Kamu lagi cari alternatif nasi putih yang lebih sehat dan cocok buat diet? Mungkin kamu perlu coba beras porang. Bahan pangan ini mulai naik daun karena praktis, rendah kalori, dan bisa bantu turunkan berat badan. Tapi, apakah beras porang benar-benar efektif untuk diet sehat?
Yuk, kita kupas tuntas manfaat beras porang dan bagaimana cara konsumsinya yang tepat!
Apa Itu Beras Porang?
Beras porang merupakan salah satu jenis beras yang berasal dari umbi tanaman porang (Amorphophallus muelleri), yang tumbuh subur di Indonesia. Tanaman ini dikenal karena kandungan serat larutnya yang tinggi, terutama zat bernama glucomannan.
Glucomannan adalah jenis serat yang bisa menyerap air dan membentuk gel di lambung. Proses ini membantu memperlambat pengosongan lambung, dan membuat kamu merasa kenyang lebih lama.
Menurut Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan, glucomannan adalah serat larut air yang memberikan rasa kenyang lebih lama, memperlambat pengosongan lambung, dan mengontrol penyerapan glukosa.
Tidak hanya itu, glucomannan dalam porang juga berpotensi membantu menurunkan kolesterol dan memperbaiki keseimbangan metabolik tubuh, termasuk menghambat pertumbuhan bakteri jahat seperti E. coli. Artinya, beras porang bukan hanya rendah kalori, tapi juga memiliki efek positif untuk metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Beras Porang Rendah Kalori, Tapi Tetap Mengenyangkan untuk Diet
Salah satu keunggulan utama beras porang adalah kandungan kalorinya yang sangat rendah. Dalam 100 gram nasi porang matang dari merek Fukumi, yang kira-kira setara dengan setengah piring makan standar, mengandung sekitar 70 kkal. Sedangkan nasi putih matang dalam porsi yang sama mengandung sekitar 180 kkal menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2019. Perbedaan ini menunjukkan bahwa nasi porang bisa menjadi alternatif yang lebih rendah kalori bagi mereka yang ingin mengontrol asupan energi tanpa mengurangi porsi makan.
Meski rendah kalori, teksturnya tetap kenyal dan cukup mengenyangkan. Ini membuat beras porang cocok dijadikan pengganti nasi, terutama untuk kamu yang ingin diet menjaga berat badan, menurunkan asupan kalori harian, dan menghindari lonjakan gula darah.
Praktis dan Mudah Disajikan

Beras porang kini sudah banyak tersedia dalam bentuk instan dan siap seduh. Kamu hanya perlu menyeduhnya dengan air panas, dan menunggu selama beberapa menit. Hasilnya bisa langsung disantap atau dicampur dengan lauk favoritmu. Ini tentu sangat pas buat kamu yang mau lebih praktis dan anti ribet dalam mempersiapkan makanan.
Selain itu, karena rasanya netral, beras porang juga mudah dikombinasikan dengan berbagai menu. Misalnya jadi pendamping tumis sayur, lauk ayam panggang, atau sup rendah lemak. Tekstur kenyalnya mendorong proses mengunyah jadi lebih lama, sehingga rasa kenyang pun bisa bertahan lebih lama. Ini bisa membantu mengurangi keinginan untuk ngemil berlebihan setelah makan. Ditambah lagi, kandungan seratnya mendukung fungsi pencernaan yang lebih baik dan membantu menjaga metabolisme tetap stabil sepanjang hari.
Siapa yang Cocok Konsumsi Beras Porang?

Beras porang cocok untuk berbagai kalangan dengan kebutuhan gizi khusus. Pertama, bagi kamu yang sedang berusaha menurunkan berat badan, beras porang dapat membantu membatasi asupan kalori harian sambil tetap memberikan rasa kenyang yang cukup. Kandungan serat glukomanannya memberikan efek kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi keinginan untuk makan berlebih.
Beras porang juga cocok untuk penderita diabetes karena kandungan indeks glikemiknya yang rendah. Artinya, konsumsi beras porang tidak akan menimbulkan lonjakan gula darah yang drastis, sehingga tetap dapat menjaga kadar glukosa tetap stabil.
Bagi kamu yang memiliki masalah pencernaan ringan seperti sembelit atau kurang asupan serat, beras porang dapat menjadi solusi yang mendukung fungsi saluran cerna. Serat larut air yang terkandung di dalamnya membantu memperlancar buang air besar dan menjaga mikrobiota usus.
Tidak kalah penting, beras porang juga ideal untuk kamu yang ingin hidup sehat dengan cara praktis, seperti pekerja kantoran yang sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan sehat. Cukup seduh dengan air panas, kamu sudah bisa mendapatkan sumber karbohidrat rendah kalori yang cepat dan mudah.
Namun, untuk penderita gangguan pencernaan berat, wanita hamil, atau kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsinya secara rutin. Ini untuk memastikan bahwa asupan zat gizi harianmu tetap terpenuhi dengan aman.
Tips Mengonsumsi Beras Porang

Agar hasil diet optimal, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
- Jangan hanya mengandalkan beras porang. Tetap konsumsi lauk sehat dan bergizi seimbang.
- Perhatikan porsi makan. Meski rendah kalori, makan berlebihan tetap bisa mengganggu metabolisme.
- Hindari mengolah dengan lemak berlebih. Gunakan cara memasak seperti kukus, rebus, atau panggang.
- Minum cukup air putih. Serat glucomannan juga membutuhkan air untuk bekerja secara optimal di sistem pencernaan.
Beras porang bukan sekadar hype, melainkan solusi cerdas untuk diet dan menurunkan berat badan tanpa harus melalui cara yang menyiksa. Penyajiannya yang mudah, rendah kalori, dan kaya serat, kombinasi tepat untuk memulai pola hidup yang lebih sehat.
Perlu diingat, perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten jauh lebih berdampak dibandingkan diet ketat yang tidak bertahan lama. Jadi, kenapa tidak mulai hari ini dengan mengganti nasi putihmu dengan beras porang?
Baca Juga: Beras Porang: Andalan Prabowo untuk Membuat Nasi Goreng
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi
- Substitusi Tepung Analog Beras Shirataki Oleh Tepung Terigu Terhadap Daya Terima Cookies (2021), Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan
- Kalori Gizi Fukumi Nasi Porang (2025), Fat Secret Indonesia
- Kandungan/Komposisi Gizi Nasi (2019), Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI)
- Sosialisasi Porang yang Kaya Manfaat Sebagai Pengganti Beras (2024), Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
- Analisis potensi porang sebagai pengganti beras untuk ketahanan pangan di Kabupaten Pangandaran (2022), Jurnal Pendidikan, Humaniora, Linguistik dan Sosial