Obesitas Sentral, Si “Perut Buncit” Faktor Risiko Diabetes 

Perut buncit memang seringkali membuat kita tidak percaya diri akan penampilan. Terutama saat kita ingin memilih pakaian yang akan dikenakan atau saat berencana foto keluarga, terkadang kita berusaha untuk menutupi perut yang semakin membesar. 

Selain dari kesulitan tersebut, ternyata perut buncit juga dapat menjadi faktor risiko terhadap sejumlah penyakit kronik atau gangguan kesehatan. Salah satu penyakit yang berkaitan erat dengan penumpukan lemak di perut ini adalah diabetes. Apakah betul buncit bisa menyebabkan diabetes dan apa yang harus dilakukan? Simak penjelasan berikut!

Apa Bedanya Obesitas dan Obesitas Sentral   

Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih di bagian tubuh tertentu atau seluruh tubuh. Seseorang dapat  dikatakan obesitas dengan melihat parameter hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu pembagian berat badan dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO), hasil IMT 25,0 – 29,9 kg/m2  tergolong dalam obesitas kelas 1, dan >30 kg/m2 tergolong obesitas kelas 2. 

Sementara untuk obesitas sentral lebih spesifik kepada akumulasi lemak berlebih pada bagian viseral perut atau lemak subkutan di bagian rongga perut atau pinggang (apple shaped type). Parameter obesitas sentral adalah menggunakan hasil pengukuran lingkar pinggang dengan alat ukur metline atau digital body circumference.  Individu dapat dikatakan obesitas sentral apabila memiliki lingkar pinggang >90 cm untuk pria, dan >80 cm untuk wanita. 

Faktor Penyebab Obesitas Sentral  

Membesarnya lingkar perut kita melebihi batas normal dapat disebabkan karena penurunan fungsi jaringan lemak subkutan dalam mengontrol energi berlebih akibat dari pola makan yang tidak teratur. Sejumlah konsumsi makanan manis, makanan berlemak, dan makanan berpenyedap dan berpengawet dapat mempengaruhi kondisi ini. 

Selain pola makan, beberapa faktor lainnya dapat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, aktivitas fisik, tingkat stres, serta tingkat pengetahuan individu. Seperti contoh, pada perempuan yang memasuki fase pasca menopause, terjadi peningkatan lemak di bagian perut seiring dengan naiknya kadar trigliserida dan kolesterol total. Perubahan hormon bersama dengan usia dapat juga meningkatkan pembentukan lemak di bagian perut. 

Risiko Diabetes yang Mengintai Penderita Obesitas Sentral 

risiko-diabetes-obesitas-sentral
Sumber: Freepik 

Mekanisme terjadinya diabetes dari “Perut Buncit” diawali dengan penumpukan lemak di bagian viseral perut yang menyebabkan asam lemak bebas dalam tubuh meningkat. Hal ini memicu proses glukoneogenesis atau pembuatan glukosa dari non karbohidrat dalam tubuh sehingga terjadi resistensi insulin di hati dan otot. Resistensi insulin akan menurunkan ambilan glukosa dan meningkatkan gula darah individu sehingga hiperglikemia atau gula darah tinggi bisa terjadi. 

Peningkatan kadar gula darah bisa dialami juga dengan melalui respon inflamasi atau peradangan dari jaringan adiposa tubuh. Efek dari inflamasi tersebut adalah menyebabkan gangguan metabolisme lemak tubuh dan meningkatkan kadar gula darah. Sejumlah studi menemukan bahwa pada kelompok dengan obesitas sentral memiliki kadar gula darah HbA1c yang lebih tinggi dibandingkan kelompok non obesitas sentral. Studi lain juga menemukan bahwa individu dengan obesitas sentral dengan berat badan normal, lebih berisiko mengalami diabetes dibandingkan kelompok tanpa obesitas sentral. 

4 Langkah Untuk Atasi dan Cegah Obesitas Sentral 

Berikut merupakan cara untuk mengatasi dan mencegah obesitas sentral atau “Perut Buncit” dapat terjadi 

1. Perbaiki Pola Makan 

Kebiasaan konsumsi makanan manis dan makanan cepat saji yang berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut lebih rentan dialami. Untuk itu, perlu adanya kontrol diri dalam konsumsi makanan dengan kalori tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca informasi nilai gizi sebelum konsumsi makanan untuk mengetahui kandungan gizi di dalamnya. 

2. Tingkatkan Aktivitas Fisik

Olahraga atau aktivitas fisik yang kurang menjadi faktor risiko terhadap obesitas sentral dan diabetes. Dengan mengubah gaya hidup dan membiasakan tubuh beraktivitas fisik, dapat mencegah berbagai permasalahan kesehatan di masa mendatang. Aktivitas fisik ringan yang bisa dilakukan di rumah yaitu seperti jalan santai atau jalan cepat di area rumah selama 30-45 menit/hari atau dengan naik turun tangga selama 10-15 menit. 

3. Jaga Pola Tidur yang Sehat

Kebiasaan begadang dapat menyebabkan keseimbangan hormon pengatur rasa lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin) menjadi terganggu. Kondisi ini selanjutnya dapat memicu hormon ghrelin menjadi meningkat dan leptin menurun. Oleh sebab itu, di malam hari saat begadang, tubuh akan merasa mudah lapar dan konsumsi makanan berkalori. Tidur selama 7-9 jam sehari akan membantu meningkatkan kualitas tidur yang baik sehingga metabolisme tubuh tetap terjaga.

4. Manajemen Stress

Stress juga dapat memicu adanya penumpukan lemak di bagian perut melalui mekanisme peningkatan hormon kortisol. Dengan naiknya hormon kortisol, gula darah juga akan mengalami peningkatan akibat dari resistensi insulin yang dialami

Nah, ternyata “Perut Buncit” bukan sekedar dapat mengganggu penampilan tapi juga dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan diabetes mellitus, ya! Yuk, cegah dan atasi obesitas sentral mulai dari sekarang dengan terapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat 

Baca Juga: Obesitas Sentral : Penyebab Tersembunyi di Balik Meningkatnya Risiko GERD

Referensi

  1. Body Mass Index (BMI) | World Health Organization 
  2. BB Sudah Turun Tapi Perut Masih Buncit? Ini Alasannya! | Diet Partner 
  3. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Prediabetes pada Wanita Usia Produktif (2016), Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 
  4. Hubungan Status Anthropometri Dengan Kadar Glukosa Darah, Kadar HbA1c dan Pola Makan Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Tarik Kabupaten Sidoarjo (2020), Media Gizi Pangan 
  5. Efek Gabungan Obesitas dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Prediabetes (2023), Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 
  6. Normal-weight central obesity: implications for diabetes mellitus (2023), Frontiers Nutrition 
  7. Hubungan Umur dan Obesitas Sentral dengan Kadar Kolesterol Total Penduduk Indonesia (2020), Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia  
  8. Worldwide trends in underweight and obesity from 1990 to 2022: a pooled analysis of 3663 population-representative studies with 222 million children, adolescents, and adults (2024), Lancet 
  9. Faktor risiko obesitas sentral pada perempuan dewasa (2025), Journal of Public Health and Innovation 
  10. 6 Latihan Fisik yang Bisa Dilakukan Di Rumah | Kemenkes RI 

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *