Menurut dr. Ita Fajria Tamim dari Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, “Stres memicu produksi asam lambung secara berlebihan dan itu menyebabkan gastritis.” Hubungan antara kecemasan yang berlebihan dan gangguan pencernaan, termasuk peningkatan produksi asam lambung, memang telah menjadi topik penting dalam dunia medis. Namun, apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena ini?
Anxiety dan Asam Lambung Saling Terhubung Satu Sama Lain
Cemas atau anxiety adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau ancaman. Dalam kadar tertentu, kecemasan bisa menjadi pendorong untuk menyelesaikan tugas atau menghadapi situasi sulit. Namun, ketika kecemasan berlangsung terus-menerus atau menjadi terlalu intens, dampaknya bisa meluas, tidak hanya menyerang mental tetapi juga fisik.
Salah satu pengaruh fisik yang signifikan dari kecemasan adalah pada sistem pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi dapat memengaruhi fungsi saluran cerna, termasuk meningkatkan produksi asam lambung. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sindrom GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yang ditandai dengan gejala seperti nyeri ulu hati, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
Ketika seseorang mengalami kecemasan, tubuh memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini dapat memicu melemahnya otot di sekitar katup lambung, yang berfungsi mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan. Selain itu, kecemasan dapat memengaruhi kontraksi otot-otot pencernaan, yang berujung pada sensasi tidak nyaman di perut seperti kembung atau rasa perih.
Sumber: Website Unsplash
Dampak Nyata yang Berpengaruh pada Kehidupan Sehari-hari
Masalah pencernaan akibat kecemasan tidak hanya terbatas pada GERD. Beberapa gangguan lain, seperti dispepsia fungsional (gangguan pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas), juga sering dikaitkan dengan kecemasan kronis. Dalam beberapa kasus, gangguan ini menciptakan lingkaran setan di mana kecemasan memperburuk gejala pencernaan, sementara gejala pencernaan yang tidak nyaman membuat individu semakin cemas.
Sebagai ilustrasi, seseorang yang menghadapi situasi stres tinggi, seperti presentasi besar di tempat kerja, mungkin mengalami gejala fisik seperti perut perih atau mulut terasa asam sebelum acara tersebut. Gejala ini sering kali berlanjut, bahkan setelah situasi stres selesai. Dalam jangka panjang, jika tidak ditangani, kondisi seperti ini dapat membutuhkan perawatan medis.
Cara Mengelola Kecemasan dan Menjaga Kesehatan Lambung
Dilansir dari pendapat dr. John Smith, seorang ahli gastroenterologi, berikut berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kecemasan sekaligus menjaga kesehatan lambung
1. Latihan Pernapasan
Teknik pernapasan dalam, seperti diaphragmatic breathing, dapat membantu menenangkan sistem saraf dan menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Diaphragmatic breathing dapat dilakukan dengan posisi terlentang dengan bantal di bawah kepala dan lutut untuk menopang tubuh agar lebih nyaman. Tarik napas perlahan melalui hidung, biarkan udara masuk dalam-dalam, ke arah perut bagian bawah. Tangan di dada harus tetap diam, sementara tangan di perut harus terangkat. Kencangkan otot perut dan biarkan turun ke dalam saat menghembuskan napas melalui bibir yang mengerucut. Tangan di perut harus bergerak ke bawah ke posisi semula.
2. Pola Makan Sehat
Menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung, seperti makanan pedas, berminyak, dan asam, sangat disarankan. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering juga bisa membantu.
3. Olahraga Rutin
Aktivitas fisik seperti yoga, pilates, atau jalan santai dapat meredakan ketegangan mental sekaligus memperbaiki fungsi pencernaan.
4. Manajemen Stres
Belajar mengelola waktu, membuat daftar prioritas, dan menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan.
5. Konsultasi Psikolog atau Psikiater
Jika kecemasan terasa sulit dikendalikan, bantuan profesional sangat disarankan. Terapi seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) telah terbukti efektif dalam mengatasi kecemasan.
6. Obat dan Suplemen
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi produksi asam lambung atau meredakan kecemasan. Obat-obatan seperti antasida atau inhibitor pompa proton (PPI) sering digunakan untuk mengatasi gejala lambung.
Sumber: Website iStock
Kesadaran masyarakat mengenai hubungan antara kecemasan dan gangguan pencernaan sangatlah penting. Edukasi tentang gejala awal serta langkah-langkah pencegahan dapat membantu mengurangi prevalensi gangguan pencernaan akibat stres. Selain itu, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar juga memainkan peran kunci dalam membantu individu menghadapi kecemasan yang mereka alami.
Kecemasan adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi dampaknya pada kesehatan fisik, terutama pada saluran pencernaan, tidak boleh diremehkan. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Jika sering mengalami kecemasan yang mengarah pada gangguan pencernaan, langkah pertama adalah mengenali gejala dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Dengan penanganan yang tepat, keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik dapat dicapai.
Baca juga: Posisi Tidur yang Bermanfaat Untuk Asam Lambung, Ternyata Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Referensi
- Stres Bisa Sebabkan Risiko Asam Lambung, Begini Cara Mencegahnya – NU Online
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) – Mayo Clinic
- Linking GERD and the Peptide Bombesin: A New Therapeutic Strategy to Modulate Inflammatory, Oxidative Stress and Clinical Biochemistry Parameters (2024), National Library of Medicine
- Pathophysiology of Gastroesophageal Reflux Disease (2018), National Library of Medicine
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien