Ngemil Remaja Indonesia: Risiko Kesehatan & Solusi Praktis

Fenomena Ngemil di Kalangan Anak Muda

Ngemil—terutama camilan manis dan gurih—telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian remaja Indonesia. Baik di sekolah maupun di rumah, frekuensi mengonsumsi snack bisa mencapai 4–6 kali seminggu. Namun, apa dampak kebiasaan ini bagi kesehatan generasi muda? Artikel ini mengulas pola ngemil, faktor yang memengaruhi, serta strategi mengubahnya menjadi kebiasaan sehat yang sekaligus menghemat uang.

1. Pola Ngemil dan Dampaknya pada Kesehatan

Sejumlah studi di Tanah Air menunjukkan:

Risiko Overweight

Remaja yang sering makan sweet-fried snacks (gorengan manis) memiliki peluang 5,4× lebih tinggi untuk menjadi overweight dibanding yang jarang. Camilan gurih seperti keripik juga meningkatkan risiko.

Kontribusi Energi yang Tinggi

Snack di sela jam sekolah menyumbang porsi besar kalori, lemak, dan natrium, tetapi minim serat dan protein. Saat pandemi, konsumsi camilan tak sehat meningkat, memperparah kelebihan asupan gula, garam, dan lemak.

Gizi Buruk di Daerah Pedesaan

Di Jawa Barat, anak desa yang rutin ngemil justru berisiko stunting dan underweight karena snack rendah nilai gizi dibanding makanan utama.

2. Faktor yang Mendorong Kebiasaan Ngemil

Mengapa remaja sulit lepas dari camilan? Beberapa faktor kunci:

Pengaruh Teman Sebaya

Umpan balik positif dari teman mendorong konsumsi snack manis; sebaliknya, dorongan negatif bisa menurunkan nafsu ngemil.

Minimnya Edukasi Gizi

Kurangnya pengetahuan tentang efek camilan tinggi gula, garam, dan lemak membuat remaja sulit memilih alternatif lebih sehat.

Iklan dan Ketersediaan Mudah

Promosi snack di media sosial dan mesin penjual otomatis di sekolah meningkatkan keinginan membeli.

Rutinitas dan Stres

Kebiasaan begadang dan stres akademis sering kali menimbulkan keinginan ngemil sebagai pelarian emosional.

3. Konsekuensi Jangka Panjang Jika Tidak Diubah

Jika pola ngemil ini dibiarkan:

Obesitas dan Penyakit Metabolik

Kelebihan kalori dari snack memicu obesitas, lalu risiko hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Stunting dan Malnutrisi

Di wilayah kurang pangan, snack bergula justru mengurangi nafsu makan makanan bergizi, memicu gangguan pertumbuhan.

Gangguan Kognitif dan Prestasi Belajar

Diet tinggi gula dapat memengaruhi memori dan daya konsentrasi, berdampak negatif pada prestasi akademis.

4. Solusi Praktis: Dari Ngemil ke Menabung dan Sehat

A. Batasi Frekuensi dan Porsi

• Tetapkan aturan maksimal 1–2 kali snack per minggu.

• Pilih ukuran family pack hanya untuk acara khusus, bukan jatah rutin.

B. Tambah Nilai Gizi pada Snack

• Campur buah segar (apel, pisang) atau sayuran (wortel, timun) sebagai pengganti keripik.

• Sertakan sumber protein, misal telur rebus atau kacang-kacangan.

C. Edukasi dan Dukungan Sosial

• Orang tua dan guru perlu ngobrol rutin soal gizi, bukan melarang keras.

• Teman sebaya dapat diajak membentuk grup “Ngemil Sehat” untuk saling mengingatkan.

D. Ubah Kebiasaan Menjadi Menabung

• Alihkan dana camilan ke dalam celengan atau e-wallet tabungan. Contoh di Bangkalan: edukasi gizi + manajemen uang meningkatkan minat menabung dari 0% menjadi 88% dan menurunkan konsumsi snack.

E. Rencanakan dan Catat Pengeluaran

• Buat jurnal sederhana catat uang jajan, snack yang dibeli, dan alokasikan sisanya untuk tabungan.

• Gunakan aplikasi pengingat untuk mengevaluasi pengeluaran mingguan snack.

5. Peran Aktivitas Fisik dan Rutinitas Sehat

Walau data spesifik soal aktivitas fisik remaja Indonesia masih terbatas, secara umum:

Olahraga Teratur

Meningkatkan metabolisme, mengurangi keinginan ngemil berlebih, dan memperbaiki mood.

Rutinitas Tidur dan Sarapan

Tidur cukup dan sarapan rutin mencegah breakfast skipping, yang sering diikuti ngemil tidak sehat di siang hari.

Menuju Generasi Muda yang Sehat dan Cerdas Mengelola Uang

Kebiasaan ngemil camilan manis dan gurih memang sulit dihilangkan, namun bukan tak mungkin diubah. Dengan memahami risiko kesehatan, faktor pemicunya, serta menerapkan strategi praktis—mulai membatasi frekuensi, menambah nilai gizi, hingga beralih ke kebiasaan menabung—remaja Indonesia bisa menjaga berat badan ideal, meningkat prestasi belajar, dan membangun kebiasaan finansial sehat.

Nah daripada buang-buang uang buat makanan gak sehat, mending ditabung di SeaBank. Apalagi buat kamu pengguna baru bisa dapet bonus loh dengan mengikuti langkah cara berikut.

Semoga artikel ini membantu Kamu dan keluarga merancang pola ngemil yang lebih bijak dan bermanfaat!

Baca Juga: 5 Camilan Sehat Buat Kamu yang Suka Ngemil Saat Jam Kerja!

Source:

  1. Snack Foods Consumption Contributes to Poor Nutrition of Rural Children in West Java, Indonesia (2012), Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition
  2. Association between the Habitual Snack Consumption at School and the Prevalence of Overeweight in Adolescent Studetns in Tasikmalaya, Indonesia (2022), Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences
  3. Peer and Parental Support for Sweet Snack Consumption Habits among Suburban Adolescents in Palu City (2025), BIO Web of Conferences
  4. A Comparative Study on Eating Habits and Mental Health of Korean Middle School Students According to Their Bedtime Across Regions: Using Data From the 2020-2022 Korean Youth Risk Behavior Survey (2024), Nutrition Research and Practice 
  5. The Effect of Financial Knowledge and Financial Planning on Financial Skills With Pocket Money As A Moderating Variable in Generation Z (Case Study on Students of the Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Surakata).
  6. The Role of Parents in Managing Children’s Pocket Money: A Case Study of Students’ Guardians In Depok City (2025), International Student Conference on Business, Education, Economics, Accounting, and Management (ISC-BEAM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *