Kesibukan di bidang perkuliahan sering membuat gaya hidup menjadi berantakan. Pola tidur yang tidak teratur, makan makanan yang murah dan mudah ditemukan, serta jarang berolahraga merupakan salah tiga dari kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh mahasiswa.
Kebiasaan buruk di atas membuat berat badan makin meningkat. Tidak jarang mahasiswi sering mengalami siklus haid yang tidak teratur akibat kenaikan berat badan ini. Masalah ini tidak boleh dianggap remeh karena bisa jadi merupakan gejala dari Polycystic Ovaries Syndrome (PCOS).
Banyak perempuan, terutama yang masih berada di usia produktif dan aktif berkuliah, tidak menyadari bahwa tubuh mereka sedang memberi sinyal PCOS ini. Begitu tahu permasalahannya, tidak jarang otak langsung overthinking dan berpikir “apakah PCOS berbahaya?”.
Kenalan dulu dengan PCOS, Yuk!
Polycystic Ovary Syndrome, sering disingkat sebagai PCOS, merupakan kondisi gangguan hormon yang banyak memengaruhi perempuan pada usia subur.
Kenapa disebut PCOS? Istilah ini berasal dari kondisi ovarium (indung telur) yang terdapat banyak kantung kecil berisi cairan atau kista. Kista inilah yang mengganggu pelepasan sel telur PCOS secara teratur.
Kalau kamu mengalami PCOS, tidak perlu khawatir karena kamu tidak sendiri. Studi yang dimuat dalam Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi terbitan 2024 mengungkapkan bahwa 10-15% wanita produktif di seluruh dunia mengalami PCOS. Di Indonesia sendiri, kasus PCOS memengaruhi 2,2 hingga 20% wanita usia produktif.
Bukan hanya wanita dewasa muda, remaja putri juga tidak luput dari PCOS. Dikutip dari jurnal yang sama, kasus PCOS pada remaja mencapai 11% hingga 26% dan 50% di antaranya disebabkan karena kasus kelebihan berat badan. Ya, PCOS bisa dialami sejak remaja, tetapi sering tidak disadari karena gejalanya mirip dengan kondisi hormonal lain.
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab PCOS. Namun, sindrom ini berkaitan dengan faktor genetik. PCOS bisa pula dipengaruhi oleh hormon insulin yang berperan dalam mengolah gula dalam tubuh menjadi energi. Selain itu, ada juga hormon androgen yang lebih tinggi sehingga menyebabkan gejala PCOS, salah satunya pertumbuhan jerawat.
Gejala umum PCOS antara lain:
- Haid tidak teratur atau bahkan tidak haid sama sekali
- Berat badan naik atau sulit turun
- Jerawat parah dan berminyak
- Pertumbuhan rambut di area seperti wajah atau dada
- Rambut kepala rontok
Apakah PCOS Berbahaya? Kenapa Gak Boleh Diabaikan?
Mungkin kamu melihat bahwa perempuan yang menderita PCOS sebenarnya memiliki gaya hidup yang sama dengan perempuan yang siklus menstruasinya lancar. Nyatanya, sindrom ini tidak boleh diabaikan.
Sindrom PCOS bisa membawa risiko yang lebih besar pada tubuh, apalagi kondisi ini berkaitan dengan masalah berat badan. Studi yang ditemukan dalam jurnal Journal of Oncology Research Reviews & Reports yang dipublikasikan pada 2021 mengatakan bahwa PCOS sering berkaitan dengan diabetes tipe 2 pada usia muda. Masalah ini berpotensi menyebabkan menopause dan hipertensi alias tekanan darah tinggi.
PCOS juga dikaitkan dengan masalah kesuburan, sesuai pernyataan dalam jurnal Medula yang terbit pada tahun 2021. Karena siklus ovulasi tidak teratur, perempuan dengan PCOS bisa kesulitan untuk hamil. Hal ini tentunya bisa menjadi tantangan tersendiri pada masa depan apabila tidak ditangani sejak dini.
Kendati demikian, kamu tidak perlu khawatir ketika mengalami sindrom ini. Seperti yang diungkapkan di atas, PCOS sebenarnya berkaitan dengan gaya hidup. Maka dari itu, kamu perlu memperbaiki pola makan dan gaya hidup, terlepas dari sibuknya kegiatan perkuliahan yang kamu jalani.
Bagaimana Aturan Makan yang Tepat untuk Kamu yang Berjuang dengan PCOS?
Karena PCOS berkaitan dengan berat badan, kamu perlu memahami menu dan pola makan yang tepat. Dikutip dari Journal of Obstetrics and Gynaecology (2007), berikut adalah aturan makan yang bisa kamu ikuti:
1. Makan Sesuai Kebutuhan Energi Harian
Mungkin kamu berpikir untuk melakukan diet ekstrim agar berat badan berkurang. Hindari langkah tersebut karena tubuhmu masih membutuhkan energi. Cukup batasi asupan kalori menjadi 2.000 hingga 2.400 kalori per hari dan lakukan secara perlahan. Dengan aturan ini, kamu pun masih punya tenaga untuk beraktivitas.
2. Membatasi Asupan Lemak
Apabila makanan yang biasa dikonsumsi mengandung lemak, kamu perlu membatasi asupannya. Batasi asupan lemak hingga maksimal 30% dari total kalori harian. Apabila menu makanan di kantin mengandung lemak jenuh, batasi hanya 5–10%. Kamu juga harus memilih produk rendah lemak, termasuk susu dan mentega untuk olesan roti.
3. Menakar Kebutuhan Karbohidrat
Siapa yang tidak bisa hidup tanpa karbohidrat? Kamu masih bisa mengonsumsi nasi atau roti, asalkan kadarnya hanya 45-55% dari total energi harian. Kurangi karbohidrat olahan dan perbanyak makanan dengan indeks glikemik yang rendah serta tinggi serat. Apabila memungkinkan, kamu bisa memilih makanan dengan bahan dasar gandum utuh.
4. Mengurangi Camilan Manis dan Tinggi Kalori
Kalau kamu berpikir untuk jajan di minimarket atau kantin, lebih baik perhatikan labelnya. Camilan manis bisa memicu lonjakan insulin yang bisa membuat kamu makin lapar. Kamu juga harus selektif dalam memilih minuman kemasan, termasuk susu dan jus buah, karena kadar kalorinya cukup tinggi.
5. Memperbanyak Makan Sayur dan Buah
Tips ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang mencari pengganti camilan. Kamu bisa mengonsumsi lima porsi sayur dan buah per harinya supaya tubuhmu merasa kenyang dalam jangka waktu yang lebih lama. Kandungan vitamin dan serat di dalamnya juga bisa memenuhi kebutuhan gizi untuk tubuhmu.
Jadi, apakah PCOS berbahaya? Ya, apabila tidak dilakukan penanganan sesuai tips yang dibagikan di atas. Cukup perbaiki menu makan dan olahraga yang teratur, maka kualitas hidupmu meningkat dan kamu tidak perlu khawatir lagi karena gejala PCOS yang dialami pun berkurang.
Baca Juga: Olahraga vs Diet, Harus Pilih Mana Ketika Sedang PCOS?
Referensi
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) – Cleveland Clinic
- Literature Review: Coping Stress Pada Wanita dengan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) (2024), Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
- An Overview of Harmful Effects of Polycystic Ovary Syndrome (2021), Journal of Oncology Research Reviews & Reports
- Policystic Ovary Syndrom: Resiko Infertilitas yang dapat Dicegah melalui Penurunan Berat Badan Pada Wanita Obesitas (2019), Medula Volume 19
- Diet and nutrition in polycystic ovary syndrome (PCOS): Pointers for nutritional management (2007), Journal of Obstetrics and Gynaecology
Editor: Eka Putra Sedana