Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Data dari Riset Kesehatan Dasar (2018) menemukan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran meningkat 8,3% dalam 5 tahun dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018).
Gangguan ini menjadi faktor risiko yang signifikan terhadap terjadinya sejumlah penyakit yang menyerang organ tubuh manusia salah satunya adalah stroke cerebral. Apakah benar hipertensi meningkatkan risiko individu terkena stroke?
Mengupas Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke
Penelitian dalam Global Heart menemukan bahwa individu dengan hipertensi berisiko 7,9 kali lipat lebih besar dalam mengalami stroke iskemik dibandingkan individu tanpa hipertensi. Studi lainnya pada tahun 2023 mendukung teori ini dengan menemukan bahwa hipertensi berhubungan dengan stroke iskemik dan hemoragik.
Risiko stroke dapat meningkat melalui adanya beberapa faktor risiko seperti hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, riwayat penyakit jantung. Kondisi terkait gaya hidup seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas, dan stress juga menjadi pemicu terjadinya stroke. Dari semua itu, faktor risiko stroke tertinggi adalah hipertensi (82,3%) terutama pada jenis stroke hemoragik.
Bagaimana Hipertensi Bisa Menjadi Ancaman?
American Heart Association menggambarkan bahwa tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana darah mengalir dengan kekuatan berlebih. Kondisi ini dapat meregangkan arteri melampaui batas normal dan menyebabkan robekan. Kemudian, jaringan parut akan memperbaiki robekan tersebut, tetapi jaringan ini juga akan menyebabkan zat-zat pembentuk plak terjebak. Berbagai dampak yang terjadi yaitu penyumbatan, pembekuan darah, serta pengerasan dan pelemahan arteri.
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada arteri. Hal ini dapat berujung pada penyumbatan atau penggumpalan darah sehingga akan menurunkan suplai darah ke organ vital tubuh. Tanpa oksigen dan zat gizi dari darah, jaringan tubuh akan mati. Dari mekanisme tersebut, hipertensi menjadi faktor risiko utama terjadinya stroke.
Stage Hipertensi Berpengaruh terhadap Risiko Stroke?

Hasil tekanan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkatan. Menurut American Heart Association, hipertensi stage 1 adalah apabila tekanan darah sistolik 130-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg. Sementara itu, stage 2 hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg. Kondisi tekanan darah sistolik >180 mmHg dan/atau diastol >120 mmHg dapat disebut sebagai severe hypertension serta menjadi alarm untuk segera ke tenaga kesehatan profesional.
Studi dalam Biomolecular and Health Science Journal menemukan bahwa stage hipertensi berhubungan signifikan dengan kejadian hemiparesis pada pasien dengan intracerebral hemorrhage (ICH). Di antara pasien hipertensi, individu dengan hipertensi stage 1 memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan individu dengan stage yang lebih tinggi.
Bebas Hipertensi dengan Terapkan Langkah Preventif
Sebagai langkah untuk mencegah manifestasi klinis seperti stroke dapat terjadi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan langkah pencegahan sebagai berikut
1. Pengaturan Berat Badan
Berdasarkan penelitian, obesitas berkorelasi dengan kejadian hipertensi dengan meningkatkan risiko hipertensi sebesar 3 kali lipat. Berat badan berlebih akan meningkatkan beban kerja jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan berdampak pada peningkatan tekanan darah hingga berujung pada hipertensi. American Heart Association merekomendasikan penurunan berat badan 5% dari berat badan aktual untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
2. Kebiasaan Merokok
Dalam publikasi Jurnal Kesehatan Tambusai, individu dengan kebiasaan merokok memiliki risiko 3,2 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami hipertensi. Hal ini dikarenakan nikotin dalam rokok akan menghambat distribusi oksigen ke jantung, menyebabkan penggumpalan darah, dan merusak sel. Karbon monoksida dalam rokok juga memberikan efek negatif dalam menurunkan kadar hemoglobin dalam darah dan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah.
3. Penerapan Aktivitas Fisik
Efek aktivitas fisik pada stabilitas tekanan darah berkorelasi dengan risiko insidensi hipertensi. Individu dengan tingkat aktivitas fisik rendah lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan individu yang aktif beraktivitas fisik. Studi penelitian menemukan bahwa orang yang tidak rutin berolahraga berisiko 13,47 kali lipat lebih tinggi terhadap hipertensi.
4. Pengaturan Tingkat Stress
Stres memicu terjadinya vasokontriksi, peningkatan tekanan arteri, dan peningkatan denyut jantung. Individu dengan riwayat stres berisiko mengalami hipertensi sebesar 0,19 kali lebih besar dibandingkan individu yang tidak mengalami stres. Walaupun angka ini tergolong kecil, stres yang berkepanjangan tetap dikhawatirkan dapat menyebabkan tekanan darah menetap tinggi.
5. Penerapan Pola Makan Sehat
Pada sebagian populasi, ditemukan bahwa prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan konsumsi garam yang meningkat. Asupan garam 5-15 gram/hari berkorelasi dengan meningkatnya prevalensi hipertensi sebesar 5-15%. Hal ini terjadi melalui mekanisme peningkatan volume plasma, curah jantung, dan berujung pada tekanan darah. Oleh sebab itu, asosiasi jantung Amerika merekomendasikan untuk konsumsi garam <1,5 gram/hari sebagai langkah preventif.
Setelah mengetahui hipertensi sebagai faktor risiko utama stroke, masyarakat perlu untuk tidak lagi menganggap remeh kondisi hipertensi yang dialami. Dengan mengupayakan perbaikan gaya hidup dan pola makan yang sehat, masyarakat bebas dari hipertensi dan penyakit degeneratif akan tercapai di masa mendatang.
Baca Juga: Konsumsi Sayuran Beku Meningkatkan Hipertensi? Ini Faktanya
Referensi
- High Blood Pressure and Stroke | American Heart Association
- Hypertension: A Continuing Public Healthcare Issue (2024), International Journal of Molecular Sciences
- Association of Hypertension and Diabetes with Ischemic Heart Disease and Stroke Mortality in India: The Million Death Study (2021), Global Heart
- Apparent treatment-resistant hypertension associated lifetime cardiovascular risk in a longitudinal national registry (2023), European Journal of Preventive Cardiology
- Stages of Hypertension Correlate with Hemiparesis in Primary Intracerebral Hemorrhage Adult Patients (2023), Biomolecular and Health Science Journal
- Hypertension as a risk factor in stroke: An overview (2024), World Journal of Advanced Research and Reviews
- The Analysis of Stroke Risk Factors and Stroke Types (2023), Faletehan Health Journal
- Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Obesitas Dan Riwayat Keluarga dengan Hipertensi pada Pasien di Puskesmas Pusomaen (2023), Jurnal Kesehatan Tambusai
- Aktivitas Fisik Dan Stres Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Pada Usia 45 Tahun Keatas (2020), JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
- Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi (2021), JIMPK : Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Editor: Eka Putra Sedana