Stres akademik atau dapat disebut dengan burnout merupakan kondisi yang sering dialami oleh pelajar terutama pada kalangan mahasiswa. Studi dalam publikasi Science Direct menemukan bahwa 17,4% mahasiswa mengalami stres akademik tingkat sedang dan 73,5% mengalami stres akademik lebih tinggi.
Tingginya stres akademik pada pelajar menjadi perhatian oleh banyak kalangan terkait kaitannya dengan perilaku, kualitas hidup, dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Fenomena burnout pada pelajar turut berpengaruh terhadap perilaku makan yang dapat mengarah kepada status kesehatan. Bagaimana kaitan kedua hal tersebut dan bagaimana penanganannya?
Tekanan Akademik Penyebab Burnout pada Pelajar
Stres merupakan proses yang melibatkan persepsi, penilaian, dan respon terhadap tekanan faktor internal dan eksternal. Sejumlah dampak yang ditimbulkan yaitu seperti rasa cemas, tidak nyaman, takut dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Kondisi ini dapat dialami salah satunya dari adanya tuntutan akademik.
Studi publikasi Open Science Journal menyebutkan, pelajar dengan jenjang akademik yang sudah tinggi dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kondisi fisik, sosial, dan mental yang berubah. Berdasarkan studi tersebut, mahasiswa tingkat akhir memiliki stres akademik paling tinggi dibanding tingkatan lainnya.
Semakin tinggi jenjang pendidikan, beban akademik dan ujian akan semakin tinggi. Adanya tugas akhir juga dapat menjadi pemicu terjadinya stres akademik atau burnout yang tinggi saat sudah mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Burnout, Pemicu Perubahan Perilaku Makan
Fenomena burnout dapat mempengaruhi adanya akumulasi emosi negatif yang terkumpul dan mempengaruhi aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Burnout dapat berlangsung dalam waktu singkat atau sementara dan bahkan bisa dalam waktu lama atau jangka panjang. Manifestasi burnout dapat berupa kelelahan, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau dapat memicu gangguan lainnya seperti penurunan berat badan.
Stres dapat mempengaruhi perilaku makan melalui sejumlah mekanisme hormonal tubuh. Ketika tubuh mengalami stres, hipotalamus memberikan perintah pada kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Hormon adrenalin atau epinefrin memicu penurunan nafsu makan sehingga tubuh cenderung merespon dengan menunda untuk makan. Sementara itu, hormon kortisol berperan dalam meningkatkan nafsu makan.
Eating Behavior yang Dialami Pelajar Akibat Burnout
Perilaku makan atau eating behavior merupakan interaksi kompleks antara faktor fisiologis, sosial, psikologis, dan genetik. Beberapa hal yang terpengaruh oleh perilaku ini adalah jumlah asupan, waktu makan, preferensi makan, dan pemilihan jenis makan.
Kedua perubahan perilaku makan yaitu meningkatnya nafsu makan dan menurunnya nafsu makan diteliti dalam studi pada mahasiswa kesehatan di salah satu universitas di Indonesia. Sebesar 31,7% mahasiswa dengan tingkat stres akademik sedang cenderung memiliki perilaku makan mengarah kepada food avoidance. Bentuk perilaku food avoidance yaitu seperti melambatnya kecepatan makan, menurunnya asupan makan akibat faktor emosional, perasaan kenyang, dan pilih-pilih makanan.
Sementara itu, sebesar 26,7% mahasiswa lainnya mengalami perubahan perilaku makan yang mengarah kepada food approach. Sejumlah kondisi yang termasuk dalam food approach yaitu seperti makan karena lapar, adanya respon terhadap makanan, kelebihan asupan makan karena faktor emosional, dan rasa nikmat dalam konsumsi makanan. Melalui studi tersebut, dapat diketahui bahwa stres atau burnout dapat mempengaruhi gangguan makan yaitu penurunan atau bahkan peningkatan nafsu makan.
Strategi Menangani Burnout Menurut Studi

Dalam publikasi Frontiers in Psychology, terdapat sejumlah metode yang efektif dalam mengatasi burnout pada pelajar. Untuk pelajar dengan tingkat burnout yang tinggi, metode cognitive therapy merupakan metode yang efektif. Sementara itu, pada pelajar dengan tingkat burnout yang cenderung lebih rendah menggunakan pengalihan untuk mengatasi masalah dengan melakukan aktivitas fisik.
Studi kualitatif juga mengungkapkan bahwa mengonsumsi healthy food, melakukan aktivitas fisik, dan mempraktikkan mindfulness dapat berkontribusi dalam mengurangi stres. Mindfulness dapat diterapkan dengan menggunakan teknik relaksasi atau meditasi dan latihan pernapasan. Sikap mindful eating juga dapat ditekankan untuk mencegah adanya gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat dari perilaku makan yang berubah.
Ternyata burnout tidak hanya dapat berdampak pada kondisi fisik tetapi juga dapat mempengaruhi perubahan perilaku makan pelajar. Yuk, cegah burnout dengan jaga kesehatan mental dan fisik kita!
Baca Juga: Stres Berpengaruh pada Keinginan Makan Banyak, Benarkah Demikian?
Referensi
- The Level of Stress among College Students: A Case in the College of Education, Eritrea Institute of Technology (2018), Open Science Journal
- Correlation between Stress and Eating Behaviour in College Students: A Longitudinal Study (2023), HAYATI Journal of Biosciences
- Relationship between Academic Stress Level with Eating Behavior in Undergraduate Students of Faculty of Public Health Airlangga University (2024), Media Gizi Kesmas
- Genetics of Eating Behavior: Established and Emerging Concepts (2011), Nutr Rev
- Academic Burnout and Eating Disorder Among Students in Monash University Malaysia (2016), ScienceDirect
- Evaluation of the Relationships Between Burnout, Eating Behavior and Quality of Life in Academics (2021), Progress in Nutrition
- Prevention Strategies Against Academic Burnout: The Perspective of Romanian Health Sciences Students in The Aftermath Of The Covid-19 Pandemic (2025), Frontiers in Nutrition
Editor: Eka Putra Sedana