Halo, ApleFriends. Perubahan musim dan iklim dapat berperan terhadap munculnya sejumlah penyakit yang dapat mengganggu status kesehatan seperti dapat kita temui dari penyakit demam berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berkembang di wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk dengan genus Aedes yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Satu dari sejumlah faktor yang dapat mendukung pemulihan pada pasien demam berdarah adalah asupan makanan.
Apa saja sih asupan makan yang perlu dikonsumsi saat mengalami DBD? Simak penjelasan berikut!
Mengapa Asupan Makan Penting Saat DBD?
Peningkatan suhu tubuh atau demam yang dialami ketika DBD merupakan penanda turunnya daya tahan tubuh dan meningkatnya stres metabolik sehingga perlu adanya penyesuaian dari segi asupan makan yaitu dengan peningkatan kebutuhan energi dan protein. Konsumsi sumber makanan yang tinggi energi dan protein bertujuan untuk mencegah kerusakan jaringan tubuh akibat dari infeksi saat demam berdarah.
Saat terkena DBD, jumlah trombosit dapat menurun hingga di bawah normal. Apabila dibiarkan kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan dan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat mengancam nyawa. Satu dari sejumlah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai trombosit adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi dan asupan makan saat DBD.
Lawan DBD dengan Konsumsi 5 Makanan Ini

Berikut beberapa makanan yang dapat dikonsumsi oleh ApleFriends apabila sedang mengalami DBD
1. Makanan Tinggi Karbohidrat Kompleks
Peningkatan energi akibat demam menyebabkan konsumsi karbohidrat kompleks penting untuk memenuhi kebutuhan energi. Sejumlah sumber karbohidrat yang dapat dikonsumsi yaitu nasi, oatmeal, dan ubi jalar. Jumlah karbohidrat yang diperlukan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dan kondisi tubuh (suhu, penyakit). Setiap peningkatan suhu tubuh 1oC di atas normal, kebutuhan basal individu akan meningkat 13% dan akan berpengaruh terhadap jumlah zat gizi makro yang perlu dipenuhi.
2. Makanan Tinggi Protein, Zat Besi, dan Vitamin B12
Lauk hewani dan nabati mengandung zat gizi seperti protein, zat besi, dan vitamin B12. Protein diperlukan untuk melawan infeksi, mendukung regenerasi sel, dan memperkuat sistem imun, zat besi dan vitamin B12 diperlukan untuk membantu meningkatkan kadar trombosit dan mencegah anemia. Kandungan ini dapat diperoleh dari sumber hewani dan nabati seperti telur, ikan, ayam, tahu, dan daging.
Berdasarkan literatur, konsumsi ikan kembung, tongkol, tuna, sarden, dan salmon merupakan sumber vitamin B12 yang tinggi. Namun, perlu diperhatikan metode untuk meminimalisir hilangnya nutrisi saat pengolahan adalah dengan metode perebusan dan pengukusan. Kebutuhan akan sumber protein bermacam-macam sesuai dengan berat badan, tinggi badan, usia individu, dan kondisi penyakit yang dialami.
3. Sayuran Hijau
Sejumlah sayuran hijau mengandung tinggi asam folat, zat besi, dan nutrisi lainnya yang membantu mencegah anemia dan turunnya trombosit. Sayuran tersebut seperti bayam, brokoli, buncis, kacang polong. Beberapa sayuran hijau seperti kangkung dan sawi juga mengandung vitamin K yang berfungsi membantu pembekuan darah sehingga mencegah kondisi perdarahan saat DBD. Menurut Pedoman Gizi Seimbang, konsumsi sayuran hijau yang direkomendasikan adalah 3-4 porsi dengan berat 100 gram/porsi atau setara dengan 1 mangkok sayur.
4. Buah Kaya Vitamin C
Vitamin C dikenal fungsi dan manfaatnya dalam memperkuat sistem daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel tubuh yang mengalami kerusakan akibat infeksi virus. Beberapa buah kaya vitamin C yaitu jambu biji, jeruk, pepaya, stroberi dan lainnya. Buah ini selain sebagai sumber vitamin C juga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh. Kebutuhan vitamin C untuk usia 10-80 tahun berada di rentang 50-90 mg dengan batas maksimal konsumsi adalah 2000 mg. Asupan tersebut dapat diperoleh dari 1 buah jambu biji (87 mg vitamin C), 1 buah jeruk manis (49 mg vitamin C), dan 100 gram pepaya atau 1 iris (78 mg vitamin C).
5. Air Kelapa dan Minuman Elektrolit Lain
Saat demam, cairan merupakan aspek penting yang perlu dipenuhi untuk mencegah dehidrasi. Air kelapa merupakan salah satu minuman elektrolit yang kaya akan kalium dan magnesium yang berperan penting dalam mempercepat pemulihan dari penyakit dan menjaga keseimbangan elektrolit. Dalam 100 ml air kelapa terkandung 149 mg kalium yang memenuhi 3% dari kebutuhan kalium sehari. Sekarang ini, sejumlah brand minuman kemasan juga dapat dikonsumsi untuk mengembalikan cairan yang hilang dalam aktivitas atau ketika sakit. Secara keseluruhan, jumlah cairan pada kondisi demam berdarah meningkat dan dapat mencapai 3000 ml/hari dengan jumlah yang bervariasi sesuai dengan berat badan individu.
Pantangan Makanan bagi Penderita Demam Berdarah
Selain dari asupan makanan yang direkomendasikan, terdapat juga nih makanan yang perlu dihindari ApleFriends saat mengalami DBD.
1. Makanan Tinggi Lemak Jenuh
Lemak jenuh dapat mempengaruhi sistem imun dan memperberat kerja sistem pencernaan saat demam berdarah. Beberapa makanan tinggi lemak jenuh yaitu makanan cepat saji, gorengan, dan makanan atau lauk yang digoreng atau diolah dengan minyak banyak.
2. Makanan Pedas
Berbagai makanan pedas dapat memicu munculnya atau memperparah gangguan pencernaan saat demam berdarah seperti diare, mual dan muntah, serta ketidaknyamanan lainnya. Hal ini dikarenakan kandungan capsaicin dalam makanan pedas yang dapat mengiritasi sistem pencernaan.
3. Makanan Mentah atau Setengah Matang
Konsumsi makanan mentah atau setengah matang rentan mengandung bakteri parasit seperti Escherichia coli dan Salmonella. Pada penderita DBD, konsumsi ini dapat berdampak pada sistem imun dan perlindungan tubuh terhadap risiko infeksi dan bakteri dari makanan.
4. Makanan Terlalu Asam
Kandungan asam sitrat pada beberapa sumber vitamin C apabila dikonsumsi terlalu berlebihan dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Beberapa buah asam yaitu lemon atau jeruk. Oleh sebab itu, ApleFriends perlu bijak memilih sumber vitamin C dengan cara memilih jeruk yang tidak terlalu masam atau konsumsi alternatif sumber vitamin C lainnya.
5. Minuman dengan Kafein
Konsumsi sumber kafein seperti kopi dapat memicu dehidrasi dan peningkatan produksi urin. Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dan berdampak pada tekanan darah pada penderita demam berdarah.
6. Makanan Olahan Tinggi Natrium
Olahan tinggi natrium atau garam seperti keripik atau makanan olahan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi penderita DBD karena dapat mempengaruhi tekanan darah dan gangguan retensi air pada tubuh.
Nah, sekarang ApleFriends jadi tau ya seputar makanan apa saja yang direkomendasikan dan tidak dianjurkan pada saat mengalami demam berdarah. Yuk, pilih asupan makan yang tepat agar tubuh segera sehat!
Baca Juga: 7 Rekomendasi Makanan Terbaik untuk Menyokong Pemulihan Saat Sakit
Referensi
- Ini Makanan untuk Pengidap DBD yang Boleh dan yang Perlu Dihindari | HalodocÂ
- Diet Sehat untuk Pasien DBD | Rumah Sakit JIHÂ
- Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2018), Kementerian Kesehatan RIÂ
- Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia (2019) Kementerian Kesehatan RIÂ
- Asuhan Gizi Klinik pada Pasien Rawat Inap Demam Berdarah Dengue (DBD)+Vomitting+Bronkitis di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya (2023), Media Gizi KesmasÂ
- Gambaran Jumlah Trombosit dan Kadar Hematokrit Pasien Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang (2019) Health & Medical Journal Â
- Pengaruh Konsumsi Jambu Biji terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit Pasien Demam Berdarah Dengue (2023), Nutriology: Jurnal Pangan, Gizi, KesehatanÂ
- Nutrient Intake of Dengue Hemorrhagic Fever Patients in Semarang City (2025) Journal of Physics: Conference SeriesÂ
Editor: Eka Putra Sedana