Awas! Usus Kotor Bisa Ganggu Diet Kamu

usus-kotor-gagal-diet

Sudah jaga makan, olahraga teratur, tapi angka timbangan nggak juga turun? Bisa jadi penyebabnya bukan karena kurang usaha, tapi karena satu hal yang sering dilupakan, yaitu terkait kondisi usus kamu. Yup, usus kotor bukan cuma mitos atau istilah receh, tapi bisa jadi hambatan serius dalam upaya penurunan berat badan. Berikut ini, kita akan membahas terkait kesehatan saluran cerna, khususnya usus, dan peranannya terhadap progres diet kamu.

Apa Itu Usus Kotor?

Secara medis, istilah “usus kotor” tidak merujuk pada kotoran yang menumpuk secara harfiah. Akan tetapi, yang dimaksud adalah terjadinya ketidakseimbangan mikrobiota usus, penumpukan sisa makanan yang tidak tercerna dengan sempurna, dan terjadinya gangguan fungsi pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh sulit menyerap zat gizi, metabolisme jadi melambat, bahkan memicu peradangan ringan yang kronis.

Sebuah studi dalam International Journal of Medical Science and Clinical Research, menjelaskan bahwa usus yang sehat seharusnya mengandung mikrobiota yang beragam, dengan jumlah bakteri menguntungkan lebih banyak dari bakteri berbahaya. Jika terjadi sebaliknya, maka bakteri patogen justru dapat berkembang biak dan menyebabkan usus menjadi kotor dan tidak sehat. 

Bagaimana Dampaknya Terhadap Progres Diet?

Sumber: Pixabay

Kondisi usus yang tidak sehat bisa berdampak langsung pada keberhasilan diet. Berikut beberapa alasannya:

1. Penyerapan Zat Gizi Terganggu

Saat lapisan usus tidak optimal, tubuh akan kesulitan menyerap vitamin dan mineral penting. Akibatnya, kamu bisa merasa cepat lelah, sulit fokus, dan metabolisme pun melambat.

Sebagaimana disebutkan pula dalam jurnal Companion Animal, bahwa usus yang kotor dapat mengganggu penyerapan zat gizi, termasuk vitamin dan mineral. Bukan hanya itu, usus yang tidak sehat juga bisa mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, serta berisiko menimbulkan pasokan energi yang tidak efisien ke dalam sel-sel usus.

2. Inflamasi Kronis dan Berat Badan Stuck

Kondisi usus yang buruk bisa memicu inflamasi ringan terus-menerus dalam tubuh. Inflamasi kronis di usus dapat menyebabkan resistensi insulin, hingga menurunkan kemampuan tubuh dalam membakar lemak. 

Hal ini didukung oleh salah satu studi dalam Journal of Clinical Investigation, bahwa peradangan kronis pada usus yang kotor dapat berkontribusi terhadap kejadian obesitas dan diabetes, dengan mengubah respon imun dan metabolisme glukosa. 

3. Gangguan Hormon Lapar (Ghrelin dan Leptin)

Usus adalah organ endokrin utama, yang berperan melepaskan hormon yang mengatur nafsu makan dan rasa kenyang (ghrelin dan leptin). Disfungsi saluran pencernaan dapat mengganggu keseimbangan hormon ini, yang menyebabkan perubahan sinyal lapar.

Tanda-Tanda Usus Kamu Perlu “Detoks Alami”

Berikut gejala yang bisa kamu perhatikan:

  • Sering sembelit atau kembung
  • Bau mulut atau bau badan tidak sedap
  • Kulit kusam dan mudah berjerawat
  • Mudah lelah dan sulit fokus

Kalau kamu mengalami beberapa poin di atas, mungkin sudah waktunya fokus memperbaiki kesehatan ususmu.

Cara Membersihkan Usus Secara Alami dan Aman

Sumber: Pixabay

Kabar baiknya, kamu tidak perlu detox ekstrem atau mengonsumsi produk mahal untuk membersihkan usus. Beberapa langkah sederhana di bawah ini dapat efektif meningkatkan kesehatan usus jika dilakukan secara konsisten.

1. Tingkatkan Asupan Serat

Serat berperan penting dalam menjaga pencernaan tetap lancar dan membantu membersihkan usus dari sisa makanan. Usus yang bersih akan menyerap zat gizi dengan lebih baik dan mendukung metabolisme tubuh.

Kamu bisa mendapatkan sumber serat dari sayuran hijau, buah-buahan, oats, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Makanan-makanan ini juga dapat membantu kamu merasakan kenyang lebih lama, sehingga nafsu makan pun dapat lebih terkontrol.

2. Konsumsi Probiotik dan Prebiotik

Probiotik merupakan bakteri baik yang berperan memelihara keseimbangan mikrobiota dalam usus. Kamu bisa mendapatkannya dari makanan seperti tempe, yoghurt tanpa gula, kimchi, dan kefir.

Agar probiotik bisa berkembang dengan baik, tubuh juga butuh prebiotik. Prebiotik bisa kamu temukan pada pisang, bawang, dan asparagus. Kombinasi keduanya bantu usus tetap sehat dan pencernaan lancar.

3. Minum Air yang Cukup

Air dapat membantu membuang racun dari tubuh dan melancarkan buang air besar. Usus yang terhidrasi tentu akan bekerja lebih optimal dan cepat dalam membuang sisa makanan.

Minumlah minimal 2 liter atau sekitar 8 gelas air dalam sehari, terutama jika kamu sering beraktivitas secara intens. Air putih dapat kamu jadikan sebagai pilihan terbaik dalam mendukung proses detoksifikasi alami tubuh.

4. Batasi Konsumsi Gula dan Makanan Ultra-Proses

Makanan ultra-proses dan tinggi gula dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam usus. Hal tersebut dapat berisiko menimbulkan peradangan atau inflamasi dan menghambat progres kamu dalam menurunkan berat badan.

Gantilah dengan makanan segar seperti buah, sayur, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Pilihan ini akan lebih mendukung kerja usus dan hasil diet kamu.

Diet Sehat Dimulai dari Usus Sehat

Ingat, penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan tidak hanya soal kalori masuk dan keluar, tapi juga tentang bagaimana tubuh memproses dan menyerap zat gizi yang kamu konsumsi, yang salah satunya sangat bergantung pada kondisi usus. Usus yang sehat merupakan fondasi dari sistem metabolisme yang baik, keseimbangan hormon, dan energi yang stabil sepanjang hari.

Jadi, jangan pernah menyepelekan peranan saluran cerna dalam proses dietmu, ya! Dengarkan sinyal dari tubuhmu, rawat usus dengan makanan bergizi, cukup cairan, dan gaya hidup yang aktif. Yuk, mulai dari langkah kecil hari ini, karena usus sehat adalah investasi jangka panjang untuk tubuh yang lebih fit dan bertenaga!

Baca Juga: 5 Makanan Lokal yang Bisa Tingkatkan Kesehatan Usus dan Mood Anda

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Referensi

  1. Intestinal Flora and Human Health (2023), International Journal of Medical Sciences And Clinical Research
  2. Immunologic Impact of The Intestine in Metabolic Disease (2017), Journal of Clinical Investigation
  3. Gastrointestinal Diseases and Disorders (2019), Acute Care Physical Therapy
  4. Mengenal Bakteri Usus dan Kaitannya dengan Kesehatan Jantung (2022), Kementerian Kesehatan RI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *