk menjangkau sekitar 53 juta anak dari lebih dari 230 ribu sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan: 13 item untuk SD, 15 item untuk SMP, dan 14 item untuk SMA. Dalam pelaksanaan awal di Bandung, dari 14 siswa yang diperiksa, sembilan di antaranya mengalami gangguan penglihatan. Temuan ini langsung mengubah cara pandang terhadap performa akademik.

Peningkatan Gangguan Mata pada Anak yang Mengkhawatirkan

Menkes menyoroti bahwa meningkatnya kasus gangguan mata pada anak-anak tidak lepas dari kebiasaan menatap layar gawai secara berlebihan. Anak-anak kini terbiasa melihat dekat, padahal mata juga perlu dilatih untuk melihat jauh. Ketidakseimbangan ini memicu kelelahan visual dan gangguan refraksi yang tidak terdeteksi sejak dini.

“Preventifnya ya kurangi lihat HP. Sekarang anak-anak terbiasa melihat dekat, padahal mata juga perlu melihat jauh. Harus seimbang,” ujar Menkes Budi. Pernyataan ini menegaskan bahwa deteksi dini bukan hanya soal menemukan penyakit, tetapi juga mengubah kebiasaan sebelum menjadi masalah kronis.

Permasalahan Anemia dan Gigi Sering Dihiraukan

Selain gangguan mata, dua temuan paling dominan dalam pelaksanaan CKG adalah anemia pada remaja putri dan masalah gigi pada anak sekolah. Anemia, terutama pada perempuan, berisiko memicu komplikasi saat kehamilan dan bahkan menyebabkan stunting pada generasi berikutnya. Masalah gigi seperti karang dan gigi berlubang bukan hanya mengganggu makan, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi serius yang menyebar ke organ lain. Menkes mengingatkan pentingnya kunjungan rutin ke puskesmas untuk pemeriksaan gigi, yang selama ini sering dianggap remeh.

Data Kesehatan Dapat Menunjang Kebijakan Lintas Sektor

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang turut hadir dalam peluncuran program, menyambut baik inisiatif nasional ini. Ia menegaskan bahwa data hasil pemeriksaan akan dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan dan diteruskan ke Dinas Pendidikan, Dispora, Dinsos, dan DP3A. “Semua harus terlibat,” ucap Farhan, menandai bahwa kesehatan anak bukan hanya tanggung jawab sektor medis, tetapi juga pendidikan, sosial, dan perlindungan anak.

Langkah ini mencerminkan pendekatan lintas sektor yang semakin dibutuhkan dalam kebijakan publik. Deteksi dini bukan hanya soal diagnosis, tetapi juga soal intervensi yang tepat, cepat, dan terintegrasi.

Tindakan Preventif yang Dilakukan Sebelum Terlambat

Deteksi dini bukan sekadar istilah teknis. Ia adalah bentuk kepedulian yang konkret, cara untuk melihat anak-anak bukan hanya sebagai murid, tetapi sebagai individu yang layak mendapatkan perhatian penuh terhadap kesehatannya. Program CKG yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan adalah langkah awal yang menjanjikan. Namun, keberhasilannya bergantung pada konsistensi pelaksanaan, keterlibatan lintas sektor, dan kesadaran publik bahwa kesehatan anak adalah fondasi masa depan bangsa.

Bagi pendidik, orang tua, atau pengambil kebijakan, memahami pentingnya deteksi dini bukan hanya soal informasi, tetapi tentang tanggung jawab. Karena anak sehat bukan hasil dari pengobatan, melainkan dari pencegahan yang dimulai sejak dini.

Baca Juga: Menkes Budi Sadikin Sebut Dokter Wajib Menggunakan AI

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *