Orang tua kita mungkin sering berkata bahwa puasa itu selain amal ibadah juga baik bagi kesehatan. Tapi tahukah kamu bagaimana sebenarnya yang terjadi di tubuh kita saat puasa?
Autofagi: Si Pembersih Otomatis
Kondisi saat tubuh puasa akan memicu respon tubuh yang disebut Autofagi, yakni proses tubuh membuang sel-sel rusak dan memungkinkan tubuh mendaur ulang sel yang tidak lagi berfungsi optimal.
Autofagi berasal dari bahasa Yunani, “autos” yang berarti diri sendiri dan “phagomai” yang berarti “memakan”. Secara harfiah akan berarti “memakan diri sendiri”. Proses ini berfungsi dalam menjaga kesehatan sel, meningkatkan efisiensi kerja sel, serta bentuk pencegahan dan penanganan penyakit.
Nah, saat puasa, tubuh tidak menerima asupan makanan yang cukup dalam jangka waktu tertentu sehingga sel tubuh kehabisan sumber energinya. Dalam mekanisme bertahan hidup, tubuh akan memanfaatkan cadangan energi yang ada dengan mendaur ulang sel-sel rusak sebagai sumber energi.
3 Tahap Mekanisme Puasa Autofagi
1 Penurunan glukosa dan hormon insulin
Saat berhenti makan, asupan glukosa juga akan menurun sehingga tubuh akan secara otomatis mengurangi produksi hormon insulin. Tahap ini akan memberikan sinyal pada tubuh untuk memanfaatkan sumber energi lain, selain dari glukosa bebas yang mengalir pada peredaran darah.
2 Pemecahan glikogen sebagai sumber energi utama
Tubuh memiliki cadangan energi yang disimpan dalam bentuk glikogen pada organ hati. Ketika puasa berlangsung cukup lama, tubuh akan memproduksi hormon glukagon untuk membantu pemecahan glikogen menjadi glukosa bebas. Maka, glukosa bebas inilah yang akan dialirkan pada peredaran darah dan dapat menjadi energi bagi sel-sel tubuh.
3 Mekanisme Ketosis sebagai cadangan energi
Saat cadangan glikogen habis, tubuh akan memasuki fase ketosis. Yakni mekanisme tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama. Hal ini lah yang meningkatkan proses autofagi. Menurut penelitian dari Journal Advanced Nutrition, autofagi biasanya dimulai setelah 24 jam berpuasa dan mencapai tingkat optimal setelah 2-4 hari puasa. Namun tentunya akan berbeda-beda prosesnya pada setiap orang serta dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti umur dan genetik.
Apakah Puasa Autofagi bisa membuat Kulit Glowing?
Proses autofagi akan mempengaruhi semua sel, jaringan, dan organ tubuh secara keseluruhan. Dengan konsep dasar autofagi dalam mendaur ulang dan meregulasi sel, tidak lepas sel kulit juga akan mendapat dampak positifnya.
Penelitian dari Journal Biomedicines dan Journal Cells menyingkap cara kerja autofagi yang berperan dalam mengontrol populasi sel kulit sehat, mencegah patogen dan menstimulasi mekanisme anti inflamasi sebagai bentuk pertahanan sel kulit sehat.
Gambar dibawah adalah contoh efek positif pada kulit dengan pembentukan keratinosit pada jaringan epidermis kulit. Keratinosit selain berperan sebagai lapisan pelindung kulit terluar, juga punya fungsi penting dalam efektivitas sistem kerja imun pada kulit.

Maka dengan kondisi autofagi, sel-sel kulit akan dipicu regenerasinya sehingga kondisi kulit baru yang sehat akan terbentuk dan membuat efek “glowing”.
Asupan Nutrisi, Puasa Autofagi, dan Kulit Glowing: Apa hubungannya?
Nah, pertanyaan selanjutnya yakni apakah pilihan makanan dapat mempengaruhi proses autofagi dan efeknya terhadap kondisi kulit? Dikutip dari Insider Tracker, puasa adalah salah satu cara mengaktifkan mekanisme autofagi pada tubuh. Maka, diet dengan asupan nutrisi seimbang harus menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan tubuh secara optimal.
Sumber makanan yang tinggi senyawa bioaktif polifenol memiliki fungsi antioksidan dan dapat memberikan perlindungan dari senyawa radikal yang merusak sel tubuh. Biasanya, polifenol terkandung secara alami pada tumbuhan seperti teh hijau, anggur merah (yang terbuat dari kulit anggur), kacang-kacangan, bawang-bawangan, buah seperti apel dan beri, dan lain-lain.
Maka, dengan memperkaya asupan antioksidan, juga membantu proses pembentukan sel tubuh yang sehat, tak terkecuali sel kulit.
Baca juga: Puasa Ramadhan, Rahasia Dapat Manfaat ala Intermittent Fasting!
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- The Beneficial and Adverse Effects of Autophagic Response to Caloric Restriction and Fasting. 2023: Journal Advanced Nutrition.
- Autophagy Fasting: What You Should Know Before Starting Your Fast – Insider Tracker
- Mengenal Autophagy, Pembersihan Sel Saat Puasa yang Menyehatkan – CNN Indonesia
- Autophagy: Guardian of Skin Barrier. 2022: Journal Biomedicines.
- Shining Light on Autophagy in Skin Pigmentation and Pigmentary Disorders. 2022: Journal Cells