Anemia merupakan salah satu masalah gizi akibat kekurangan zat gizi mikro. Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan salah satu zat gizi mikro yaitu zat besi (Fe), asam folat (vitamin B9), atau vitamin B12 (kobalamin). World Health Organization menjelaskan bahwa anemia ditunjukkan dengan rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Cutoff kadar hemoglobin penderita anemia pada perempuan di atas 15 tahun yang tidak hamil adalah <12 g/dL; laki-laki di atas 15 tahun adalah 13 g/dL.
Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa gejala umum anemia dikenal dengan 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, dan Lalai). Menurut Mayo Clinic, gejala umum penderita anemia seperti berikut:
- kelelahan yang luar biasa;
- badan terasa lemas;
- warna kulit terlihat pucat;
- napas terengah-engah;
- pusing atau sempoyongan; dan
- tangan dan kaki terasa dingin.
Anemia dapat terjadi secara perlahan, mulai dari ringan hingga berat. Penyebab anemia perlu diketahui dengan cepat agar tidak mengalami perburukan.
Fenomena Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu penyebab anemia yang paling umum terjadi. Menurut artikel di Ganesha Medicina Journal, prevalensi kejadian anemia di Indonesia sebesar 23,7%; dimana setengah dari populasi penderita anemia mengalami anemia defisiensi besi. Menurut Mayo Clinic, ciri yang mencolok pada penderita anemia defisiensi zat besi sebagai berikut:
- keinginan untuk makan (craving) yang mengandung zat gizi rendah seperti es atau tepung-tepungan;
- kuku yang mudah rapuh; dan
- nafsu makan yang menurun, terutama pada balita dan anak-anak.
Artikel di Ganesha Medicina Journal menjelaskan bahwa penyebab umum anemia defisiensi besi adalah kehilangan darah secara menahun. Pendarahan dapat disebabkan oleh gangguan saluran cerna (seperti ulkus peptikum, kanker lambung, kanker kolon dan infeksi cacing tambang) dan menstruasi pada wanita.
Asupan zat besi yang inadekuat juga menjadi salah satu penyebab anemia defisiensi besi. Hal ini bisa terjadi karena pilihan pangan sumber zat besi yang sedikit atau gangguan penyerapan zat besi pada penderita celiac disease, post gastrektomi, atau kolitis kronis. Sekitar 50% atlet pelari yang melakukan latihan olahraga berat mengalami perdarahan saluran cerna sehingga terjadi anemia defisiensi besi.
Lucky Iron Fish, Solusi untuk Anemia
Kamboja merupakan salah satu negara yang memerlukan perhatian khusus mengenai kejadian anemia. The American Journal of Clinical Nutrition menjelaskan bahwa prevalensi kejadian anemia pada wanita usia subur di Kamboja lebih dari 45%. Angka tersebut menunjukkan bahwa anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sudah parah menurut standar WHO.
Pemerintah Kamboja merekomendasikan suplemen zat besi dan asam folat mingguan untuk wanita usia subur. Namun, peraturan hukum mengenai suplementasi zat besi masih kurang, ditambah masalah distribusi dan pengadaan barang. Solusi suplementasi zat besi diperlukan untuk menghindari anemia defisiensi besi di Kamboja.
Lucky Iron Fish (LIF) menjadi solusi mudah untuk mengurangi kejadian anemia defisiensi zat besi. Lucky Iron Fish adalah logam dari besi yang dibentuk menyerupai ikan. Menurut laman resmi, bentuk ikan dipilih karena ikan melambangkan keberuntungan dalam budaya Kamboja.
Pengadaan LIF merupakan jawaban sederhana untuk masyarakat Kamboja yang berada di pedesaan untuk meningkatkan ketersediaan zat besi. Penelitian menunjukkan bahwa zat besi dilepaskan alat masak iron-cast selama proses pemasakan sehingga menambah ketersediaan zat besi di makanan. Alat masak iron-cast yang mahal membuat masyarakat dengan penghasilan rendah memilih alat masak yang terbuat dari alumunium. Alat masak dari alumunium lebih murah, lebih ringan, anti karat, dan lebih banyak tersedia daripada alat masak iron-cast.
Penggunaannya cukup sederhana. LIF dimasukkan ke wadah masak dan dimasak bersama dengan makanan. LIF dapat digunakan berulang kali dan memiliki umur hingga 5 tahun. Artikel Nepal Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa penggunaan LIF ditambah penggunaan asam dapat meningkatkan pelepasan besi ke makanan hingga dapat diserap tubuh sebesar 76,5%.
Tingkat Keberhasilan Atasi Anemia
Self menjelaskan bahwa LIF dapat digunakan pada makanan yang dimasak dengan perantara air. Makanan yang diolah dengan perantara air seperti oatmeal, pasta, nasi, kacang, sup, serta kari. LIF dimasukkan ke air mendidih selama 10 menit untuk hasil terbaik. Penambahan asam seperti perasan air lemon, tomat, dan madu dapat meningkatkan ketersediaan zat besi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan LIF.
- LIF tidak dapat digunakan di dalam alat masak tekanan tinggi, misalnya pressure cook dan rice cooker karena dapat merusak mesin dan LIF.
- Setelah digunakan, LIF dapat dibersihkan dengan air dan sabun.
- Tujuan penyimpanan LIF adalah menghindari karat. Pastikan LIF tetap dalam keadaan basah agar karat tidak muncul. Jika karat muncul dapat dibersihkan dengan perasan air lemon atau cuka.
Namun, artikel randomized clinical trial di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan kadar hemoglobin setelah 1 tahun penggunaan LIF. Nilai serum feritin pada pengguna suplemen zat besi meningkat setelah 6 bulan, namun tidak terjadi pada pengguna LIF. Meskipun LIF berhasil meningkatkan ketersediaan zat besi pada makanan, namun belum berhasil meningkatkan kadar hemoglobin.
Mari kita tingkatkan konsumsi protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12 untuk menghindari kejadian anemia.
Baca Juga: Peran Makanan dalam Penyerapan Zat Besi
Referensi
- Anemia – Kementerian Kesehatan RI
- Guideline on Haemaglobin Cutoffs to Define Anaemia in Individuals and Population (2024), World Health Organization
- Anemia – Mayo Clinic
- Anemia Defisiensi Besi: Diagnosis dan Tatalaksana (2022), Ganesha Medicana Journal
- Iron Deficiency Anemia – Mayo Clinic
- Randomized Controlled Trial Assessing the Efficacy of a Reusable Fish-Shaped Iron Ingot to Increase Hemoglobin Concentration in Anemic, Rural Cambodian Women (2017), The American Journal of Clinical Nutrition
- The Lucky Iron Story – Lucky Iron Life
- Effect of Cooking Food in Iron-Containing Cookware on Increase in Blood Hemoglobin Level and Iron Content of The Food: A Systematic Review (2021), Nepal Journal of Epidemiology
- What Cooking With an ‘Iron Fish’ Can and Can’t Do for Your Health – Self
Editor: Eka Putra Sedana