Mengenal Lebih Dekat dengan ‘Susu Kedelai’

Mengenal Lebih Dekat dengan ‘Susu Kedelai’

Pasti sudah tidak asing jika mendengar ‘susu kedelai’? Sari kedelai atau yang biasa disebut dengan ‘susu kedelai’ merupakan olahan alternatif dari bahan nabati yang populer untuk pengganti susu sapi. Artikel ini akan membahas apa saja  manfaat kesehatan serta dampak yang diakibatkan bagi tubuh dari alternatif produk susu atau olahan nabati yang populer ini.

Apa itu ‘susu kedelai’?

Istilah yang tepat bagi ‘susu kedelai’ sebenarnya adalah sari kedelai. Istilah susu populer di masyarakat karena sari kedelai berwarna putih seperti susu dan memiliki kandungan gizi yang mirip dengan susu hewani. ‘Susu kedelai’ dibuat dari didapatkannya sari kedelai yang telah di pres dan dipisahkan dengan ampas atau sisa kedelainya, air dari perasan tersebutlah yang akan diolah menjadi sari kedelai. 

‘Susu kedelai’ manis dan tanpa pemanis juga mengandung pengental atau penstabil. Penambahan ini membantu bahan dalam susu tetap dalam emulsi, atau campuran seragam, dan mempertahankan karakteristik seperti tekstur yang lebih kental dan rasa yang enak di mulut.

Kandungan Gizi 

Kedelai kaya akan berbagai jenis zat gizi, sehingga tentu saja sari kedelai disebut dengan minuman yang bergizi. Berikut adalah nutrisi yang diberikan oleh 1 cangkir (240 mL) sari kedelai tanpa pemanis:

Kalori: 80 kkal

Lemak: 4 gram

Karbohidrat: 4 gram

Protein: 7 gram

Banyak merek ‘susu kedelai’ populer diperkaya dengan vitamin dan mineral seperti riboflavin, kalsium, dan vitamin A, B12, dan D. Susu kedelai tanpa fortifikasi dan tanpa pemanis cenderung menjadi sumber vitamin B6, magnesium, folat, dan seng yang baik. Beberapa merek juga memberikan vitamin K dan zat besi.

Manfaat bagi kesehatan

‘Susu kedelai’ menawarkan berbagai manfaat kesehatan, berikut beberapa manfaatnya berdasarkan penelitian.

  • Dapat menurunkan tekanan darah tinggi

Seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit jantung serta risiko penyakit ginjal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ‘susu kedelai’ memiliki efek menurunkan tekanan darah. Dalam sebuah penelitian dari Jurnal PubMed, 40 peserta dengan tekanan darah tinggi mengkonsumsi sekitar 16 ons (1 L) ‘susu kedelai’ atau susu sapi setiap hari selama 3 bulan. Di akhir penelitian, tingkat tekanan darah menurun pada kedua kelompok. Dari kasus tersebut, menunjukkan bahwa isoflavon yang ditemukan dalam kedelai sebagian besar bertanggung jawab atas efek penurunan tekanan darah. 

  • Dapat menurunkan peradangan

Peradangan adalah mekanisme penyembuhan alami tubuh terhadap cedera dan infeksi. Namun, ketika peradangan menjadi kronis atau terjadi jangka panjang, hal itu dapat merusak dan meningkatkan risiko kondisi seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan arthritis rheumatoid. Pola makan yang kaya akan makanan nabati seperti kedelai telah terbukti menawarkan efek anti peradangan dan menurunkan risiko penyakit kronis. isoflavon dalam ‘susu kedelai’ menghambat proses yang menghasilkan protein inflamasi ini.

  • Dapat mendukung penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan

Menurunkan berat badan berarti makan lebih sedikit kalori daripada yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung fungsi dan aktivitas tubuh normal. Meskipun penelitian belum menunjukkan efek ‘susu kedelai’ yang konsisten terhadap berat badan, 1 cangkir (240 mL) susu kedelai tanpa pemanis hanya mengandung 80 kalori, menjadikannya pilihan rendah kalori yang cocok untuk program menurunkan berat badan. Selain rendah kalori, ini juga merupakan sumber protein yang bagus bagi tubuh. Protein memberikan manfaat untuk menurunkan berat badan yaitu, memberikan rasa kenyang, dan membantu mempertahankan massa otot yang berarti dapat membakar lebih banyak kalori saat istirahat.

Potensi dampak dari ‘susu kedelai’

Dampak ketika mengkonsumsi ‘susu kedelai’ secara berlebihan, terutama jika mengkonsumsi produk yang memiliki banyak gula, maka akan berpengaruh pada risiko kesehatan akibat konsumsi gula berlebih. Gula tambahan tidak serta merta menyebabkan kerugian saat dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang dan padat nutrisi. Namun, jika dikonsumsi sebagai kalori berlebih, mereka dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kadar trigliserida, dan berkontribusi pada penambahan berat badan yang tidak diinginkan.

Sumber gambar : freepik.com

Penulis : Laily N. Aliyah, S. Gz

Editor : Lisa Rosyida, S.Gz, RD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *