ApleFriends pasti sudah tidak asing dengan istilah glikemik indeks yang sering dikaitkan dengan penderita diabetes melitus. Namun, apakah ApleFriends pernah mendengar istilah glycemic load atau beban glikemik? Ternyata faktor ini sangat penting diketahui oleh penderita DM namun masih sangat sering diabaikan. Penasaran apa perbedaan antara keduanya? Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Mengenal Apa itu Glycemic Load
Glycemic load atau disebut juga sebagai beban glikemik merupakan ukuran yang menggabungkan antara dua faktor penting dalam pengaruh makanan terhadap gula darah, yaitu indeks glikemik (IG) dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dalam porsi makanan. Sedangkan istilah indeks glikemik sendiri merupakan ukuran kecepatan peningkatan gula darah setelah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, tetapi tidak memperhitungkan seberapa banyak karbohidrat yang dikonsumsi. Indeks glikemik dinyatakan dalam angka 0 sampai 100. Semakin besar angka glikemik indeks pada suatu makanan, maka semakin cepat respon glukosa pada darah. Oleh karena itu, beban glikemik dinilai lebih representatif dan akurat karena dapat menyesuaikan efek indeks glikemik dengan jumlah karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh.
Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa mengetahui beban glikemik suatu bahan makanan dinilai lebih berguna dan efektif dalam mengontrol tekanan darah dibandingkan dengan hanya mengetahui indeks glikemiknya saja. Beban glikemik dapat mengukur secara lebih akurat efek sebenarnya dari makanan terhadap gula darah berdasarkan porsi yang dikonsumsi.
Faktor yang Mempengaruhi Glycemic Load
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi glycemic load atau beban glikemik pada suatu bahan makanan, antara lain:
1. Indeks glikemik
2 Komponen karbohidrat (termasuk kandungan serat)
3. Proses gelatinisasi (pembengkakan pati) dan retrogradasi pada makanan
4. Tipe gula pada makanan
Klasifikasi Bahan Makanan Berdasarkan Glycemic Load
Berdasarkan glycemic load atau beban glikemik, bahan makanan dibedakan menjadi 3 kategori, antara lain:
1. Beban Glikemik Rendah
Bahan makanan dikatakan memiliki beban glikemik rendah apabila hasil perhitungannya menunjukkan nilai ≤ 10.
2. Beban Glikemik Sedang
Bahan makanan dikatakan memiliki beban glikemik sedang apabila hasil perhitungannya menunjukkan nilai 11-19.
3. Beban Glikemik Tinggi
Bahan makanan dikatakan memiliki beban glikemik tinggi apabila hasil perhitungannya menunjukkan nilai ≥ 20.
Klasifikasi bahan makanan berdasarkan beban glikemik dibagi menjadi 3 kategori. Semakin tinggi angka beban glikemik yang dimiliki oleh makanan, maka artinya semakin tinggi pula respon yang diberikan makanan tersebut terhadap glukosa darah.
Langkah Perhitungan Glycemic Load
Terdapat beberapa langkah yang harus diketahui untuk menghitung glycemic load pada suatu bahan makanan, yaitu:
1. Ketahui Indeks Glikemik Bahan Makanan
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menghitung beban glikemik suatu bahan makanan adalah dengan mengetahui indeks glikemiknya terlebih dahulu. Tanpa informasi ini, maka sudah dipastikan kita tidak dapat menghitung beban glikemik pada bahan makanan tersebut.
2. Ketahui Jumlah Karbohidrat yang Dikonsumsi
Langkah kedua yang harus dilakukan sebelum menghitung beban glikemik adalah dengan mencari tahu jumlah karbohidrat (gram) yang terdapat pada bahan makanan yang dikonsumsi. Setiap bahan makanan memiliki kandungan karbohidrat yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui informasi terkait hal ini.
3. Hitung Beban Glikemik Bahan Makanan
Apabila dua informasi diatas telah diketahui, selanjutnya kita sudah dapat menghitung beban glikemik pada suatu bahan makanan. Caranya adalah dengan menggunakan rumus:
Beban Glikemik = Indeks Glikemik x Jumlah Karbohidrat (gram) / 100
Misalkan ApleFriends hendak mengonsumsi sebuah apel dengan berat 120 gram yang memiliki indeks glikemik sebesar 39 dan kandungan karbohidrat sebanyak 16,7572 gram. Maka beban glikemiknya:
Beban Glikemik Apel = 39 x 16,572 gram / 100 = 6,463
Maka berdasarkan hasil perhitungan, beban glikemik apel tergolong rendah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita DM.
4. Kategorikan Bahan Makanan Berdasarkan Beban Glikemiknya
Setelah mengetahui berapa beban glikemik pada bahan makanan tertentu, kategorikan bahan makanan berdasarkan klasifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan begitu, dapat diketahui dengan jelas apakah bahan makanan tersebut aman dikonsumsi oleh penderita DM atau tidak.
Baca Juga: Benarkah Mengonsumsi Buah Mangga Memperparah Diabetes?
Referensi
- Beban Glikemik dan Indeks Glikemik – Apa Perbedaanya? – sirka.health
- Perbedaan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik – yavabali.com
- Wajib Tahu! Ini Bedanya Indeks Glikemik dan beban glikemik – blog.dietela.id
- Review Article: Indeks Glikemik (IG) dan Beban Glikemik (BG) Sebagai Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe II pada Pangan Sumber Karbohidrat (2023). Farmaka.
- Gambaran Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Bahan Makanan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (2024). Nutriture Journal.
Editor: Eka Putra Sedana