Gorengan, tentu siapa sih yang ngga suka makan makanan gorengan? Siapa pula yang belum tahu efek kesehatan dari gorengan? Sepertinya banyak dari kita yang sudah mengetahui bahwa gorengan memiliki resiko kesehatan yang cukup besar namun tetap aja makan dalam jumlah banyak. Baca artikel ini ya semoga menguatkan tekad mengurangi gorengan.
Menggoreng makanan dapat meningkatkan jumlah kalori yang dikonsumsi. Selain itu, menggoreng dengan jenis minyak tertentu dapat menimbulkan risiko pada kesehatan. Menggoreng adalah metode memasak yang umum digunakan di seluruh dunia. Restoran serta tempat makanan lain, bahkan makanan cepat saji sering menggunakannya sebagai cara cepat dan murah untuk menyiapkan makanan. Makanan gorengan yang populer biasanya ialah kentang goreng, potongan ayam goreng (Chicken Pok-Pok), dan stik keju. Banyak orang menyukai rasa gorengan hingga melupakan bahwa makanan ini cenderung tinggi kalori dan lemak trans.
Kenali yuk dampak gorengan pada kondisi kesehatan!
- Makanan gorengan menambah banyak kalori
Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, metode menggoreng menambahkan banyak kalori. Makanan yang digoreng biasanya dilapisi dengan bumbu atau adonan tepung sebelum digoreng. Dan saat makanan tersebut digoreng dengan minyak, mereka kehilangan air dan menyerap lemak, yang selanjutnya meningkatkan kandungan kalorinya. Secara umum, makanan yang digoreng secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalorinya daripada makanan yang tidak digoreng. Misalnya, satu kentang panggang kecil (138 g) mengandung 128 kalori dan 0,18 g lemak, sedangkan kentang goreng dalam jumlah yang sama (138 g) mengandung 431 kalori dan 20 g lemak. Sebagai contoh lain, 100 g fillet ikan kod panggang mengandung 105 kalori dan 1 g lemak, sedangkan ikan goreng dalam jumlah yang sama mengandung 200 kalori dan 10 g lemak.
- Makanan gorengan mengandung lemak trans
Makanan yang digoreng biasanya tinggi lemak trans. Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses yang disebut hidrogenasi. Hidrogenasi juga terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak. Proses tersebut mengubah struktur kimia lemak, membuatnya sulit untuk dipecah oleh tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif. Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas. Karena gorengan dimasak dalam minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar mengandung lemak trans. Di suatu penelitian menemukan bahwa setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.
- Makanan gorengan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis
Beberapa penelitian pada orang dewasa telah menemukan hubungan antara makan gorengan dan risiko penyakit kronis. Secara umum, makan lebih banyak gorengan dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.
- Penyakit jantung
Mengonsumsi makanan yang digoreng dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol HDL (baik) yang rendah, dan obesitas, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
- Diabetes
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang makan makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu dua kali lebih mungkin mengembangkan resistensi insulin dibandingkan mereka yang memakannya kurang dari sekali per minggu.
- Obesitas
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang tidak digoreng, jadi memakannya dalam jumlah banyak dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan. Hal ini dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.
Jadi, bagaimana? Masih mau makan gorengan banyak-banyak? Klo mau makan cukup 1 aja ya. Jangan terlalu memanjakan lidah tetapi menyiksa organ lain pada tubuh kita.
Sumber gambar : freepik.com
Penulis : Laily N. Aliyah, S. Gz
Editor : Lisa Rosyida, S.Gz, RD