Slogan 4 sehat 5 sempurna yang melegenda pertama kali dikenalkan pada tahun 1950 oleh Prof Poerwo Soedarmo, mengadaptasi prinsip “Basic Four” yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian AS.
Seiring perkembangan ilmu dan masalah gizi, prinsip 4 sehat 5 sempurna kemudian diperbarui menjadi “Pedoman Gizi Seimbang” atau PGS. Prof Soekirman, guru besar Institut Pertanian Bogor mengatakan bahwa pada konferensi pangan dunia tahun 1992, Organisasi Pangan Dunia (FAO) menetapkan agar semua negara berkembang yang semula menerapkan prinsip “basic four” mengganti menjadi “nutrition guide for balanced diet”. Di Indonesia prinsip ini kemudian diadaptasi menjadi PGS, sesuai dengan kebijakan Repelita V tahun 1995.
Perbedaan PGS dibandingkan dengan 4 sehat 5 sempurna adalah adanya anjuran porsi serta ajakan untuk melakukan pola hidup bersih, sehat, dan aktif.
PGS terdiri dari 4 prinsip utama yaitu makanan beranekaragam sesuai kebutuhan, hidup bersih dan sehat, aktivitas fisik, dan pantau berat badan. Keempat prinsip ini selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai bentuk, seperti “Tumpeng Gizi Seimbang” dan 10 Pedoman Umum Gizi Seimbang” yang akan dijelaskan pada post berikutnya.