Restoran All You Can Eat (AYCE) semakin populer, terutama di kalangan anak muda. Restoran ini memiliki daya tarik yang khas karena memberikan pengalaman konsumen untuk dapat sepuasnya mengonsumsi makanan yang telah disediakan dengan satu harga. Selain itu, pengalaman favorit yang ditawarkan adalah memanggang daging sendiri di atas meja, lengkap dengan pilihan makanan pendamping lainnya, bumbu, dan saus yang bisa diracik sesuai selera.
Namun, di balik kenikmatan dan sensasi memanggang tersebut, terdapat potensi bahaya yang sering diabaikan, paparan zat karsinogenik yang dapat terbentuk selama proses memasak ternyata dapat berisiko terhadap kesehatan jangka panjang, termasuk meningkatnya risiko kanker.
Bahaya di Balik Daging yang Dibakar

Masyarakat Indonesia sangat menyukai olahan daging yang dibakar karena rasanya yang lezat dan aroma khas yang menggugah. Namun, di balik kenikmatannya, masih banyak yang belum menyadari bahwa proses pembakaran daging dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, yaitu heterocyclic aromatic amines (HAA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang berbahaya bagi kesehatan.
Pemanggangan daging (grilling dan roasting) dapat meningkatkan kandungan HAA secara signifikan. Lebih dari dua lusin HAA telah diidentifikasi dalam makanan yang dimasak dengan suhu tinggi. Semakin gelap warna daging yang dibakar, maka semakin tinggi juga kadar HAA pada daging tersebut.
PAH merupakan zat karsinogenik terbesar dan termasuk zat yang beracun untuk tubuh manusia. PAH dapat terlibat dalam menyebabkan kanker payudara, paru-paru, dan usus besar. Zat ini juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada janin selama kehamilan, serta merusak saraf, organ reproduksi, tulang dan lapisan usus. PAH terbentuk terutama akibat pembakaran yang tidak sempurna, seperti pada proses pengasapan, pemanggangan, dan proses memasak barbeque. Kandungan PAH tertinggi ditemukan pada makanan yang dibakar langsung diatas arang, terutama pada produk daging berlemak atau daging yang dipanggang terlalu lama. Peningkatan kadar PAH pada pembakaran daging berlemak juga dapat meningkatkan kadar lemak dalam makanan dan menurunkan kualitas daging yang dikonsumsi.
Hubungan Zat Karsinogenik dengan Kanker

Karsinogenik merupakan zat, radiasi, atau agen lain yang berpotensi menyebabkan kanker. Jika terhirup, tertelan, atau bersentuhan dengan kulit, zat ini dapat memicu perubahan atau mutasi pada DNA yang mengarah pada pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak terkendali, yang pada akhirnya akan memicu perkembangan kanker. Tidak hanya dari daging yang dibakar, zat karsinogenik juga dapat ditemukan pada virus, radiasi, dan beberapa jenis polusi seperti asap kendaraan atau asap rokok.
Risiko seseorang terkena kanker karena paparan zat karsinogenik bergantung pada berbagai faktor, termasuk jumlah dan lama paparan, kondisi lingkungan lainnya, serta faktor genetik individu. Agen penyebab kanker dapat menyebabkan kerusakan genom, kematian sel, stres oksidatif, perubahan DNA, hingga peradangan kronis di berbagai jaringan tubuh. Sebagian besar zat karsinogenik bekerja dengan merusak DNA sel, sehingga menyebabkan mutasi yang memicu proses kanker.
9 Tips Makan All You Can Eat Bebas Zat Karsinogenik

1. Pilih Daging Rendah Lemak
Lemak yang menetes di bawa api dapat menghasilkan asap berlebihan yang mengandung zat karsinogenik. Selain itu, proses pembakaran daging yang berlemak juga dapat meningkatkan kadar lemak daging tersebut.
2. Rendam Daging Sebelum Dibakar
The American Institute for Cancer Research menyebutkan bahwa merendam daging dalam bumbu selama 30 menit dapat mengurangi pembentukan zat karsinogenik. Pilihlah bumbu rendaman yang tradisional dan alami sebagai rendaman daging.
3. Rebus Daging Sebelum Dipanggang
Merebus daging terlebih dahulu akan mengurangi waktu pembakaran sehingga mengurangi pembentukan zat karsinogenik. Selain itu, merebus daging terlebih dahulu dapat mengurangi kadar lemak pada daging
4. Jangan Memanggang Terlalu Lama dan Terlalu Panas
Hindari memanggang dengan suhu yang terlalu tinggi. Kurangi juga waktu memanggang agar pembentukan zat karsinogenik dapat diminimalkan.
5. Iris Daging Tipis-Tipis
Potongan daging yang tipis akan lebih cepat matang. Hal ini dapat meminimalkan paparan panas berlebih yang dapat membentuk zat karsinogenik.
6. Balik Daging Secara Rutin
Membolak-balik daging secara berkala saat dibakar sangat disarankan. Cara ini dapat mencegah pembentukan bagian gosong berlebihan.
7. Batasi Konsumsi Daging Olahan yang Dibakar
Daging olahan seperti sosis, bacon, atau ayam yang dibakar terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kanker. Jadi, lebih baik batasi mengonsumsi daging olahan yang dibakar.
8. Hindari Pemanggangan Langsung di Atas Bara Api
Gunakan pelapis atau alat panggang untuk mencegah kontak langsung antara daging dan arang. Daging yang dipanggang langsung di atas arang mengandung PAH yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan alat panggang.
9. Buang Bagian yang Gosong
Potong dan buang bagian hitam pada permukaan daging sebelum dikonsumsi. Bagian tersebut berisiko mengandung banyak zat karsinogenik.
Baca Juga: Apakah Benar Makanan yang Dibakar atau Dipanggang Meningkatkan Risiko Kanker Usus? Ini Kata Studi
Referensi
- Bagaimana Makan Barbeque Tanpa Kena Kanker? | Daya
- Kajian Pustaka: Pemicu Kanker Dalam Sate, Ayam/Bebek/Ikan Bakar/Goreng dan Abon (2021), Jurnal Litbang Sukowati
- Occurrence of Carcinogens and Their Potential Effects on Human Health – A Review (2024), UMYU Scientifica
Editor: Eka Putra Sedana