Belakangan ini, Indonesia dihebohkan dengan pengungkapan berbagai kasus besar korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Beberapa perusahaan seperti PT Pertamina, PT Timah, PT ASDP, dan PT PLN dikabarkan terlibat, dengan total kerugian negara mencapai 12 hingga 968,5 triliun rupiah. Secara keseluruhan, total temuan kasus korupsi saat ini mencapai 1.285 triliun rupiah—angka yang sangat fantastis, bukan, ApleFriends?
Jika dikaitkan dengan kebutuhan negara saat ini, terutama dengan adanya program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang dirintis pemerintah, muncul pertanyaan: Seandainya tidak ada korupsi, mungkinkah program MBG bisa berjalan lebih lancar? Temukan jawabannya di bawah ini!
Anggaran MBG Terbaru Mencapai 171 T!
Untuk program MBG, dalam APBN 2025, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun dengan target sasaran yaitu sebanyak 19,47 juta penerima manfaat. Program MBG sendiri menyasar peserta didik mulai dari jenjang PAUD hingga SMA/sederajat, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Anggaran ini berpotensi untuk naik! Sesuai perhitungan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, karena pada tahun 2025 BGN sudah memiliki anggaran Rp71 triliun, maka dibutuhkan tambahan Rp25 triliun per bulan apabila ingin dilakukan percepatan MBG terhadap 82,9 juta penerima manfaat.
“Untuk tahun 2025 karena kita sudah memiliki anggaran Rp 71 triliun, maka kita membutuhkan tambahan Rp 25 triliun per bulan jika ingin dilakukan percepatan menyangkut 82,9 juta. Jadi, kalau percepatan itu kita lakukan mulai September, maka kita akan butuh Rp 100 triliun,” tegas Dadan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun telah membuka peluang menaikkan anggaran MBG tahun 2025 menjadi Rp 171 triliun.
“Apabila program Makan Berisi Gratis ini akan ditingkatkan dari Rp 71 triliun, ditambahkan 100 triliun, bukan naik ke Rp 100 triliun. Maka menjadi Rp 171 triliun dan jumlah sentranya akan meningkat. Maka saya berharap bahwa ini akan menimbulkan multiplier effect yang luar biasa bagi usaha kecil menengah di seluruh Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1).
Sehingga, anggaran MBG berpotensi naik dan kenaikan anggaran ini diharapkan dapat membantu penyempurnaan program MBG dan memajukan UMKM serta seluruh usaha kecil hingga menengah di seluruh Indonesia.
Dana Korupsi Bisa Mendukung MBG Hingga 2028!
Kalau kita boleh berandai-andai, seandainya dana yang dikorupsi hingga saat ini bisa dialokasikan untuk program MBG, maka program ini bisa berjalan hingga tiga tahun loh, ApleFriends!
Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), menyatakan bahwa kebutuhan anggaran untuk program MBG akan meningkat pada tahun 2026, yaitu mencapai Rp28 triliun per bulan.
“Nanti kalau tahun depan, kita butuhnya Rp28 triliun per bulan,” ujar Dadan dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/2/2025).
Artinya, jika anggaran Rp1.285 triliun dialokasikan sepenuhnya untuk MBG, maka dengan kebutuhan Rp28 triliun per bulan atau Rp336 triliun per tahun, program ini bisa berlangsung selama sekitar tiga tahun, yaitu hingga akhir tahun 2028.
Wah, kalau dana tersebut benar-benar bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat, tentu program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat! Namun, pada kenyataannya, pemerintah tetap perlu mencari sumber pendanaan lain untuk memastikan program ini berkelanjutan. Jadi, transparansi dan pengelolaan anggaran yang baik sangat penting agar dana negara benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat.
Baca juga: Serangga di Menu MBG (Makan Bergizi Gratis): Ide Cemerlang atau Zonk?
Referensi
- ‘Klasemen Liga Korupsi Indonesia’ Ramai, Berikut Urutannya! | Universitas Muhammadiyah Jakarta
- Menilik Eksistensi Makan Bergizi Gratis alias MBG | Media Keuangan
- Sri Mulyani Buka Peluang Anggaran MBG di 2025 Jadi Rp 171 T, Naik Rp 100 T | Kumparan Bisnis
- Anggaran Makan Bergizi Gratis 2026 Sebesar Rp 28 triliun Per Bulan | Detik Edu
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik, Butuh Rp 336 Triliun pada 2026 | Kompas.com
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien