Ini Prospek Karir Lulusan Gizi Tanpa STR yang Perlu Kamu Tahu! 

ApleFriends, para mahasiswa gizi, sudah terpikirkan belum karir apa yang akan dipilih ketika lulus? Terasa wajar apabila kita dihadapkan oleh rasa bingung ketika menentukan jalan karir apa yang akan kita tempuh. Apalagi apabila ApleFriends tidak berminat terjun ke bidang klinik. 

Namun, ternyata karir gizi tidak melulu soal klinik lho, terdapat berbagai opportunity lainnya yang terbuka dan bisa teman-teman coba. Bagi kalian yang saat ini masih bimbang, kalian perlu simak penjelasan berikut ini!

Kenali tentang Profil Tenaga Gizi 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2024 pasal 11 ayat 9 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Apa perbedaanya? 

  • Nutrisionis adalah tenaga gizi yang mempunyai pendidikan gizi minimal dengan ijazah Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi. 
  • Dietisien adalah tenaga gizi dengan pendidikan gizi Strata 1 (S1) Gizi atau Diploma IV (D4) Gizi yang menyelesaikan pendidikan profesi Dietisien. 

Apa Saja Kompetensi Tenaga Gizi? 

Kedua tenaga gizi memiliki kompetensi dengan jumlah yang sama yaitu tujuh (7). Akan tetapi, isi kompetensi dari masing-masing tenaga gizi ini berbeda. Berikut merupakan penjabarannya: 

Nutrisionis Dietisien 
Pelayanan gizi oleh nutrisionis mengutamakan pelayanan yang bersifat promotif dan preventifPelayanan gizi dan dietetik (asuhan gizi dan penyelenggaraan makanan) dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Area Kompetensi:Profesionalitas yang luhur Mawas diri dan pengembangan diri Komunikasi efektif Pengelolaan informasi Landasan ilmiah: ilmu gizi, pangan, biomedik, humaniora, kesehatan masyarakat Keterampilan gizi masyarakat, penyelenggaraan makanan (food service), dan clinical nutritionPengelolaan masalah gizi dan pemberdayaan masyarakatArea Kompetensi: Profesionalitas yang luhur Mawas diri dan pengembangan diri Komunikasi efektif Pengelolaan informasi Landasan ilmiah ilmu gizi, ilmu pangan, ilmu dietetik, ilmu biomedik, dan ilmu humaniora Keterampilan asuhan gizi dan dietetik individu, komunitas, dan penyelenggaraan makanan diet Pengelolaan masalah dan pelayanan gizi dan dietetik. 

Dari kompetensi tersebut, tenaga gizi dietisien lebih menekankan pada ilmu dan keterampilan dietetik yang mana belum menjadi bagian dari kompetensi nutrisionis. Di sisi lain, nutrisionis memiliki kompetensi landasan ilmu terkait dengan kesehatan masyarakat yang tidak ditonjolkan pada mahasiswa dietisien. 

Bagaimana Kebijakan STR di Indonesia?

Kebijakan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 menyebutkan bahwa lulusan sarjana akademik termasuk sarjana (S1) Gizi tidak dapat membuat Surat Tanda Registrasi (STR). Apabila ingin mendapatkan STR, mahasiswa lulusan sarjana perlu untuk menyelesaikan pendidikan profesi terlebih dahulu. 

Dalam pelaksanaan pendidikan profesi, lulusan S1 Gizi tetap perlu untuk mengikuti dan lulus Uji Kompetensi Ahli GIzi Nasional (UKOMNAS). Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengajukan STR melalui Konsil Tenaga Ahli Kesehatan Indonesia (KTKI). Persyaratan STR umumnya muncul untuk ahli gizi klinis yang bekerja di rumah sakit. 

Apa Saja Prospek Karir Gizi Tanpa STR?

prospek-karir-gizi
Sumber: Freepik 

Kebijakan STR di atas tanpa disadari cukup menjadi kendala dalam mencari lapangan pekerjaan. Nah, tetapi ApleFriends masih memiliki opsi karir lainnya yang dapat dijalani tanpa adanya STR yaitu sebagai berikut: 

1. Ahli Gizi Industri 

Menjadi ahli gizi tidak hanya terbatas melayani orang sakit, tetapi bisa juga kepada orang sehat lho. Kesempatan menjadi ahli gizi industri umumnya terbuka pada perusahaan yang memiliki program wellness atau memperhatikan kesehatan karyawan dan pekerjanya. 

2. Ahli Gizi Olahraga 

Walaupun saat ini, posisi ini banyak mencari individu dengan kompetensi dietisien, masih terbuka banyak kesempatan untuk lulusan sarjana gizi untuk bergabung di dalamnya. Ahli gizi olahraga memiliki tugas seperti menghitung kebutuhan gizi atlet, berkolaborasi dengan coach terkait program olahraga, dan memberikan konsultasi seputar permasalahan gizi atlet. 

3. Quality Control atau RnD Industri 

Untuk quality control, ahli gizi bertugas untuk mengawasi dan memastikan produk yang diproduksi memiliki kualitas yang sesuai dan layak untuk didistribusikan. Sementara untuk Research and Development (RnD) industri berkecimpung dalam pengembangan dan uji produk makanan agar memenuhi kualifikasi yang ditetapkan. 

4. Researcher atau Peneliti

Lulusan gizi tanpa STR bisa juga menjadi bagian dari tim peneliti. Penelitian yang dilakukan bisa bermacam-macam seperti uji kandungan gizi bahan pangan, pengembangan produk non komersial untuk penelitian, dan sebagainya.  

5.Tenaga Pendidik atau Akademisi

Apabila ApleFriends yang lulus dari sarjana gizi tertarik dalam bidang akademisi, kalian bisa mulai untuk menjadi asisten dosen atau tenaga pengajar seperti asisten praktikum. Kemudian, kalian dapat mulai untuk menjadi akademisi ketika sudah menyelesaikan studi S2 (Magister Gizi dan sejenisnya). 

6. Content Creator atau Content Writer

Perkembangan zaman ke arah digitalisasi sangat mendukung profesi ini. Sejumlah platform yang mendukung content creator yaitu seperti Instagram dan TikTok yang membahas terkait gizi. Sementara itu, untuk content writer, terbuka kesempatan untuk menjadi penulis atau journalist artikel di platform seperti website, Instagram, LinkedIn, dan sebagainya. 

Ternyata walaupun tanpa adanya STR, ApleFriends tak perlu risau ya! Masih banyak karir gizi yang bisa dijalani seperti di atas. Yuk, kenali lebih jauh tentang profil gizi dan temukan peluang karir yang sesuai dengan passion kamu!

Baca Juga: Seberapa Penting STR bagi Lulusan S1 Gizi untuk Praktik Profesional?

Referensi

  1. Ahli Gizi | Universitas Sari Mutiara Indonesia 
  2. Standar Kompetensi Nutrisionis (2018),  Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) 
  3. Standar Profesi Dietisien (2022), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
  4. Surat Edaran Dirjen Nakes No. PT.01.03/F/570/2024 tentang Persyaratan Kualifikasi Pendidikan dan STR | AIPGI 

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok