Mentega dan margarin sering dianggap mirip karena sama-sama digunakan untuk mengoles roti, membuat kue, atau menumis masakan. Padahal, keduanya punya perbedaan yang cukup besar, mulai dari bahan dasar, rasa, hingga kandungan gizinya. Ada yang bilang mentega lebih kaya rasa, sementara margarin lebih sehat untuk jantung. Supaya tidak bingung dalam memilih, yuk kita kenali lebih dekat antara mentega dan margarin.
Perbedaan Bahan Dasar Mentega dan Margarin
Mentega dibuat dari lemak hewani, umumnya berasal dari susu sapi, kambing, domba, atau kerbau. Sedangkan margarin berbahan dasar lemak nabati seperti minyak sawit, bunga matahari, lobak, dan kanola. Beberapa jenis margarin bisa ditambahkan minyak kelapa atau kelapa sawit agar teksturnya lebih padat. Dari sini sudah terlihat jelas, mentega berbasis hewani, sedangkan margarin berbasis nabati.
Tekstur, Aroma, dan Rasa Khas Masing-Masing
Mentega biasanya berwarna kuning pucat dengan tekstur lembut yang mudah meleleh. Karena sifatnya ini, mentega sebaiknya selalu disimpan di kulkas agar tidak cepat rusak. Berbeda dengan margarin yang umumnya berwarna kuning cerah, lebih stabil di suhu ruangan, dan tidak perlu disimpan di kulkas. Rasanya lebih ringan, namun bisa diformulasikan agar menyerupai mentega.
Profil Lemak Mentega dan Margarin
Mentega mengandung sekitar 50% lemak jenuh. Satu sendok teh mentega dapat menyumbang sekitar 5 gram lemak jenuh, jumlah yang cukup besar dibandingkan rekomendasi harian menurut National Health Service, yaitu 20 g untuk perempuan dan 30 g untuk laki-laki. Dan itu pun belum termasuk lemak jenuh yang terkandung di dalam makanan lain yang kita makan sehari-hari. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (non-HDL) sehingga berisiko pada serangan jantung dan stroke.
Margarin umumnya memiliki kadar lemak jenuh lebih rendah, bisa setidaknya 50% lebih sedikit dibandingkan mentega. Sebagian besar margarin mengandung lebih banyak lemak tak jenuh yang lebih dianjurkan.
Perbandingan Kandungan Garam Keduanya
Selain lemak, garam juga perlu diperhatikan. Mentega yang tradisional biasanya diberi tambahan garam untuk menambah rasa gurih sekaligus sebagai pengawet, sehingga sering diberi label “tinggi garam”. Versi unsalted atau produk dengan kadar garam yang rendah memang ada, tapi jumlahnya lebih terbatas.
Pada margarin, kandungan garamnya bervariasi dan umumnya berada di kategori sedang. Oleh karena itu, sangat penting untuk Aplefriends membaca label informasi nilai gizi pada kemasan sebelum membeli untuk memastikan memilih produk dengan kadar garam yang paling rendah.
Penggunaannya dalam Sehari-Hari
Mentega sering jadi pilihan utama untuk membuat kue, roti, dan masakan lain karena memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaan mentega dapat membuat tekstur adonan lebih lembut dan wangi yang keluar dari oven terasa lebih menggoda.
Sementara itu, margarin juga bisa digunakan untuk membuat kue, menumis, hingga menggoreng. Kelebihan margarin adalah sifatnya yang lebih praktis, tahan di suhu ruang, dan biasana terjangkau dibandingkan mentega. Karena berbahan nabati, margarin juga kerap jadi alternatif bagi orang yang tidak dapat mengonsumsi produk hewani.
Mana Pilihan yang Lebih Sehat?

Jika bicara tentang mana yang lebih sehat antara mentega dan margarin, sebenarnya keduanya sama-sama produk olahan, hanya tingkat pemrosesannya yang berbeda. Mentega termasuk processed culinary ingredient karena dibuat dari krim yang dikocok hingga padat, lalu terkadang ditambahkan garam. Sedangkan margarin termasuk kategori ultra-processed food karena sering diberi tambahan bahan seperti emulsifier atau pewarna. Dari sisi lemak, margarin lebih unggul karena lemak jenuhnya lebih rendah dan lemak tak jenuhnya lebih tinggi, sementara mentega mengandung lebih dari tiga kali lipat lemak jenuh.
Clare Collins, profesor gizi dan dietetika Universitas Newcastle, Australia menjelaskan, “Prinsip umumnya adalah makanan tinggi lemak jenuh lebih mungkin meningkatkan kolesterol darah jika kamu sudah memiliki penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau faktor risiko penyakit jantung lainnya”. Namun, ia menekankan bahwa pola makan keseluruhanlah yang paling berpengaruh. “Kalau sesekali mengoleskan mentega ke roti panggang dan kamu punya pola makan yang sehat, mungkin tidak masalah. Tapi, kebanyakan orang justru banyak makan makanan energi namun minim gizi, sehingga tanpa sadar asupan lemak sudah berlebihan,” katanya.
Kesimpulannya, jika pola makan sehari-harimu sudah baik dan seimbang, mengoleskan sedikit mentega di roti bukanlah masalah yang besar. Clare menekankan, “Yang lebih penting adalah apa yang kamu olesi. Mengoleskan mentega atau margarin di jagung rebus jelas berbeda dengan di croissant”. Namun, tetap diingat, keduanya tetap tinggi kalori, yaitu sekitar 100 kalori lebih per sendok makan. Jadi apapun pilihannya, gunakan secukupnya.
Baca Juga: 5 Alternatif Pengganti Susu Kemasan untuk Menu Makan Bergizi Gratis
Referensi
- A Comparative Analysis of Butter, Ghee, and Margarine and Its Implication for Healthier Fat and Oil Group Choices; SWOT Analysis (2024), Food Science and Nutrition
- Butter Versus Margarine: Which is The Healthiest Spread? | BBC
- Fat: The Facts | National Health Service
- Margarine Vs. Butter: Which is Healthier? | British Hearth Foundation
- Margarin Vs. Butter: What’s the Difference? | Golden Agri-Resources (GAR)
Editor: Eka Putra Sedana