Anemia mikrositik adalah salah satu jenis anemia yang disebabkan karena ukuran sel darah merah lebih kecil dari ukuran normal. Beberapa gejala yang bisa timbul akibat anemia yaitu lemah, lesu, pusing, kulit terlihat pucat, dan nafas pendek.
Anemia jenis ini bisa terjadi karena kurangnya zat hemoglobin di dalam sel darah merah.
Kurangnya hemoglobin ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi. Apa saja kondisi tersebut dan bagaimana pengobatan atau pencegahannya?
Penyebab Anemia Mikrositik dan Penanganannya
1. Kurangnya Zat Besi
Kekurangan zat besi adalah salah satu penyebab anemia mikrositik yang paling umum.
Penyebab kurangnya zat besi dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, tubuh tidak mampu menyerap zat besi dengan baik, kehilangan darah, serta kehamilan.
Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi bisa diatasi dengan pola makan dan suplementasi.
Konsumsi makanan tinggi zat besi seperti daging merah, susu, bayam, hati, ikan, dan kacang-kacangan.
Selain itu, suplementasi bisa jadi juga diperlukan terutama untuk wanita. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait suplementasi pil zat besi.
2. Penyakit Talasemia
Talasemia adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dalam kondisi yang semestinya. Dengan kata lain, hemoglobin yang diproduksi mempunyai bentuk yang tidak normal.
Karena hal inilah, tubuh penderita talasemia menyerap zat besi lebih banyak dengan tujuan untuk memproduksi sel darah merah. Namun, kualitas sel darah yang dihasilkan pun tidak baik.
Penyakit ini tergolong penyakit keturunan. Artinya, bisa diwariskan dari orang tua ke anak-anaknya.
Penderita talasemia bisa menempuh transfusi darah, mengonsumsi obat, atau transplantasi sumsum tulang.
Biasanya, dokter juga menyarankan untuk tidak melakukan suplementasi zat besi agar tidak terjadi kelebihan zat besi di dalam darah penderita talasemia.
Dari segi diet pun juga harus diperhatikan. Makanan yang mengandung tinggi zat besi perlu dibatasi konsumsinya.
3. Kelainan Produksi Sel Darah Merah
Anemia mikrositik juga bisa disebabkan oleh tidak normalnya fungsi sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah merah. Kondisi ini bisa disebut anemia sideroblastik.
Terjadinya anemia sideroblastik menyebabkan tubuh kesulitan memproduksi sel darah merah yang sehat.
Kondisi ini bisa terjadi karena faktor keturunan. Namun juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengobatan, kelebihan seng/zinc dan zat besi, kekurangan vitamin B6, konsumsi alkohol, atau terpapar bahan kimia beracun.
Penanganan anemia sideroblastik bisa dilakukan dengan beberapa cara, tergantung apa penyebabnya.
Beberapa contoh penanganan anemia sideroblastik seperti pembuangan zat besi atau seng yang berlebihan di dalam tubuh, suplementasi vitamin B6, dan transplantasi sumsum tulang belakang.
Penulis: I Putu Febrian Andira Putra, S.Gz.
Editor: Ulfa Ratriana, S.Gz.