Dampak Konsumsi Ultra-Processed Food pada Anak Usia Dini

dampak ultra processed food anak

Di era modern ini, makanan ultra proses atau Ultra-Processed Food (UPF) semakin mendominasi pola makan anak-anak. Dari camilan kemasan hingga minuman berpemanis, konsumsi UPF terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan anak-anak? Mari simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini, Aplefriends!

Ultra-Processed Food: Makanan Modern yang Menggoda, tapi Berisiko?

(Sumber : Nutrients)

Ultra-Processed Food (UPF) adalah makanan yang telah mengalami berbagai proses industri sehingga mengandung banyak zat tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, perasa buatan, serta lemak dan gula tambahan. UPF biasanya rendah nutrisi dan tinggi kalori, yang membuatnya tidak sehat untuk dikonsumsi secara berlebihan.

Daftar Ultra-Processed Food yang Sering  dikonsumsi Tanpa Sadar!

Berikut beberapa contoh makanan yang termasuk dalam kategori UPF:

  • Makanan ringan kemasan : Keripik, biskuit manis, dan roti kemasan massal.
  • Minuman berpemanis : Soda, teh kemasan, dan jus dalam kotak.
  • Sereal : Sereal sarapan yang mengandung gula tinggi dan pewarna buatan.
  • Makanan siap saji : Nugget ayam, sosis, sup instan, dan mie instan.
  • Camilan manis : Cokelat, permen, es krim, dan makanan penutup kemasan.
  • Produk susu olahan : Susu formula.

Bahaya Tersembunyi: Dampak Ultra-Processed Food terhadap Kesehatan Anak

1. Meningkatkan Risiko Obesitas dan Berat Badan Berlebih

Banyak UPF yang tinggi kandungan gula, garam, dan lemak jenuh, namun rendah serat dan nutrisi penting. Konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat dan berisiko menyebabkan obesitas pada anak. Studi dari European Journal of Nutrition, menunjukkan bahwa 22% anak usia 4-5 tahun mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, dan angka ini meningkat menjadi 38% pada usia 10-11 tahun.

2. Gangguan Metabolik dan Resistensi Insulin

UPF sering dikaitkan dengan peningkatan asupan gula sehingga meningkatkan resistensi insulin, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan diabetes tipe 2. Anak-anak yang mengonsumsi banyak UPF sejak dini lebih rentan mengalami gangguan metabolisme yang berkontribusi terhadap diabetes tipe 2. Dengan kata lain, pola makan yang kaya UPF sejak dini berpotensi meningkatkan risiko gangguan metabolik di masa mendatang.

3. Kurangnya Asupan Nutrisi Penting

Produk UPF sering kali mengandung bahan tambahan seperti pemanis buatan, pewarna, dan pengawet, tetapi rendah zat gizi esensial seperti serat, protein, vitamin, dan mineral. Studi dari Maternal & Child Nutrition yang dilakukan di Bandung, menunjukkan bahwa 81,6% anak di bawah 3 tahun mengonsumsi makanan ringan komersial dan 40,0% mengonsumsi minuman tinggi gula, yang sering kali rendah nutrisi esensial. 

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang lebih banyak mengonsumsi UPF cenderung memiliki asupan protein, lemak sehat, dan serat yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi kesehatan pencernaan serta pembentukan jaringan tubuh mereka.

4. Mengubah Pola Makan Sejak Dini

Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan ultra proses cenderung memiliki preferensi terhadap makanan tinggi gula, garam, dan lemak di kemudian hari. Hal ini berpotensi menyebabkan pola makan tidak sehat hingga usia dewasa. Dalam studi Bulletin of the World Health Organization, menyoroti bahwa pola makan yang kaya UPF pada usia dini dapat membentuk preferensi makan yang buruk di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa semakin tinggi konsumsi UPF pada anak kecil, semakin besar kemungkinan mereka mengembangkan kebiasaan makan yang tinggi gula dan rendah nutrisi sepanjang hidup mereka.

Meskipun UPF menawarkan kenyamanan dan rasa yang menarik, dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan anak tidak boleh diabaikan. Sebagai orang tua, perlu mengurangi konsumsi makanan ultra proses dan menggantinya dengan makanan segar dan alami seperti buah, sayur, protein sehat, dan biji-bijian utuh. Dengan pola makan yang lebih sehat, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dengan optimal dan terhindar dari berbagai risiko kesehatan di masa depan.

Baca juga: Keprihatinan Global Terhadap Makanan Ultra-Proses (UPF) dan Dampaknya pada Sindrom Metabolik

Referensi : 

  1. Relationship between Ultra-Processed Food Consumption and Risk of Diabetes Mellitus: A Mini-Review (2022), Nutrients
  2. Association Between Ultraprocessed Food Consumption and Metabolic Disorders in Children and Adolescents with Obesity (2024), Nutrients 
  3. High Proportions of Children Under 3 Years of Age Consume Commercially Produced Snack Foods And Sugar‐Sweetened Beverages in Bandung City, Indonesia (2019), Maternal & Child Nutrition 
  4. Ultra-Processed Foods: What They Are and How to Identify Them (2019), Public Health Nutrition
  5. Ultra-Processed Food for Infants and Toddlers; Dynamics of Supply and Demand (2023), Bulletin of the World Health Organization 
  6. Impact of The Consumption of Ultra-Processed Foods on Children, Adolescents and Adults’ Health: Scope Review (2022), Bulletin of the World Health Organization 
  7. Ultra-Processed Food Intake in Toddlerhood and Mid-Childhood in The UK: Cross Sectional and Longitudinal Perspectives (2024), European Journal of Nutrition 

Editor : Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *