Puasa Ramadan Apakah Aman bagi Penderita Penyakit Jantung?

puasa bagi penderita penyakit jantung

Berpuasa selama bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Saat berpuasa, tidak diperbolehkan makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam. Bagi penderita penyakit jantung, berpuasa bisa saja memperburuk kesehatannya. Oleh karena itu, banyak yang harus dipertimbangkan saat memutuskan untuk berpuasa. Apa saja yang harus dipertimbangkan?

Perhatikan Tingkat Risiko! 

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, pasien dengan penyakit jantung harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk melihat kondisi pasien secara spesifik dan menentukan apakah aman atau tidak untuk berpuasa. Pasien dapat dikategorikan berdasarkan kesehatan jantungnya, yaitu:

  1. Risiko Rendah hingga Sedang 

Tingkat risiko rendah hingga sedang memungkinkan seseorang untuk berpuasa dengan aman. Yang termasuk ke dalam tingkatan ini adalah seseorang dengan kondisi jantung yang stabil, seperti hipertensi yang terkontrol atau angina yang stabil.

  1. Risiko Tinggi

Seseorang dengan kondisi jantung yang parah, penyakit jantung akut (terjadi baru-baru ini), atau aritmia yang tidak terkontrol dengan baik, disarankan untuk tidak berpuasa.

Selain kondisi kesehatan jantung, manajemen obat sebagai penunjang kesehatan jantung pun harus diperhatikan. Berikut hal yang harus dipertimbangkan dari aspek obat-obatan! 

Sesuaikan Waktu untuk Meminum Obat!

Pada saat puasa ramadan, kita hanya diperbolehkan untuk makan dan minum pada saat sahur, buka puasa, dan malam hari saja. Waktu untuk meminum obat menyesuaikan dengan jam-jam saat kita tidak berpuasa. Pertimbangkan juga kalau kamu mengonsumsi obat-obat berikut:

  1. Diuretik (Loop dan diuretik tiazid, antagonis aldosteron): dapat meningkatkan dehidrasi selama puasa. Tetapi, penghentian obat dapat memperburuk gagal jantung atau hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, berpuasa saat harus mengonsumsi obat diuretik harus dipertimbangkan lagi, terutama jika musim panas, puasa menjadi lebih lama dan risiko dehidrasi yang parah bisa saja terjadi. 
  2. Angiotensin Converting Enzyme inhibitors, Angiotensin II Receptor Blockers, dan Neprilysin Inhibitors: dapat meningkatkan dehidrasi selama puasa, meningkatkan efek samping reaksi obat seperti hipotensi ortostatik, ketidakseimbangan elektrolit, dan cedera ginjal akut. Tidak mengonsumsi obat ini juga dapat memperburuk gagal jantung atau hipertensi yang tidak terkontrol. Konsumsi obat setelah makan yang banyak dapat menyebabkan hipotensi dan gejala ortostatik. 
  3. Sodium–glucose co-transporter 2 inhibitors (SGLT2i): dapat meningkatkan risiko ketoasidosis, dehidrasi, dan hipotensi postural yang mungkin bertambah dengan berpuasa. Di sisi lain, berhenti meminum obat berpotensi memperburuk gagal jantung.

Yang tidak kalah penting adalah pola makan yang harus dijaga selama berpuasa dengan kondisi tubuh yang memiliki penyakit jantung. 

Bagaimana Pola Makan untuk Pasien Jantung yang Ingin Berpuasa?

  1. Hidrasi Itu Penting

Memastikan asupan cairan yang cukup selama jam-jam saat berpuasa membantu mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat membebani sistem kardiovaskular, terutama beban kerja jantung sehingga asupan cairan harus selalu diperhatikan.

  1. Diet seimbang adalah Kunci

Mengkonsumsi makanan bergizi yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian selama sahur dan berbuka puasa dapat mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.

  1. Hindari Overeating (Makan Berlebihan) 

Makan besar dan berat dapat meningkatkan beban kerja jantung. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan ukuran porsi yang moderat (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit juga).

Meskipun banyak pasien dengan kondisi jantung yang stabil dapat berpuasa dengan aman selama bulan Ramadan, sangat penting untuk check up kesehatan secara menyeluruh sebelum berpuasa. Pertimbangan medis dari penyedia layanan kesehatan akan memastikan bahwa kamu membuat keputusan yang tepat, menyeimbangkan ketaatan beragama dengan pertimbangan kesehatan. Do it wisely!

Baca juga: Penyakit Jantung bisa dari Gigi Berlubang? Apakah Mungkin?

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Referensi

  1. Ramadan Fasting: Recommendations for Patients with Cardiovascular Disease (2021), Heart
  2. Recommendations for Ramadan Fasting to Patients with Cardiovascular Diseases (2021), Turkish Society of Cardiology Consensus Report 
  3. Ramadan fasting can be safe for patients with heart failure – European Society of Cardiology
  4. How to have a healthy Ramadan when you have a heart condition | BHF (British Heart Foundation)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *