Si Merah dari Tanah Papua: 5 Fakta Buah Merah yang Jarang Diketahui

Red Fruit

Indonesia kaya akan sumber daya alam, mulai dari flora hingga fauna. Tak terkecuali bagi Indonesia Timur, tempat tinggal buah merah, tanaman yang mengandung segudang manfaat. Buah yang umumnya ditemukan di Pegunungan Tengah Papua ini dapat dimanfaatkan seutuhnya. Ketika dipanaskan, buah merah dapat menghasilkan minyak yang kaya akan vitamin serta sari buahnya dapat dikonsumsi secara langsung. Selain itu, karena masuk dalam famili pandan, daun buah merah biasanya digunakan untuk kerajinan anyaman. 

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penelitian yang mencari tahu lebih dalam khasiat buah merah ini. Tercatat dalam beberapa jurnal, buah merah memiliki sifat anti kanker karena kandungan antioksidannya. Selain itu, ditemukan pula peran buah merah pada sektor kecantikan. Sayangnya, kehebatan buah merah ini masih jarang disorot. Faktor lokasi buah yang jauh dari jangkauan dan paparan media, membuat buah ini underrated. Yuk, berkenalan dengan buah merah! Berikut 5 fakta tentang buah merah yang jarang diketahui.

Termasuk Tumbuhan Pandan-Pandanan  

Buah merah merupakan tanaman asli dari Provinsi Papua, Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga tinggi (2300 mdpl) dan mulai ditanam secara menyebar di beberapa daerah di Indonesia. Buah merah memiliki panjang sekitar 68-110 cm dan diameter 10-15 cm, berwarna merah, dan mengandung minyak dalam jumlah besar. 

Bernama lengkap Pandanus conoideus Lam., buah merah masuk dalam famili Pandanaceae. Meskipun buahnya berwarna merah merekah, buah merah memiliki daun hijau tua yang panjang, pertulangan daun sejajar, dan tanpa tangkai daun yang mirip sekali dengan daun pandan di pasaran. 

Umumnya tumbuhan buah merah dapat hidup hingga 10 tahun dan baru mulai berbuah di usia 3-5 tahun. Untuk dapat memanen buah merah, dibutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan hingga matang. Uniknya, saat masih muda buah ini berwarna merah pucat dan akan berubah warna menjadi merah bata saat siap panen. 

Menjadi Pewarna Alami, Obat-Obatan, hingga Pakan Ternak

Buah merah dapat dikonsumsi secara langsung atau diolah terlebih dahulu. Identik dengan warnanya, masyarakat Papua biasanya mengolah buah merah menjadi pasta yang lembut. Pasta ini biasanya disebut sebagai saus karena warnanya yang mirip dengan saus tomat. Saus ini menjadi teman makan hipere (ubi jalar), hom (talas), ataupun nasi untuk meningkatkan selera makan. 

Selain dagingnya, kandungan minyak buah merah juga dimanfaatkan sebagai pangan dan obat-obatan. Sebuah penelitian oleh Yantewa et al., pada tahun 2024 dalam Journal of Functional Food and Nutraceutical mengolah minyak pada buah merah menjadi mayonnaise. Hasilnya, mayonnaise yang dihasilkan berwarna jingga muda, beraroma khas buah merah, dan mengandung karotenoid.

Dalam sektor obat-obatan, getah yang diekstraksi dari buah merah dimanfaatkan oleh masyarakat Papua Nugini (Nokopi) untuk mengobati infeksi kulit dan tenggorokan. Di samping itu, getah ini juga kaya akan antioksidan yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes. 

Sisa dari pengolahan buah merah, dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak. Ampas dari buah merah dapat langsung dijadikan sebagai pakan unggas. Sedangkan bagi pakan babi, biasanya buah merah akan direbus bersamaan dengan ubi jalar. 

Salah Satu Tanaman dengan Kandungan Minyak yang Tinggi

Per buahnya, buah merah dapat menghasilkan lemak hingga 35,93% dari berat buah. Minyak didapatkan dengan cara merebus buah merah. Sebelum direbus, buah merah akan diserut untuk mendapatkan bagian biji yang berwarna merah. Biji buah merah ini kemudian direbus dengan air secara terus menerus hingga menghasilkan minyak berwarna merah gelap dan pekat.

Minyak buah merah digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi, seperti beta karoten, alfa-tokoferol, dan asam lemak tidak jenuh. Kandungan asam lemaknya yang tinggi, berkontribusi dalam penyembuhan berbagai penyakit. Di samping itu, kandungan karotenoid dalam buah merah yang diketahui dapat meningkatkan sekresi insulin dalam tubuh. 

Memiliki Potensi sebagai Anti-Kanker

Sebuah studi pada tahun 2016 dalam European Journal of Medicinal Plants menunjukkan potensi buah merah dalam sebagai agen yang menghambat pertumbuhan sel kanker serviks. Hal ini didukung oleh prosiding yang diterbitkan oleh Atlantis Press pada tahun 2022, ditemukan bahwa buah merah paling efektif bekerja sebagai anti kanker dalam menangani kanker payudara dan kanker mulut. 

Buah merah terkenal akan kandungan antioksidannya, terutama kandungan beta karoten dan tokoferol. Disinyalir, buah merah memiliki kandungan karotenoid paling tinggi di antara sumber alami karoten lainnya, yaitu sebanyak 3027 – 19.959 mg/kg. 

Antioksidan dapat melawan sel kanker dengan dengan cara menetralisasi dan menghancurkan radikal bebas penyebab penyakit kanker. Selain itu, ditemukan pula bahwa buah merah memiliki peran sebagai imunomodulator. Immunomodulator merupakan senyawa yang mendorong sel tubuh untuk mengeluarkan respons imun, termasuk dalam melawan sel kanker. Oleh karena fungsinya ini, buah merah diyakinkan memiliki sifat anti-kanker dalam tubuh.

Buah Merah dalam Tren Kecantikan

Kandungan karoten yang tinggi dalam buah merah diketahui dapat menjaga kesehatan kulit. Melalui beberapa mekanisme dalam tubuh, beta karoten dapat mencegah penuaan pada kulit akibat paparan sinar matahari. 

Sebuah studi dalam Jurnal Biomedik pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kandungan flavonoid dalam buah merah dapat menjadikan buah merah sebagai potensi agen anti-pigmentasi. Selain itu, kandungan antioksidan dalam krim ekstrak buah merah dapat meningkatkan kelembapan kulit dan mencegah kehilangan air melalui kulit. 

Dengan demikian, buah merah menjadi terobosan baru dalam dunia per-skincare-an dan telah dimanfaatkan oleh beberapa produk kecantikan saat ini. 

Baca Juga: Pesona Buah Honje khas Kalimantan: Pangan Fungsional dalam Kreasi Pastri

Referensi

  1. Buah merah (Pandanus conideus Lam) | Ensiklopedia Cancer Chemoprevention Research Center Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
  2. Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) Bioresources Pegunungan Tengah Papua: Keanekaragaman dan Upaya Konservasinya (2019), Jurnal Biologi Indonesia
  3. Carotenoids in red fruit (Pandanus conoideus Lam.) have a potential role as an anti‑pigmentation agent (Review) (2024), Biomedical Reports
  4. Cytotoxicity Assay of Dètente Instantanée Côntrolée Pre-dried Pandanus conoideus Lam. Extracts (2021), Jurnal Farmasi Indonesia
  5. Effects of Crude Red Fruit (Pandanus conoideus Lamk.) Oil Concentrations on Physicochemical, Total Carotenoids, and Organoleptic Characteristics of Mayonnaise (2024), Journal of Functional Food and Nutraceutical
  6. Identifikasi Kandungan Senyawa Fitokimia Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) (2024), Jurnal Kolaboratif Sains
  7. Morfologi dan karakteristik tempat tumbuh tanaman buah merah (Pandanus conideus Lamk) di Kampung Eroma Distrik Kurima Kabupaten Yahukimo (2022), Cassowary
  8. Potensi Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam.) dalam Menurunkan Kadar LDL Darah Tikus Putih (2017), Jurnal Bioeksperimen
  9. Red fruit (Pandanus conoideus L.) oil enhances antioxidant status and meat quality in broiler without compromising productivity (2025), Poultry Science
  10. Role of the Red Fruit (Pandanus conoideus LAM) Ethyl Acetate Fraction on the Induction of Apoptosis vs. Downregulation of Survival Signaling Pathways in Cervical Cancer Cells (2016), European Journal of Medicinal Plants

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *