Apakah ApleFriends pernah mendengar tentang terapi gizi berbasis gen?
Teknologi ini dikenal dengan nama nutrigenomik—sebuah pendekatan modern dalam pengobatan yang mengandalkan diet dan pola makan yang disesuaikan dengan informasi genetik seseorang.
Nutrigenomik tidak hanya membantu kita memahami jenis makanan yang paling sesuai dengan tubuh, tetapi juga memberikan panduan diet yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan, termasuk penyakit seperti diabetes.
Lalu, bagaimana bukti ilmiah dan peran nutrigenomik dalam mendukung terapi pengobatan diabetes? Yuk, simak informasi lengkapnya!
Bagaimana Gen Mempengaruhi Risiko Diabetes dan Pengaturan Gula Darah?
Setiap orang memiliki variasi genetik yang memengaruhi cara tubuh menyerap, memetabolisme, dan membuang zat gizi, termasuk gula. Variasi ini berperan dalam menentukan risiko seseorang terhadap diabetes dan bagaimana tubuhnya merespons asupan gula. Nutrigenomik menunjukkan bahwa pola makan tidak hanya memengaruhi kesehatan secara umum, tapi juga bisa mengubah ekspresi gen yang bertanggung jawab atas pengaturan gula darah, hormon, dan metabolisme insulin (hormon pengatur gula darah).
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa ada bagian kecil dalam DNA kita (disebut SNP) yang berhubungan dengan kadar gula darah. Beberapa gen seperti TCF7L2, PPARγ, dan KCNJ11 terbukti berperan dalam peningkatan risiko diabetes tipe 2, karena memengaruhi cara tubuh memproses gula darah sesuai dengan variasi genetik yang ada dalam tubuhnya.
Bagaimana Peran Gen dalam Diet Diabetes?
Menurut studi ilmiah, beberapa penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2 memiliki perjalanan penyakit (patogenesis) yang dipengaruhi oleh faktor genetik, pola makan, dan lingkungan. Genetik memegang peranan penting karena dapat menentukan kerentanan seseorang terhadap diabetes, serta bagaimana tubuh merespons terapi tertentu.
Menariknya, pola makan tidak hanya menjadi faktor risiko, tetapi juga dapat memengaruhi ekspresi gen melalui interaksi antara zat gizi dan gen (nutrigenomik). Artinya, makanan yang dikonsumsi seseorang dapat memodulasi cara kerja gen yang berperan dalam perkembangan atau pencegahan diabetes.
Dengan memahami interaksi ini, maka terapi diet diabetes bisa menjadi lebih personal, karena mempertimbangkan profil genetik seseorang untuk menentukan pola makan dan pengobatan yang paling efektif.
Zat Gizi Apa yang Memengaruhi Gen pada Diabetes?
1. Polifenol
Salah satu senyawa yang berhubungan dengan ekspresi genetik adalah polifenol—metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan dan menjadi bagian dari makanan manusia. Polifenol memiliki potensi untuk berinteraksi dengan materi genetik dan dapat mengubah ekspresi gen-gen penting. Salah satu contoh pola makan tinggi polifenol adalah diet mediterania yang terdiri dari asupan seimbang buah, sayur, ikan, serealia, dan lemak tak jenuh ganda, serta dikombinasikan dengan pengurangan konsumsi daging dan produk susu.
Pola makan ini telah terbukti efektif dalam mencegah berbagai gangguan metabolik seperti penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2, serta menurunkan risiko penyakit kognitif dan kanker. Selain itu, polifenol juga berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi, serta telah diteliti dalam kaitannya dengan pencegahan dan pengobatan diabetes tipe 2. Penerapan diet Mediterania diketahui dapat menurunkan angka kejadian diabetes hingga 52%.
2. Vitamin
Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian, beberapa vitamin sangat berhubungan dengan genetik dan diabetes seperti:
- Vitamin D terbukti dapat membantu tubuh dalam mengeluarkan insulin dan melindungi sel-sel tubuh. Hal ini terjadi karena vitamin D mampu menurunkan kadar zat-zat pemicu peradangan dalam tubuh, seperti IL-1, IL-6, dan TNF-α yang sering meningkat pada penderita diabetes.
- Vitamin A berperan penting dalam pembentukan dan fungsi pankreas, khususnya bagian yang menghasilkan insulin (pulau Langerhans).
- Vitamin B7 (Biotin) pada penelitian dengan percobaan tikus diabetes menunjukkan bahwa biotin dapat meningkatkan antioksidan alami tubuh, mengurangi peradangan, dan mengontrol kadar gula darah. Hal ini terjadi karena biotin memengaruhi beberapa jalur kerja gen penting seperti PPAR-γ, IRS-1, dan NF-κB, yang semuanya berkaitan dengan metabolisme dan peradangan.
3. Protein atau Asam Amino
Asam amino dari makanan, seperti dari beras merah atau protein susu (casein), terbukti dapat membantu pengaturan gula darah pada diabetes tipe 2 dengan cara memengaruhi kerja gen di pankreas dan mengurangi peradangan. Studi pada tikus menunjukkan bahwa zat gizi ini dapat menekan gen yang meningkatkan gula darah serta menghambat aktivitas inflamasi yang sering muncul pada diabetes.
Baca juga: Mitos atau Fakta: Apakah Penderita Diabetes Tidak Boleh Makan Buah?
Referensi
- Nutrigenomics in Regulating the Expression of Genes Related to Type 2 Diabetes Mellitus (2021), Frontiers in Physiology
- Association between Genotype and the Glycemic Response to an Oral Glucose Tolerance Test: A Systematic Review (2023), Nutrients
- Nutrigenomics: Diabetes Perspective (2019), Asian Journal of Emerging Research
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD