Ini Zat Anti Gizi yang Sebabkan Gangguan Penyerapan!

Apakah ApleFriends pernah mendengar tentang zat anti gizi? Ternyata selain mengandung zat gizi yang bermanfaat untuk tubuh, makanan juga mengandung zat anti gizi yang dapat menghambat proses penyerapan di dalam tubuh lho! Penasaran apa saja yang termasuk dalam zat anti gizi? Simak penjelasan lengkapnya dan bagaimana cara mengurangi kadar zat anti gizi pada artikel berikut!  

Apa yang Dimaksud dengan Zat Anti Gizi?

Zat anti gizi merupakan senyawa alami yang dapat ditemukan pada bahan pangan yang mampu menghambat penyerapan zat gizi di dalam tubuh. Sebenarnya zat anti gizi memiliki fungsi bagi  tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai alat perlindungan dari serangan hama atau serangga. Namun sayangnya, apabila dikonsumsi oleh manusia maka akan mengganggu penyerapan dan proses pencernaan berbagai nutrisi seperti protein, mineral, dan vitamin.

Zat anti gizi dapat ditemukan terutama pada bahan makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian, serta beberapa jenis sayuran dan umbi. Diperlukan proses pengolahan terhadap bahan makanan sebelum dikonsumsi untuk dapat mengurangi kandungan zat anti gizinya.

Macam – Macam Zat Anti Gizi

Terdapat berbagai macam zat anti gizi yang dapat ditemui pada bahan makanan. Berikut beberapa zat anti gizi yang paling sering ditemukan pada bahan makanan, antara lain:

1. Lektin

Lektin merupakan protein atau glikoprotein yang banyak ditemui pada tanaman legum seperti kacang kedelai, kacang polong, biji gandum, dan kacang-kacangan jenis lainnya. Zat ini dapat mengikat pada dinding sel usus sehingga menyebabkan terhambatnya penyerapan mineral seperti kalsium, zat besi, fosfor, dan zinc. Pada jumlah tinggi, lektin bahkan dapat menyebabkan inflamasi bahkan kerusakan di dalam usus apabila makanan yang mengandung lektin tidak diolah dengan baik.

2. Asam Oksalat 

Asam oksalat banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau seperti bayam, daun singkong, buah bit, kentang, dan beberapa jenis serealia. Konsumsi oksalat dapat berdampak pada terganggunya penyerapan kalsium karena oksalat bekerja dengan membentuk kalsium oksalat. Senyawa ini tidak dapat diserap didalam tubuh dan akumulasinya dapat membentuk batu ginjal.

3. Tanin

Senyawa anti gizi selanjutnya adalah tanin yang dapat ditemukan di daun teh, kulit buah-buahan, kopi, dan beberapa jenis sayuran. Senyawa polifenol satu ini menghambat enzim pencernaan dan dapat mengganggu penyerapan zat besi serta protein di dalam tubuh. Inilah alasan mengapa tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi teh ketika sedang makan. 

4. Asam Fitat

Asam fitat merupakan senyawa yang dapat ditemui di berbagai jenis legun seperti kacang tanah, gandum, dan quinoa. Zat asam ini dapat mengikat mineral seperti zat besi, kalsium, zinc, dan magnesium. Hal ini dapat menyebabkan defisiensi mineral tersebut di dalam tubuh. Walapun merugikan untuk sistem pencernaan, asam fitat juga berfungsi sebagai antioksidan untuk membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

5. Goitren dan Glukosinolat

Zat anti gizi berikutnya adalah goitrogen yang banyak ditemui di sayuran kubis, brokolis, kembang kol, dan kangkung. Senyawa ini dapat menghambat penggunaan yodium oleh kelenjar tiroid. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan pembentukan gondok. Sama halnya seperti goitren, glukosinolat juga banyak ditemui pada sayuran-sayuran tersebut dan juga dapat berkontribusi terhadap gangguan tiroid. 

Bagaimana Cara Mengurangi Kandungan Zat Anti Gizi?

cara-mengurangi-zat-anti-gizi
Sumber: Alodokter.com 

Sebenarnya secara umum, mengolah bahan makanan merupakan cara yang paling mudah untuk menurunkan kandungan senyawa anti gizi pada makanan. Misalkan pada polong-polongan, proses seperti membilas dan merendam polong-polongan sebelum memasaknya sudah mengurangi kandungan zat anti gizi di dalamnya. Contoh lain seperti asam oksalat akan berkurang kadarnya jika melalui proses perendaman, perebusan, atau pengukusan. Oleh karena itu, ApleFriends tidak perlu khawatir mengenai keberadaan zat anti gizi pada makanan. Cukup pastikan bahwa bahan makanan telah melalui proses pemasakan yang tepat sebelum dikonsumsi.

Namun, ternyata terdapat teknik pengolahan yang justru dapat meningkatkan senyawa anti gizi yaitu pemanggangan. Proses pemanggangan bahan makanan dapat meningkatkan kandungan lektin dan asam oksalat yang ada di dalamnya. Jadi, sekarang ApleFriends sudah lebih paham bukan terkait zat anti gizi dan dampaknya untuk tubuh? 

Baca Juga: Oksalat sang Zat Anti Gizi Berbahaya bagi Ginjal

Referensi

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok