Penumpukan lemak dalam tubuh tidak hanya berpengaruh pada penampilan, tetapi juga pada kesehatan jantung. Salah satu jenis lemak yang sering diabaikan adalah lemak dalam otot rangka, yang disebut lemak intermuskular. Studi terbaru European Heart Journal, mengungkapkan bahwa lemak dalam otot dapat menyebabkan peradangan dan gangguan metabolisme yang merusak pembuluh darah dan jantung. Setiap peningkatan 1% lemak dalam otot rangka meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular sebesar 7%.
Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan lemak ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung dan gagal jantung, bahkan tanpa mengandalkan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau lingkar pinggang. Yuk, Aplefriends, simak penjelasan lengkapnya!
Apa yang Terjadi Ketika Lemak Menumpuk di Dalam Otot Anda?
Otot rangka adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh manusia, yang menyumbang sekitar 40% dari total berat badan. Otot ini memiliki peran penting dalam memungkinkan gerakan tubuh dan menjaga keseimbangan glukosa serta lemak dalam tubuh. Namun, ketika lemak menumpuk secara berlebihan di dalam otot, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Penumpukan lemak pada otot rangka, atau yang terkenal sebagai myosteatosis, dapat terjadi dalam dua bentuk:
- Lemak intermuskular (Intermuscular Adipose Tissue / IMAT) : Lemak yang terdapat di antara serat otot.
- Lemak intra-myocellular(Intramyocellular Lipid / IMCL): Lemak yang ada di dalam serat otot.

Apa yang Membuat Otot Berlemak?
Penumpukan lemak pada otot rangka disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
- Penuaan : Seiring bertambahnya usia, massa otot cenderung berkurang, sementara lemak dalam otot meningkat.
- Kurang Aktivitas Fisik : Otot yang jarang digunakan lebih cenderung menyimpan lemak, baik di antara serat otot maupun di dalam serat otot.
- Resistensi Insulin : Kondisi di mana tubuh kurang responsif terhadap insulin bisa menyebabkan penumpukan lemak, yang sering dikaitkan dengan diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
- Obesitas : Orang dengan obesitas cenderung memiliki lebih banyak lemak di antara serat otot rangka.
- Genetika : Beberapa orang secara genetik lebih rentan menimbun lemak di area tertentu, termasuk otot.
Risiko Kardiovaskular Akibat Otot Berlemak
Selama ini, risiko penyakit jantung atau kardiovaskular sering dinilai berdasarkan IMT dan ukuran lingkar pinggang. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa penumpukan lemak di dalam otot, terutama lemak intermuskular, bisa menjadi indikator yang lebih akurat. Lantas, mengapa otot berlemak bisa memicu risiko penyakit kardiovaskular?
1. Memicu Peradangan Kronis
Lemak intermuskular dapat memicu peradangan yang merusak pembuluh darah kecil di jantung. Gangguan ini mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk melebar dan mengalirkan darah, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung.
2. Gangguan Metabolisme Glukosa
Penumpukan lemak di otot mengganggu metabolisme glukosa, memicu resistensi insulin yang berhubungan dengan diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Kondisi ini merusak pembuluh darah dan otot jantung, melemahkan kemampuannya memompa darah, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung dan serangan jantung.
3. Penurunan Massa dan Kualitas Otot (Sarkopenia)
Massa dan kualitas otot dapat berkurang akibat adanya lemak yang menumpuk pada otot, yang dikenal sebagai sarkopenia. Kondisi ini tidak hanya memperburuk gejala gagal jantung, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular lainnya.
4. Kerusakan Otot Jantung
Peradangan dan gangguan metabolik yang disebabkan oleh lemak di otot dapat merusak otot jantung secara langsung, mengurangi kemampuannya untuk memompa darah, dan pada akhirnya menyebabkan gagal jantung atau serangan jantung.
Jaga Otot, Cegah Lemak: Langkah Sederhana untuk Menjaga Keseimbangan Tubuh
Untuk mencegah penumpukan lemak dalam otot dan menjaga kesehatan jantung, ada beberapa langkah yang dapat Aplefriends lakukan:
- Aktivitas Fisik yang Teratur : Latihan kekuatan (angkat beban, berjalan, berlari, berenang, bersepeda) membantu membakar lemak, termasuk lemak dalam otot.
- Konsumsi Protein yang Cukup : Protein (daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, susu) penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot.
- Perhatikan Asupan Karbohidrat : Pilih karbohidrat kompleks (gandum utuh, buah, sayuran) dan hindari gula berlebihan.
- Konsumsi Lemak sehat : Lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun) baik untuk jantung jika dikonsumsi dalam jumlah tepat.
- Menjaga Berat Badan Ideal : Menjaga berat badan sehat mencegah penumpukan lemak, termasuk di otot.
- Peningkatan Asupan Vitamin D dan Kalsium : Vitamin D membantu penyerapan kalsium, penting untuk kesehatan tulang dan otot.
Penumpukan lemak di otot tidak hanya menambah lemak yang tidak sehat, tetapi juga memicu masalah kesehatan yang serius. Untuk itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan otot dan mencegah penumpukan lemak di dalamnya.
Baca Juga: Penyakit Jantung bisa dari Gigi Berlubang? Apakah Mungkin?
Referensi :
- Fatty muscles raise the risk of serious heart disease regardless of overall body weight – sciencedaily.com
- Skeletal muscle adiposity, coronary microvascular dysfunction, and adverse cardiovascular outcomes (2025), European Heart Journal
- Fat infiltration in skeletal muscle: Influential triggers and regulatory mechanism (2024), iScience
- Quality Matters as Much as Quantity of Skeletal Muscle: Clinical Implications of Myosteatosis in Cardiometabolic Health (2021), Endocrinology and Metabolism
- Muscle fat may pose higher risk to heart health than other forms of fat – medicalnewstoday.com
- How to Lose Fat Without Losing Muscle – healthline.com
- Fatty Infiltration of Skeletal Muscle: Mechanisms and Comparisons with Bone Marrow Adiposity (2016), Frontiers in Endocrinology
Editor : Rheinhard, S.Gz., Dietisien