Ini yang Terjadi di Balik Mood Swing Menjelang Menstruasi 

Setiap bulan, banyak perempuan merasakan perubahan suasana hati yang datang begitu saja menjelang atau saat menstruasi. Ada kalanya mereka merasa sedih tanpa alasan, mudah tersinggung, atau justru kehilangan semangat untuk beraktivitas. Fenomena ini dikenal sebagai mood swing. 

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of General Psychiatry menunjukkan bahwa dari 350 perempuan asal Bulgaria berusia 18-50 tahun, sebanyak 76,5% mengalami mood swing menjelang menstruasi. Di balik fakta ini, masih ada hal menarik yang jarang dibahas. Pertanyaannya, apa sebenarnya yang menyebabkan suasana hati bisa berubah begitu drastis pada masa menstruasi ?

Kondisi PMS dan PMDD Menjelang Menstruasi

kondisi-pms
Sumber : freepik

Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang tidak menyenangkan, baik fisik maupun psikis yang muncul 1-2 minggu sebelum menstruasi dan biasanya hilang saat menstruasi dimulai. Sebagian besar perempuan pernah merasakan gejalanya, meski tingkat keparahannya berbeda-beda. PMS baru bisa dikatakan nyata jika muncul gejala muncul hampir setiap kali sebelum masa menstruasi paling tidak tiga kali berturut-turut. 

Pada sebagian kecil perempuan, PMS bisa sangat parah sehingga mengganggu aktivitas harian. Kondisi ini disebut PMDD (Pre Menstrual Dysphoric Disorder), yang gejalanya lebih berat daripada PMS hingga pada kondisi yang parah dapat memicu keinginan untuk bunuh diri. 

BMJ Open Journal dan Pan African Medical Journal menyebutkan bahwa sekitar 75% perempuan mengalami keluhan PMS, terutama pada usia di bawah 25 tahun. Sementara itu, PMDD dialami oleh 3-8% dari mereka yang mengalami PMS.

Siklus Menstruasi, Hormon, dan Mood Swing

siklus-menstruasi
Sumber : freepik

Menjelang haid, banyak perempuan merasakan perubahan mood yang drastis, naik turun, atau sering disebut mood swing. Mereka menjadi lebih sensitif, mudah marah, cemas, atau bahkan mengalami stress berlebihan. Perubahan Ini sebenarnya merupakan salah satu tanda PMS maupun PMDD yang umum terjadi. Dalam buku terbitan Ayer Company Publishers, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan stres cenderung lebih terlihat atau lebih berat pada fase luteal, yaitu fase kedua dari siklus menstruasi, antara ovulasi dan menstruasi. 

Mood swing dapat terjadi karena riwayat masalah mental yang sudah ada, seperti depresi, kecemasan, atau stress yang terasa lebih berat menjelang menstruasi (pre menstrual magnification). Selain itu, faktor fisiologis, genetik, dan kondisi penyakit ginekologi seperti PCOS juga dapat memperparah mood swing karena gejalanya yang menyakitkan dan mengganggu. 

Perubahan mood ini erat kaitannya dengan fluktuasi hormon. Selama siklus menstruasi, kadar estrogen dan progesteron naik turun untuk mengatur kerja otak, ovarium, dan rahim. Jika tidak terjadi kehamilan, hormon progesteron akan turun drastis dan memicu menstruasi berikutnya. Perubahan hormon inilah yang membuat suasana hati ikut naik turun setiap bulannya.

Faktor Fisik dan Emosional di Balik Mood Swing Saat PMS

faktor-fisik-dan-emosional
Sumber : freepik

Seperti banyak isu kesehatan reproduksi lainnya, penyebab pasti PMS masih belum diketahui. Beberapa penelitian hanya memberikan beberapa kemungkinan hubungan antara hormon dan mood, yaitu : 

1. Nyeri Fisik yang Mempengaruhi Mood

Penelitian oleh Archives of Women’s Mental Health menjelaskan bahwa haid dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, seperti kram perut, nyeri payudara, dan nyeri sendi. Rasa sakit ini dapat membuat mood menjadi buruk, mudah tersinggung, dan menurunkan kepercayaan diri.

2. Keinginan Menarik Diri

Beberapa penelitian dalam jurnal Child Development Perspective menunjukkan bahwa remaja perempuan cenderung menarik diri secara sosial saat menstruasi. Penyebabnya dapat berasal dari fisik maupun emosional, namun gangguan hubungan sosial ini dapat mempengaruhi kesehatan mental, bahkan dikaitkan dengan upaya bunuh diri pada remaja perempuan. 

3. Penurunan Daya Ingat 

Hormon estrogen berperan dalam mengaktifkan hippocampus, bagian otak yang menyimpan ingatan jangka panjang. Penurunan estrogen dapat membuat menurunkan daya ingat, menyulitkan belajar hal baru, dan dapat menimbulkan rasa bingung atau brain fog. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian dari jurnal Brain Sciences.  

4. Kecemasan

Menurut jurnal Pharmaceuticals, hormon progesteron diduga dapat menenangkan kecemasan. Saat kadar progesteron rendah, tingkat kecemasan pun dapat meningkat.  

5. Perasaan Panik 

Penelitian dalam jurnal Frontiers in Neuroendocrinology menjelaskan bahwa jika seseorang merasa sangat stres, hormon progesteron dapat diubah menjadi kortisol (hormon stres). Peningkatan kortisol ini dapat menyebabkan tubuh merasa dalam bahaya dan menimbulkan rasa panik.

Cara Kelola Mood Swing agar Tidak Mengganggu Aktivitas

kelola-mood-swing
Sumber : freepik

National Health Service UK merekomendasinya beberapa cara yang dapat dilakukan perempuan untuk meringankan gejala PMS termasuk mood swing. Menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan selama fase pra dan saat menstruasi. Beberapa cara tersebut adalah:

  • Rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh dan memperbaiki suasana hati.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang kaya karbohidrat kompleks, serat, protein, omega-3, dan kalsium, serta makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering yaitu setiap 2-3 jam dapat membantu mengurangi gejala. Batasi makanan tinggi garam, gula, lemak, serta minuman berkafein atau beralkohol, karena dapat memicu kembung, mual, dan memperparah mood swing.
  • Cukup tidur agar tubuh dan pikiran tetap segar sehingga mood dapat lebih terkontrol.
  • Kelola stres dengan baik melalui aktivitas menenangkan, seperti yoga atau meditasi.
  • Konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol jika gejala nyeri cukup mengganggu, karena rasa sakit yang tidak teratasi juga dapat mempengaruhi suasana hati
  • Mencatat gejala PMS dalam jurnal minimal selama dua siklus menstruasi, yang dapat dibawa saat konsultasi dengan dokter
  • Hindari merokok karena dapat memperburuk gejala PMS dan mempengaruhi suasana hati 

Baca Juga: Efek Siklus Menstruasi pada Kesehatan Mental

Referensi

  1. Buku Manajemen Kesehatan Menstruasi (2017), Universitas Nasional
  2. Cognition, The Menstrual Cycle, and Premenstrual Disorders: A Review (2020), Brain Sciences
  3. Magnitude of Premenstrual Dysphoric Disorder and Its Correlation with Academic Performance Among Female Medical and Health Science Students at University of Gondar, Ethiopia: A Cross-Sectional Study (2019), BMJ Open Journal
  4. Mood Changes and The Menstrual Cycle – PMS and PMDD | Hello Clue
  5. Mood Swing during Menstruation: Confounding Factors and Drug Use (2022), Ethiopian Journal of Health Sciences
  6. Oral Contraceptive Use and Premenstrual Syndrome Among Sexually Active Female University Students in Cameroon (2020), Pan African Medical Journal
  7. PMS (Premenstrual Syndrome) | National Health Service UK
  8. Prevalence and Clinical Picture of Premenstrual Syndrome in Females from Bulgaria (2020), Annals of General Psychiatry
  9. Progesterone and Its Metabolites Play a Beneficial Role in Affect in the Female Brain (2023), Pharmaceuticals
  10. Progesterone – Friend or Foe? (2020), Frontiers in Neuroendocrinology
  11. Relationships Between Paranoid Thinking, Self-Esteem and The Menstrual Cycle (2015), Archives of Women’s Mental Health
  12. Understanding When and Why Some Adolescent Girls Attempt Suicide: An Emerging Framework Integrating Menstrual Cycle Fluctuations in Risk (2020), Child Development Perspective
  13. 4 Cara Mengatasi Mood Swing Saat PMS | Alodokter

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok