Cahokia Rice: Beras Tinggi Protein Inovasi Profesor Indonesia

Beras merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang paling umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa saat ini ada jenis beras yang memiliki kandungan protein yang lebih tinggi? Varietas beras ini dikenal dengan nama Cahokia rice atau beras Cahokia. Lebih hebatnya lagi, varietas beras ini ditemukan oleh Profesor asal Indonesia. Yuk mengenal lebih jauh dengan Cahokia rice dan perjalanan penelitiannya!

Berkenalan dengan Profesor Penemu Beras Cahokia

penemu-beras-cahokia
Sumber: Prasetya UB

Beras Cahokia ditemukan dan dikembangkan oleh profesor asal Indonesia bernama Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS, PhD. Beliau merupakan anak bangsa lulusan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB). Setelah itu, beliau melanjutkan studi magister di University of Kentucky dan meraih gelar doktor di Louisiana State University (LSU) dengan beasiswa penuh. Saat ini, beliau telah menjabat sebagai profesor tetap di Louisiana State University (LSU), Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, berkat kerja keras dan dedikasinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, LSU menganugerahkan Prof. Herry dengan gelar F. Avalon Daggett Endowed Professor. Perhargaan terhormat ini hanya diberikan kepada akademisi dengan pengaruh ilmiah dan sosial luar biasa. Walaupun secara struktural beliau sudah tidak diwajibkan mengajar. Namun, Prof. Herry masih aktif membagikan berbagai ilmu dan pengalamannya di berbagai negara. Kesibukannya dibidang akademik tidak membuat Prof. Herry kehabisan waktu menanggung tanggung jawab lain. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Presiden Indonesian Diaspora Network United (IDN-U) yang merupakan organisasi yang menaungi diaspora Indonesia di seluruh dunia. Salah satu inovasi paling membanggakan adalah keberhasilannya dalam menciptakan varietas beras tinggi protein yang dinamakan Cahokia rice. 

Menilik Perbedaan Beras Cahokia dan Beras Putih 

Keunggulan beras Cahokia dibandingkan dengan varietas beras putih biasa adalah beras Cahokia memiliki 53% lebih banyak protein per sajian. Selain itu, indeks glikemik (GI) beras Cahokia juga merupakan yang terendah dibandingkan dengan beras komersial lain yakni sebesar 41. Rendahnya kadar GI pada beras Cahokia membuatnya aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Keunggulan lain dari beras Cahokia adalah bebas GMO dan bebas dari logam berat. Untuk memastikan kadar logam dan GMOnya tetap di bawah batas yang dapat dideteksi, beras Cahokia selalu diuji secara berkala. 

Selain memiliki keunggulan dari segi kandungan gizinya, beras Cahokia juga memiliki keunggulan agronomis dibandingkan dengan varietas beras lain. Adapun beberapa keunggulannya yakni berumur pendek, memiliki ketahanan terhadap penyakit jamur pyricularia grisea, memiliki bulir yang panjang, dan produksinya hingga mencapai 7.560 kg/ha. Dalam sekali produksi, beras Cahokia menghasilkan protein murni sebesar 150 kg per hektar. Angka ini setara dengan produksi 550 kg daging atau 4.500 liter susu. Apabila berhasil dibudidayakan secara luas di Indonesia, beras Cahokia dapat menyumbang sebesar 1 juta ton tambahan asupan protein nasional per tahun.  Angka ini setara dengan produksi 3,6 juta ton daging.

Dikarenakan proses penciptaan beras Cahokia tidak melibatkan gen asing, melainkan melalui pemilihan galur hasil mutasi alami dan proses tradisional. Maka, beras ini aman dikonsumsi setiap hari layaknya mengonsumsi beras biasa. Namun perlu diingat walaupun beras ini tinggi protein, tetap penting untuk menjaga pola makan yang bergizi dan beragam dan tidak hanya mengandalkan satu jenis bahan makanan saja. Untuk proses pemasakan beras Cahokia juga cenderung lebih mudah dibandingkan dengan pemasakan jenis beras lainnya karena memerlukan waktu, panas api, serta air yang jauh lebih sedikit dibandingkan ketika memasak beras biasa. 

Komersialisasi Beras Cahokia

Beras Cahokia sudah dipatenkan dan saat ini telah dipasarkan secara komersial di Amerika Serikat. Namun, nampaknya beras ini belum mulai dibudidayakan di Indonesia. Walaupun demikian, Prof. Herry terus membuka peluang kerja sama riset dengan institusi-institusi dalam negeri agar teknologi pengembangan beras Cahokia dapat digunakan di lahan-lahan lokal. Harapannya di masa depan, budidaya beras Cahokia benar-benar dapat dilakukan di berbagai pelosok Indonesia mengingat berbagai keunggulan beras ini dari segi gizi dan agronomis. Untuk mendapatkan informasi terkait pembelian beras Cahokia lebih lanjut, kamu dapat mengunjungi website resminya di https://www.cahokiarice.co

Baca Juga: Beras Coklat: Alternatif Beras Rendah GI Untuk Penderita DM

Referensi

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok