Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program yang diangkat oleh Badan Gizi Nasional yang telah berlangsung sejak awal 2025 ini. Program MBG dilaksanakan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertujuan dalam meningkatkan status gizi peserta didik, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Namun, pelaksanaan MBG pada sejumlah sekolah di Indonesia berujung tragis karena adanya insiden keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Bagaimana kasus ini dapat terjadi dan apa yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk menanggapi hal ini? Simak penjelasan berikut!
Makan Bergizi Gratis Dalam Sorotan
Program unggulan dari Presiden Prabowo Subianto selama kampanye ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045 dengan sumber daya manusia yang unggul. Capaian awal yang ditargetkan oleh pemerintah di tahun pertama yaitu 17,9 juta penerima ditambahkan hampir mencapai 5 kalinya yaitu sebesar 82,9 juta penerima. Semenjak berjalannya program di 2025 awal, per bulan Juli telah menjangkau hampir 7 juta jiwa dalam jangka waktu 7 bulan.
Namun, tingginya capaian ini diikuti dengan sejumlah berita keracunan massal yang dialami hampir 1376 anak sekolah. Kasus keracunan ini dialami oleh beberapa siswa sekolah di berbagai daerah seperti di Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan berbagai daerah lainnya.
Kontaminan Penyebab Keracunan Massal MBG
Insiden keracunan yang diawali oleh para murid mengeluhkan adanya keluhan sakit perut, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan berbagai gangguan pencernaan lainnya. Sehingga banyak siswa yang dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Terdapat dua hal yang dapat menyebabkan keracunan makanan yaitu keracunan akibat bakteri atau infeksi akibat konsumsi bakteri patogen.
Secara umum, terdapat berbagai jenis cemaran pada makanan yang dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh meliputi cemaran fisik, cemaran biologis, dan cemaran kimiawi. Untuk gangguan kesehatan yang muncul setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dapat disebut sebagai foodborne diseases. Berdasarkan pemeriksaan pada sampel menu MBG yang diberikan pada para siswa, ditemukan sejumlah kontaminan biologis seperti jamur Candida tropicalis, dan bakteri Salmonella, E–coli.
Bagaimana Kontaminasi Makanan Bisa Terjadi?

Beberapa kejadian keracunan yang melibatkan kontaminasi mikrobiologis erat kaitannya dengan penanganan dan pengolahan makanan. Higiene dan sanitasi yang buruk ketika proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi dapat berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya foodborne diseases atau keracunan makanan. Selain dalam prosesnya, risiko kontaminasi dapat meningkat apabila higiene sanitasi dari para penjamah makanan belum cukup diperhatikan.
Berdasarkan pengamatan, keracunan makanan pada program MBG dapat disebabkan adanya proses penyimpanan bahan makanan mentah yang tidak benar. Kemudian ketidaktepatan pengolahan bahan makanan, dan higiene peralatan yang masih kurang. Contohnya adalah bahan makanan yang dimasak belum mencapai batas minimal atau belum mencapai suhu 75oC yang menyebabkan kematangan belum merata.
Lalu, Langkah Apa yang Harus Dilakukan?
Perlu adanya langkah tegas untuk menerapkan sejumlah standar atau pengawasan sehingga terjadinya kontaminasi makanan yang menyebabkan keracunan bisa diminimalkan. Tindak lanjut yang bisa dilakukan adalah untuk memastikan keamanan pangan melalui pengendalian proses dan produk yang dikonsumsi
1. Penerapan Pengawasan HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan pendekatan ilmiah jaminan mutu keamanan pangan. Tujuannya untuk meminimalkan risiko yang dapat timbul dari proses penanganan dan produksi bahan pangan sehingga dapat menghasilkan pangan yang aman. Pengawasan terhadap titik kritis yang bertujuan untuk deteksi dini, pengendalian bahaya, dan tindakan korektif menu MBG ini mendorong keterlibatan BPOM dalam program MBG. Dengan adanya pengawasan HACCP, kontaminasi makanan pada proses penerimaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, dan distribusi dapat dicegah dan dikendalikan.
2. Pelatihan Food Safety dan Higiene Sanitasi
Kesiapan sumber daya manusia perlu untuk dioptimalkan melalui keterlibatan berbagai badan pemerintah. Dalam meningkatkan kompetensi dan kapasitas para penyedia pangan terhadap keamanan pangan dan higiene sanitasi. Hal ini dikarenakan penyedia atau penjamah makanan yang terlibat dalam proses penyelenggaraan makan memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi pangan yang aman.
3. Peningkatan Fasilitas Penunjang Penyelenggaraan Makan
Dalam penyelenggaraan makan skala besar, perlu adanya kesiapan dari segi fasilitas meliputi ruangan-ruangan penyimpanan yang spesifik sesuai dengan jenis bahan makanan, lemari pendingin, dan berbagai peralatan lainnya. Contoh seperti talenan dan pisau yang perlu untuk digunakan sesuai dengan bahan makanan yang diolah untuk mencegah kontaminasi silang.
4. Penguatan Sistem Alur Kerja Produksi Makanan
Alur kerja yang tertata memainkan peran penting dalam meningkatkan sanitasi dan kontrol bahan baku yang tepat. Didukung dengan fasilitas yang siap dan sesuai dengan prinsip higiene, risiko kontaminasi dapat dicegah atau diminimalkan.
Di balik program dengan tujuan mulia, diharapkan adanya pengawasan dan perhatian yang lebih mendalam terhadap skala dari proses produksi, alur kerja, fasilitas penunjang, dan standar keamanan pangan. Dengan begitu, insidensi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan akibat MBG tidak terulang di hari mendatang.
Baca Juga: Tanpa Korupsi, MBG Bisa Berjalan Selama 3 Tahun!
Referensi
- Kasus Keracunan Massal MBG, Pakar UGM Soroti Skala Produksi dan Makanan Terkontaminasi Bakteri | Universitas Gadjah Mada
- MBG: Keracunan massal di NTT ‘Perut seperti tertusuk, saya trauma’ | BBC News Indonesia
- Ribuan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, Orang Tua Trauma Dan Larang Anaknya Konsumsi Mbg | BBC News Indonesia
- BGN akan Memulai Program MBG Secara Bertahap | Badan Gizi Nasional
- Program MBG Tembus 7 Juta Penerima Manfaat, BGN Genjot Percepatan Jelang Target Agustus | Badan Gizi Nasional
- Kepala BPOM Tekankan Pentingnya Tindakan Preventif dalam Penerapan Keamanan Pangan Program MBG | Badan Pengawas Obat dan Makanan
- Sukseskan Program MBG, Badan Pangan Nasional Perkuat Standar Keamanan Pangan Segar | Badan Pangan Nasional
- Cemaran Mikrobiologi Pada Makanan, Alat Makan, Air Dan Kesehatan Penjamah Makanan Di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit X Di Banjarmasin (2022), Journal of Nutrition College
- Microbiological Contamination in Different Food Service Units Associated with Food Handling (2021), Applied Sciences
- Analisis Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (Haccp) Pada Pengolahan Makanan Di Main Kitchen Hyatt Regency Yogyakarta (2018), Jurnal Media Wisata
Editor: Eka Putra Sedana